"Ada apa? Aku sibuk. Sebaiknya bicara yang sangat penting." Dennis tetap fokus memeriksa dokumen yang harus dia tanda tangani tanpa melirik Tania sedikitpun
"Kenapa kamu memutuskan sepihak perjodohan kita? Aku salah apa padamu Dennis? Kalau aku punya salah, katakan! Kamu tidak pernah memberikanku kesempatan untuk menjadi apa yang kamu mau!" Tania histeris setengah berteriak begitu mendengar dari orangtuanya kalau perjodohan mereka dibatalkan.
"Apa yang aku mau? KAMU SALAH! Aku tidak ingin perempuan yang menjadi istriku kelak adalah mengikuti apa yang aku mau. Cih sudahlah, kamu membuang-buang waktuku saja! Keluar!" Dennis jengah meladeni sikap manja Tania.
"Dennis, tolong beri aku kesempatan kedua. Aku mencintaimu. Apa kamu lupa dengan janji kita saat kita kecil?" Perempuan keras kepala itu mendekati Dennis memutar meja dan duduk dipangkuan Dennis perlahan. Dibelainya pipi sang pujaan hati berhati es beku.