Matahari pagi mulai menyapa kamar Kenzie, ia membuka matanya dan mengecek ponselnya. Ternyata ada beberapa pesan masuk dari Audi, ia hanya membaca tanpa membalas. Kenzie berjalan menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Audi duduk di tepi kolam renang, tidurnya sangat nyenyak diatas kasur empuk mewah itu. Ia membuka ponselnya sembari meminum sebuah teh hangat, Audi membuka aplikasi pesan namun Kenzie tidak menjawab pesannya.
"Lo kenapa?" tanya Alex dengan menatap Audi.
"Bukan urusan lo!" jawab Audi ketus. Alex hanya mengangkat bahu lalu berjalan menjauh dari Audi, ia bingung mengapa dirinya bisa bertemu gadis aneh seperti Audi?
Hari semakin siang, Audi masih setia melihat ponselnya. Audi sangat membutuhkan jawaban Kenzie, mengapa ia menghilang dua hari ini? Apakah Kenzie sedang bersama Aura? Apakah Kenzie sudah jadian dengan Aura?
Pertanyaan demi pertanyaan selalu muncul dalam benak Audi, ia segera menghilangkan pikiran tentang Kenzie dan Aura. Jangan sampai itu semua terjadi, Audi tidak kuat jika nanti melihat Kenzie bersama Aura.
Sefan menatap adiknya yang sedang duduk sendirian, ia berjalan menghampiri Audi. Sefan tahu jika Audi sedang memikirkan Kenzie, ia juga tahu jika Audi tidak bisa menerima perjodohan ini. Namun bagaimana lagi, ini bukan hak Sefan untuk ikut campur.
"Ngelamun aja, ngelamunin apa sih memangnya?" tanya Sefan lalu Audi menatap ke arahnya.
"Gue kangen Kenzie kak, dari kemarin dia nggak balas pesan gue. Apa dia udah lupa kalau punya gue?" tanya Audi dengan menatap Sefan, lalu Sefan mengusap rambut adiknya pelan.
"Nggak boleh ngomong gitu, mungkin aja Kenzie lagi sibuk. Kamu tunggu aja sampai dia balas," jawab Kenzie lalu tersenyum manis.
Kenzie berjalan menuju kelasnya, hari ini suasana hati Kenzie sedang kacau. Ia selalu dibuntuti oleh Aura setiap hari, yang lebih parahnya lagi Kenzie harus mengantar dan menjemput Aura setiap hari. Apakah Kenzie tukang ojek? Andai saja bukan mama Kenzie yang menyuruh ini, ia juga tidak akan pernah mau menjadi supir Aura.
"Kamu kenapa kok ngelamun gitu? Ngelamunin aku ya?" tanya Aura dengan kecentilan. Ekspresi wajah Kenzie berubah, ia tidak menanggapi ucapan Aura lalu masuk ke dalam kelasnya.
Aura duduk di sebelah Kenzie, ia mengusulkan untuk dipindah di kelas Kenzie. Aura menatap Kenzie yang sedang asyik bermain ponsel, ketika Kenzie hendak membalas pesan Audi, ponselnya sudah hilang diambil oleh Aura.
"Lo apa-apaan sih? Mana ponsel gue?" tanya Kenzie dengan tatapan tajam. Aura tersenyum licik, lalu memasukkan ponsel Kenzie ke dalam saku rok-nya.
"Kalau kamu sama aku, nggak boleh sibuk sama ponsel ya? Aku kan calon tunangan kamu," ucap Aura lalu menyandarkan kepalanya ke lengan Kenzie.
"Jangan mimpi!" jawab Kenzie dengan suara yang telah naik satu oktaf, lalu berjalan keluar dari kelas. Ia kesal dengan semesta, mengapa Kenzie harus dipertemukan kembali dengan Aura?
Kenzie mencoba menelfon Audi, tetapi tidak tersambung. Ia mengusap rambutnya gusar, Kenzie jadi uring-uringan sendiri. Kenzie sangat merindukan Audi berada di sisinya, begitu juga Audi.
Audi meninggalkan Semarang dua hari lagi, ia tidak sabar untuk bertemu dengan Kenzie. Namun, ia juga malas karena Alex akan pindag sekolah ke SMA Vla, Audi tidak suka kehadiran Alex di hidupnya.
Sefan dan Kak Lina mengajak Audi dan Alex mengelilingi Kota Semarang, awalnya Audi menolak tetapi karena paksaan Sefan akhirnya ia mau. Audi duduk bersebelahan dengan Alex, mereka saling membuang muka.
