Hari ini adalah hari kedua Audi dirawat di rumah sakit, ia sudah tidak tahan ingin pulang. Namun, dokter menyarankan agar tetap disini hingga kondisinya jauh lebih membaik dari sekarang. Audi mengecek ponselnya, ia berharap ada pesan masuk dari Kenzie namun ekspetasi tidak seindah realitanya.
Sefan menatap Audi yang sedang gelisah, ia memberikan makanan kepada Audi tetapi Audi menolaknya.
"Makan dulu," ucap Sefan sembari membujuk Audi.
"Nggak mau, nggak lapar," jawab Audi ketus. Sefan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat tingkah adiknya itu.
"Yaudah, nanti gue nggak bolehin Kenzie jenguk lo," ancam Sefan dengan menatap Audi tajam, lalu Audi terpaksa memakan makanan yang tidak ada rasanya itu. Audi menatap Sefan kesal.
Jam menunjukan pukul dua siang, seharusnya SMA Vla sudah pulang. Audi mendapat pesan singkat dari Riza, memberi tahu Audi jika ia akan menjenguknya hari ini. Audi setia menunggu pesan dari Kenzie, namun tak kunjung dapat.
Kenzie berjalan menuju parkiran, ia akan menjenguk Audi hari ini. Namun, ada Aura yang melarang Kenzie menjenguk pacarnya itu. Jeff dan Rafy hanya menatap Kenzie yang ribet sendiri, mereka tertawa ketika melihat lengan Kenzie yang selalu dipegang oleh Aura.
"Gue ada urusan," ucap Kenzie dingin.
"Aku mau ikut sama kamu pokoknya," jawab Aura dengan memegang lengan Kenzie, lalu Kenzie melepaskan tangan Aura dari lengannya.
"Nggak," balas Kenzie cuek lalu berjalan menjauh dari Aura.
Kenzie mampir ke sebuah toko bunga untuk membeli bunga, ia membelikan Audi sebuket bunga mawar putih yang berisi sepuluh tangkai. Audi lelah menunggu kedatangan Kenzie, ia memilih untuk terlelap tidur.
Kenzie sudah sampai di depan rumah sakit, ia berjalan menuju kamar Audi. Di sana ada Sefan yang duduk di depan kamar, Kenzie berjalan mendekati Sefan.
"Audi tidur," ucap Sefan dengan menatap Kenzie.
"Gue boleh masuk?" tanya Kenzie lalu dibalas anggukan kepala dari Sefan. Kenzie membuka pintu kamar Audi dengan pelan, ia takut jika Audi terbangun dari tidurnya.
Kenzie meletakkan sebuket bunga di sebelah Audi, lalu dengan perlahan Audi membuka matanya. Senyum di bibirnya tercipta lebar, akhirnya seorang yang ditunggu Audi datang juga. Audi mencoba duduk dibantu oleh Kenzie, lalu Kenzie duduk di kursi.
"Kok lama banget?" tanya Audi dengan menatap Kenzie.
"Iya tadi ada urusan sebentar, ini gue bawain bunga khusus untuk lo," ucap Kenzie lalu menyodorkan buket bunga itu ke arah Audi.
"Makasih ya," kata Audi dengan mencium aroma bunga itu.
Kenzie dan Audi asyik menghabiskan waktu bersama, jam menunjukan pukul empat sore dan Kenzie belum ingin meninggalkan Audi. Kenzie mengajak Audi jalan-jalan di sekitar taman rumah sakit, Kenzie mendorong kursi roda Audi.
Audi membawa buket bunga pemberian Kenzie, ia ingin berfoto bersama Kenzie. Mereka berjalan menuju air mancur kuda yang ada di taman rumah sakit, Audi bahagia karena memiliki Kenzie.
"Makasih ya udah bikin gue seneng," kata Audi sembari menatap Kenzie.
Kenzie mengusap rambut hitam lebat milik Audi, "Sama-sama, gue juga bahagia karena lo udah hadir di hidup gue. Gue nggak sabar lo sembuh dan kembali ke sekolah lagi," sambung Kenzie dengan menatap Audi tersenyum.
Hari mulai beranjak malam, Audi bosan dengan aktivitasnya. Ia ingin segera pulih dan sekolah lagi, Audi memainkan ponselnya dan memeluk bunga pemberian Kenzie.
