Audi berjalan menyusuri kooridor untuk sampai di kelasnya. Ia berjalan berdampingan dengan Alex. Banyak siswa dan siswi yang berkerumun di depan kelas, mereka membicarakan gosip terbaru dan masih hangat.
Awalnya Audi tidak penasaran tentang gosip itu, tetapi ia menjadi penasaran karena mereka menyebut nama Kenzie dan Aura. Sebenarnya apa yang terjadi kepada mereka?
"Maaf, gue mau tanya, ini ada gosip apaan ya? Kok semuanya heboh sendiri?" tanya Audi kepada salah satu siswi.
Siswi itu menatap Audi selama beberapa detik. "Lo nggak tau berita itu?"
Audi menyiritkan dahinya. "Memangnya ada berita apa?"
"Kenzie sama Aura udah tunangan dua minggu yang lalu dan katanya hubungan mereka menjadi sangat dekat. Seriusan lo nggak tau?"
Duarr! Jantung Audi seperti dihantam ombak yang sangat besar. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, pandangannya mulai mengabur. Ia sama sekali tidak percaya dengan semua ini. Ia mengerjapkan matanya berulang kali dan berharap ini semua hanyalah mimpi belaka.
"Ayo ke kelas," ucap Audi lalu menarik tangan Alex.
Sesampainya di kelas, Audi langsung menelungkupkan tubuhnya diatas meja. Lagi-lagi air matanya menetes dengab deras. Alex mencoba menenangkan Audi, ia tidak bisa melihat Audi seperti ini.
"Lo tenang ya, jangan terlalu dipikirin. Mungkin aja yang mereka bilang belum tentu benar. Jangan terlalu gampang termakan gosip," ucap Alex sembari mengusap punggung Audi.
"Tapi, mereka semua benar. Kenzie udah ngejauhin gue selama dua minggu."
"Ssstt, puteri cantik nggak boleh nangis," ucap Alex lalu mengusap air mata Audi.
Audi menatap Alex dengan penuh makna. Mereka saling menatap satu sama lain selama beberapa detik.
"Kenapa gue nggak bisa cinta sama lo? Padahal lo baik banget sama gue," ucap Audi.
Alex tersenyum. "Mungkin belum saatnya."
"Maaf," lirih Audi.
"Nggak perlu minta maaf, lo nggak salah apapun. Perasaan itu nggak bisa dipaksa, kan? Tapi jujur aja, gue nggak bisa melihat lo kayak gini gara-gara Kenzie."
"Makasih ya Lex karena lo selalu ada untuk gue."
Alex mengangguk. "Gue akan ada di belakang lo selamanya walaupun lo nggak akan pernah cinta gue."
Audi terdiam dan tertohok mendengar ucapan Alex. Ia merutuki dirinya sendiri. Mengapa ia tidak bisa membagi cintanya untuk seorang lelaki sebaik Alex? Apakah sebenarnya hatinya sudah mati?
***
Kenzie sedang berada di dalam kelas bersama Jeff dan Rafy. Teman-teman sekelasnya sibuk mencuri pandang ke arah Kenzie. Jeff dan Rafy bingung menatap mereka yang memperhatikan sahabatnya itu, termasuk juga dengan Kenzie.
"Mereka ngapain, sih? Kok ngelihatin lo gitu banget?" tanya Jeff.
"Tau tuh, lo ada salah apa gitu?" sahut Rafy.
Kenzie mengangkat kedua bahunya. "Gue sama sekali nggak tau kenapa mereka gitu. Coba lo tanya aja sama mereka."
Jeff dan Rafy menghampiri sekumpulan cewek-cewek yang sedang sibuk bergosip.
"Kalian lagi gosipin apaan, sih? Kok ngelihatnya ke arah Kenzie terus?"
Salah satu siswi menjawab. "Lo nggak tau? Kan gosip Kenzie sama Aura tunangan itu udah kesebar ke seantero sekolah ini."
Jeff dan Rafy saling menatap satu sama lain. Mereka sama sekali tidak tahu menahu soal pertunangan itu. Dengan cepat, mereka menarik tangan Kenzie dan membawanya ke rooftop.
"Duh, ngapain sih?" protes Kenzie.
"Lo udah tunangan sama Aura?" tanya Jeff.
Kenzie menatap kedua temannya yang sedang menatap dirinya dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
"Iya."
"KENAPA LO NGGAK CERITA SAMA KITA?" ucap Jeff dan Rafy berbarengan.