Sefan dan Kak Lina sedang membeli makanan di pinggir jalan, kini hanya tersisa Audi dan Alex saja di dalam mobil. Audi menatap Alex tajam, lalu dibalas tatapan tajam dari Alex.
"Jangan harap gue bakal suka sama lo! Gue udah punya pacar!" ucap Audi dengan penuh penekanan.
"Nggak usah kepedean, gue juga nggak suka dekat-dekat cewek judes kayak lo!" balas Alex dengan suara yang keras. Audi menepuk pundak Alex, ia tidak suka dengan ucapan Alex barusan. Apakah Audi judes?
***
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu Audi, ia bisa tersenyum lebar karena akan meninggalkan Kota Semarang ini. Lina dan Alex ikut dengan keluarga Audi, sebenarnya Audi senang ketika mendengar Lina ikut ke Jakarta. Namun, ia tidak senang karena Alex ikut dengannya.
Perjalanan udara ditempuh selama satu jam, Audi sibuk menulis sebuah surat diatas kertas putih. Ia menulis untuk Kenzie, lalu memotretnya di jendela pesawat. Audi mengirim gambar itu kepada Kenzie, semoga saja Kenzie suka dengan surat itu.
Audi sudah sampai di rumah tercinta, ia langsung berjalan masuk menuju kamarnya. Kamar Alex berada di samping kamar Audi, sedangkan Audi tidur bersama Lina.
"Selamat datang di kamarku, kak," ucap Audi dengan tersenyum lebar.
"Makasih ya Audi," jawab Lina tersenyum.
Linda dan Audi mengobrol hingga larut malam, Audi sangat senang dengan kepribadian Lina. Menurutnya, Lina adalah calon kakak ipar yang menyenangkan. Jam menunjukkan pukul sebelas lewat, Audi segera memejamkan matanya karena besok harus pergi ke sekolah.
***
Alex sudah siap menunggu Audi di meja makan, sedangkan Audi masih sibuk dengan alat tulisnya. Tak lupa, ia membawa surat yang ditulisnya kemarin. Audi berharap agar Kenzie tidak marah ketika melihat Alex.
Alex dan Audi sudah sampai di sekolah, suasananya sudah ramai dipenuhi siswa-siswi. Audi masuk ke dalam area sekolah lalu mengantarkan Alex ke ruang guru, ternyata Alex berada di kelas yang sama dengan Audi. Ini adalah mimpi buruk yang berkepanjangan bagi Audi.
"Kenapa sih lo selalu nempel gue mulu?" protes Audi dengan menatap Alex kesal.
"Sebenarnya gue juga ogah," jawab Alex.
Saat berjalan menuju kelas, Audi bertemu dengan Kenzie dan Aura yang sedang berjalan berdampingan. Hati Audi hancur seketika, ia tidak suka melihat Aura memegang lengan Kenzie seperti itu. Sementara Kenzie juga tidak suka melihat Audi bersama Alex.
"Oh, ini oleh-oleh dari Semarang?" tanya Kenzie lalu menatap Audi.
"Nggak kok, dia cuma anak temen mama sama papa gue. Lo nggak marah kan, Ken?" tanya Audi dengan berjalan ke arah Kenzie. Namun, Kenzie memilih pergi bersama Aura. Apakah Kenzie marah kepada Audi?
Bel istirahat berbunyi, Audi segera berjalan menuju kelas Kenzie. Alex terus mengikutinya tetapi Audi tidak memikirkan tentang Alex, saat ini pikirannya hanya tertuju oleh Kenzie, Kenzie, dan Kenzie saja.
Audi tidak melihat Kenzie di kelasnya, ia langsung berlari menuju kantin. Matanya mencari sosok Kenzie, ia menemukan Kenzie yang sedang duduk di pojokan bersama teman-temannya dan juga Aura. Hati Audi panas seketika, tanpa banyak bicara ia langsung berjalan mendekati Kenzie.
"Oh, sekarang udah dekat sama Aura? Katanya nggak ada siapa-siapa, bohong ya?" sindir Audi dengan menatap Kenzie yang sedang asyik mengobrol.
"Nggak kok, gue cuma ngomong aja. Lagian lo yang berubah, Di. Kenapa pulang dari Semarang lo bawa cowok ini? Udah lupa sama gue?" jawab Kenzie yang menusuk tajam ke dalam hati Audi. Lalu Audi berlari menjauh dari Kenzie, hatinya sudah terlalu sakit mendengar ucapan Kenzie.