Riza mengetuk pintu kamar Audi, lalu masuk ke dalam. Audi tersenyum lebar, ia bahagia ketika sahabatnya datang untuk menjenguknya. Riza membawakan buah-buahan untuk Audi.
"Ini bunga dari siapa?" tanya Riza dengan menunjuk buket bunga yang ada di tangan Audi.
"Ada deh, kepo ya?" jawab Audi dengan tersenyum, lalu ekspresi wajah Riza berubah seketika. Audi tertawa lepas dan memberi tahu Riza jika itu dari Kenzie. Riza dan Audi mengobrol hingga malam, Audi merasa senang karena tidak merasa kesepian lagi.
***
Hari ini Audi sudah diperbolehkan pulang, ia sangat bahagia karena bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Audi memasukkan baju ke dalam tas dibantu oleh Sefan, lalu dipapah Sefan menuju mobil.
Audi tersenyum sepanjang perjalanan menuju rumah, ia mengirimkan pesan kepada Kenzie jika dirinya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Tak lama kemudian, Audi sudah sampai di depan rumahnya. Ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dan menaiki tangga untuk sampai di kamarnya, ia sangat rindu dengan suasana kamar indahnya.
"Akhirnya, gue sampai di rumah lagi," ucap Audi dengan menatap kamarnya.
Audi menyalakan laptopnya untuk mengecek semua tugas yang diberikan guru selama ia tidak masuk, Audi mengerjakan satu persatu tugasnya.
***
Audi membuka matanya, lalu beranjak pergi dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi dan segera bersiap, Audi tidak sabar karena hari ini dirinya berangkat bersama Kenzie.
Kenzie sudah menunggu Audi di ruang tamu, tak lama kemudian Audi sudah siap dan langsung berangkat menuju sekolah. Audi tidak berhenti tersenyum ketika berada di boncengan Kenzie, ia merasa bahagia karena Kenzie sudah menjadi miliknya.
"Kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Kenzie dengan menatap Audi dari kaca spion.
"Nggak kok," jawab Audi.
Audi dan Kenzie sudah sampai di sekolah, mereka menjadi pusat perhatian para siswi. Audi tidak nyaman ketika ditatap tajam oleh sebagian siswi, ia berpikir apakah dirinya membuat kesalahan? Kenzie menggenggam tangan Audi secara tiba-tiba, lalu Audi tersenyum.
Aura mengepalkan tangan ketika melihat Kenzie bersama Audi, ia tidak terima dengan semua ini. Aura hanya tersenyum licik ke arah Audi, lalu berjalan melewati Audi dan Kenzie.
Audi menatap Aura, ia tidak pernah melihat Aura sebelumnya. Lalu Audi menatap Kenzie, apakah Kenzie kenal dengan Aura itu? Namun, Kenzie langsung menarik tangan Audi ke arah kelasnya.
"Lo kenal sama cewek tadi?" tanya Audi dengan menatap kedua mata Kenzie.
"Ng-nggak gue gak kenal, kalau gitu gue ke kelas dulu ya. Semangat belajarnya," ucap Kenzie tersenyum lalu pergi. Audi merasa ada yang aneh dari Kenzie, apakah Kenzie benar tidak mengenal siapa perempuan tersebut?
Selama pelajaran berlangsung, pikiran Audi tidak berhenti memikirkan siapa perempuan itu. Ia ingin mengenal lebih jauh dan memastikan bahwa perempuan itu tidak ada kaitannya dengan Kenzie, kekasihnya.
Bel istirahat berbunyi, Audi duduk di depan kelas sembari menatap Kenzie yang sedang bermain sepak bola di lapangan. Audi melihat sosok perempuan itu mendekat ke arahnya, kini Aura sudah ada di hadapannya.
"Kenalin, gue Aura Gabriella Siregar dan biasa dipanggil Aura," ucap perempuan yang bernama Aura dengan mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Audi.
"Gue Audi," balas Audi singkat.
"Lo ada hubungan apa sama Kenzie?" tanya Aura dengan menatap Audi serius, Audi bingung harus menjawab apa.
"Kenapa kok tanya gitu?" ucap Audi.
"Gue calon tunangannya Kenzie," jawab Aura dengan luwes. Audi hanya terdiam di tempat, apakah ia tidak salah mendengar? Mengapa Kenzie tega melakukan ini padanya, apa maksud Kenzie sebenarnya?