Chereads / Black Jasmine / Chapter 14 - Bagian 13 : Ayah?

Chapter 14 - Bagian 13 : Ayah?

sudah satu minggu sejak arial dan grietta meresmikan hubungan grietta, dan semenjak itu juga arial mulai membaca begitu banyak buku-buku tentang kesehatan, dan kini dia tengah duduk di salah satu perpustakaan di pusat kota San Fransisco

matanya begitu serius membaca kata-demi kata dalam buku tersebut, mencoba memahami isi buku tersebut walau pun dia sadar otaknya tidak cukup kuat untuk menampung semuanya sekaligus, di tengah kegiatannya kini seseorang duduk di depan arial lalu menyodorkan sebuah buku padanya, arial pun melirik sejenak orang itu, dan tidak lama setelah menyerahkan buku tersbut orang itu beranjak dari tempatnya tadi

arial memandangi buku yang di berikannya, dilihatnya sekeliling lalu dengan cepat dia menyambar buku itu dan menaruhnya di sela-sela tumpukan buku di dekatnya, lalu diapun melanjutkan membaca buku tentang kesehatan tersebut,

setelah selesai barulah dia membuka buku yang diberikan kepadanya tadi lalu ada secarik kertas yang di tempel dibuku tersebut yang bertuliskan sebuah kode "106.3.4" lalu di bukanya halaman ke 106 lalu di carinya paraghaph ke 3 dan baris yang keempat, disana tertulis "meet me in place that only you and I know" dan dengan cepat dia meremukan sticky note tersebut lalu memasukannya ke saku celananya, kemudian arial membereskan beberapa barangnya dan tidak lupa dia pergi ke administrasi untuk meminjam beberapa buku,

arial keluar dari perpustakaan melangkah menuju mobilnya, lalu pergi ke starbucks untuk membeli kopi sebagai buah tangan untuk orang yang sudah lama tidak bertemu dengannya dan kemudian arial menuju tempat tersebut,

dia mengemudi dengan kecepatan sedang, tidak terlalu terburu-buru bahkan dia bisa menebak bahwa orang tersebut juga belum sampai, tempat yang dia tuju berada di pinggiran kota, bahkan bisa dibilang hampir tidak ada peradaban disana,

sudah sekitar 1 jam dia berkendara, dan kini dia sampai di tempat yang di tuju, sebuah rumah yang cukup besar untuk hitungan rumah pinggiran,

dia melangkah memasuki rumah itu, dia menekan beberapa angka lalu masuk, dilihatnya tempat itu cukup terawat untuk hitungan rumah yang jarang di tinggali, langkahnya pelan saat dia mendengar suara kayu yang dibakar di perapian, dan benar saja tebakannya ada seseorang di sana,

arial mendekat, lalu mendudukan dirinya tepat di samping pria itu, dengan 2 gelas hot latte yang dia taruh di atas meja.

pria itu hanya memandangi api unggun yang dia bakar, "selamat natal" ucap pria itu

arial mendengus "natal masih satu minggu lagi, bukan kah terlalu cepat untuk mengatakan selamat natal padaku? atau jangan-jangan kau sakit parah dan usiamu sudah tak lama lagi makanya kau mengatakan itu padaku?" sahutnya

"sepertinya aku tidak pernah mengucapkan itu dengan benar padamu, maaf.." kata pria itu

arial memberikan hot latte pada pria itu, dan langsung menyesapnya pelan "ini hampir dingin" kata pria itu

"bagaimana tidak dingin, aku membelinya di kota tapi kau mengajaku pergi ketempat pinggiran seperti ini" ucap arial yang kini menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi

"maaf"

"kau terlalu banyak mengatakan kata maaf membuatku menjadi sedikit ngeri tau, jadi tolong jangan ucapkan kata-kata itu lagi "

"sepertinya aktingku terlalu berlebihan ya" sahut pria itu

"sangat" dengus arial "bagaimana ibu dan rena?" tanya arial

pria itu menaru gelas hot latte tersebut, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi seperti yang arial lakukan, mensejajarkan duduknya dengan arial "mereka baik, selama kamu masih mengerjakan tugasmu dengan bijaksana"

arial mendengus kasar "jangan lakukan apapun pada mereka, tetaplah berakting sebagai kepala keluarga yang baik, kalau tidak kau akan berakhir sama seperti mereka yang kau bunuh"

"ralat nak, kau yang membunuhnya bukan aku.." pria itu pun menatap arial dengan senyuman yang sulit diartikan

"terserah katamu! sekarang katakan apa yang kau butuhkan dariku? jarang sekali kau mau jauh-jauh datang menemuiku kalau bukan karena hal yang penting"

"kau selalu tau maksudku" pria itu pun memberikan sebuah map kepada arial, lalu dia pun membuka map tersebut, dilihatnya beberapa kertas dan sebuah foto