Kenzie membuang nafas pelan. "Gue nunggu waktu yang tepat. Nggak ada yang tahu tentang perjodohan ini selain keluarga gue dan Aura."
Rafy mengerutkan dahinya. "Jadi Audi belum tau?"
Kenzie menggeleng.
"Mampus lo! Berita tentang lo tunangan itu udah kesebar ke seluruh angkatan di sekolah ini. Mungkin aja Audi udah tau tentang ini. Lo nggak mau menjelaskan ke dia?"
Raut wajah Kenzie berubah. Awalnya santai, kini ia khawatir jika Audi semakin membencinya. Namun Kenzie tidak yakin jika Audi mau mendengarkan semua penjelasannya.
"Nggak perlu, dia nggak akan percaya lagi sama gue," ucap Kenzie lalu pergi.
Jeff dan Rafy tidak percaya akan ucapan Kenzie. Mengapa Kenzie menyerah begitu saja? Mengapa Kenzie tidak memperjuangkan cintanya dengan Audi? Apakah diam-diam Kenzie sudah jatuh cinta dengan Aura? Sungguh, semua ini membingungkan.
***
Di tempat lain, ada seorang yang tersenyum puas. Senyum itu tidak bisa berhenti mengembang dari wajahnya. Ya, itu adalah Aura. Ia adalah sumber dari semua ini. Aura telah menyebarkan berita jika ia sudah bertunangan dengan Kenzie, Aura mengabaikan pesan yang dititpkan Kenzie dulu sebelum mereka resmi bertunangan.
"Lo beneran udah tunangan?"
"Ini semua serius, kan?"
"Gila, gue nggak nyangka banget lo udah sampai tahap itu sama Kenzie. Selamat, ya."
"Ngomong-ngomong, gimana perasaan Audi, ya? Apakah dia sudah tau?"
Begitulah reaksi para siswa dan siswi ketika Aura membocorkan semua ini. Ia sudah muak karena Kenzie terus menerus membela cewek itu. Aura juga ingin Kenzie melirik dirinya walaupun itu sedikit.
"Lihat aja, kalau Kenzie marah besar sama gue. Lo akan tau sendiri akibatnya," ucap Aura sembari memandangi foto Audi di layar ponselnya.
***
Bel pulang sekolah berbunyi, Audi dan Alex berjalan santai menuju parkiran. Audi masih setia menjadi pusat perhatian murid SMA Vla, sama seperti pagi tadi. Alex sudah mencoba mengalihkan pandangan Audi agar ia tidak terpengaruh oleh murid-murid itu.
"Nanti malam kita nonton film, yuk? Sambil makan mie gitu. Mau nggak?" tanya Alex dengan menatap Audi yang ada di sampingnya.
Audi menatap Alex sekilas. "Tumben banget lo, kesambet apa?"
Alex menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Nggak apa-apa sih, kemarin Kak Lina bilang ke gue kalau ada film bagus dan dia mau kita ikutan nonton sekalian."
"Oh..."
Audi dan Alex tidak sengaja bertemu dengan Kenzie dan Aura. Mereka berjalan bersama, bahkan hampir tidak ada jarak diantara mereka. Sesak. Itu yang dirasakan Audi.
Audi mencoba tegar dan tidak memperdulikan Aura dan Kenzie, tetapi Aura malah tersenyum sinis padanya. Audi tidak ingin membalas senyuman Aura atau bereaksi apapun, ia langsung menarik tangan Alex dan bergegas pergi dari sekolah ini.
Kenzie menatap Audi dan Alex, ia berpikir, apakah Audi sudah mengetahui tentang semua ini? Mengapa ia tidak bereaksi apapun? Oh Tuhan, apakah sudah tidak ada nama Kenzie lagi di hati Audi?
"Kamu kenapa ngelamun gitu? Ayo pulang, nanti keburu sore," ajak Aura dengan menggandeng tangan Kenzie.
"Sebelum pulang, gue mau tanya sesuatu sama lo," ucap Kenzie.
Wajah Aura berbinar. "Tanya apa?"
"Bener lo yang nyebarin gosip nggak penting itu?"
Aura mulai gelagapan. "Hah? Ya nggak mungkin. Aku kan udah janji sama kamu kalau nggak akan nyebar berita ini."
Kenzie berdecak. "Halah, gue tau lo orang dibalik semua ini. Ternyata lo orang yang nggak bisa dipercaya, yah? Gue males ketemu sama lo lagi! Mending lo pulang aja sendiri!" ucap Kenzie dengan nada tinggi lalu melajukan motornya pergi dari area SMA Vla.