"Teman lacurmu," kata Renji. Lalu tersenyum meski tetap terlihat bermasalah. "Dia menyarankanku untuk jatuh cinta dengan mudah. Tak perlu mencari yang seperti idealku. Aku hanya harus merasa dekat dengan orang itu."
DEG
"Dan orang itu aku? Kenapa bisa..." batin Ginnan
Ginnan pias. "Aku sungguh tak mengerti..." gumamnya dengan suara tercekat. Dia lantas menepuk lembut bahu tegang itu. "Tapi jujur saja... kau itu pria hebat, Ren. Sayang jika tidak memiliki keturunan. Haha... bisa kau bayangkan sebentar? Di masa depan masih ada kemungkinan yang luar biasa. Mungkin seperti-ah! Ada bocah-bocah dengan wajah datar sepertimu. Bukankah mereka akan sangat lucu?"