"kau menyuruhku membunuh seorang pendeta?? kau gila!" arial pun memekik dia melempar berkas tersebut "kali ini tidak, mana mungkin aku membunuh seorang pendeta sedangkan ibu dan rena adalah seorang kristen yang taat!" lanjutnya

pria itu mengambil berkas yang dibuang arial, lalu menunjukan sesuatu padanya "baca ini baik-baik! dia bukan pendeta, pendeta itu hanyalah penyamaran, lihat baik-baik tanganya, ada seorang pendeta memakai tatto lambang setan seperti itu??! ada apa dengan kecerdasanmu apa ada sesuatu yang mengalihkanmu, karena jarang sekali kau berlagak tolol seperti ini?"

pria itu memperhatikan sorot mata arial, dia tau betul watak lelaki yang berstatus anak sulungnya itu, arial masih tidak menjawab "apa kau bertemu seseorang, makanya kau terlihat seperti orang bodoh?" lanjutnya

"tidak! dari awal aku sudah muak melihatmu makanya aku tidak terlalu memperhatikan, kali ini aku yang salah, maaf" arial pun langsung mengambil kembali berkas itu "lalu kapan aku akan melakukannya?"

"malam natal" jawab pria itu

"baiklah, tapi satu hal yang ingin kutanyakan padamu, sampai kapan aku harus menjalani hidup seperti ini? apa aku ini bukan anak kandungmu sampai kau tega sekali menjadikan putra mu satu-satunya menjadi seorang pembunuh berdarah dingin!"

pria itu menatap lurus kedepan perapian "aku melakukan ini demi kau,ibumu dan tentu saja rena, yang kau bunuh itu bukan orang-orang baik nak, mereka menghancurkan kehidupan keluargaku, kakek dan nenekmu, dan membunuh semua saudaraku! aku tidak bisa melakukan ini dengan tanganku sendiri, usia ku tidak muda lagi, dan tentu saja bukankah ini bisnis yang bagus arial, dari mana kau mendapatkan begitu banyak berlian dan uang selama ini, bukankah kau juga menikmatinya?"

"kau adalah anak, dan aset yang bagus untuk dimanfaatkan, sebagai balasan kesetiaanmu aku akan selalu berperan menjadi kepala keluarga yang baik, bukankah kita ini simbiosis mulalisme, aku membutuhkanmu untuk membalaskan dendamku, dan aku menjaga ibumu juga rena"

arial pun terlihat jengah dengan perkataan pria yang seharusnya dia sebut sebagai ayah, tapi untuk arial panggilan itu sama sekali tidak pantas untuknya "aku akan melakukan tugasku, begitupun denganmu, kau tunggu saja kabar dariku, ku harap bayaran yang setimpal dengan apa yang aku lakukan, dan jangan salahkan aku kalau suatu saat aku benar-benar menjadi monster yang mengerikan, karena itu semua hasil dari ajaranmu! aku pergi tuan darius"

arial beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan darius akan tetapi sebuah kalimat membuatnya meghentikan langkahnya, "ayah harap tidak ada yang mengalihkan atensimu, semua ini harus berjalan dengan sempurna"

arial berbalik "apa kau tidak percaya padaku?" tanya arial

darius tersenyum "tentu saja, aku masih bisa menjadi ayah yang baik dengan percaya padamu"

"jangan ragukan aku, dan aku harap tidak ada salah satu anak buahmu yang kau suruh mengawasiku, kalau kau melanggar perjanjian yang itu maka bisa ku jamin kamu bisa habis dalam sekejap" arial kini benar-benar meninggalkan ayahnya itu

pikirannya kini beralih pada grietta, walau pun dia percaya pada ayahnya tidak akan melanggar perjanjian yang mereka buat tapi ayahnya adalah orang yang perlu dia waspadai, bahkan ayahnya bisa bergerak seperti angin yang tidak bisa dilihat

mobil arial melaju kencang dia terlalu muak dengan pembicaraannya dengan ayahnya sendiri, dan dia sudah tidak bisa membedakan posisinya dimata ayahnya apakah dia masih seorang anak atau hanya seorang pesuruh

kalau bukan karena ibu dan rena adiknya arial tidak akan bertindak sejauh ini, melindungi mereka adalah tugas wajib bagi arial dan kini bertambah satu orang yang harus dia lindungi yaitu grietta

handphone arial berbunyi, menampilkan sebuah pesan whatsapp yang langsung bisa membuatnya tersenyum senang

- GRIETTA-

[hai, kenapa tidak menelfon seharian, apa tidak merindukanku? jahat sekali, oh ya hari ini datanglah untuk makan malam bersama, aku bersusah payah untuk membuatkamu beef lagsana with cheese ah entahlah apa namanya dan aku juga tidak yakin dengan hasilnya, tapi ku harap kau datang untuk mencobanya, jangan terlalu keras bekerja, jangan lupa makan siang! ups maaf aku terlalu cerewet! aku merindukanmu xoxo]

sementara di tempat lain, seorang pria menggunakan kemeja formal sedang berjalan menyusuri sebuah lorong untuk menuju ke suatu ruangan, ada 3 pria yang mendapingi pria berpakaian formal tersebut, lalu tak lama salah satu pria penjaga membukakan pintu

"masuklah tuan sudah menunggumu"

lalu pria berpakaian formal tersebut masuk, "tuan snake" sapanya

"apa yang membuatmu datang jauh-jauh menyusulku kemari hmm"

"tuan robin ingin bertemu dengan anda" ucapnya

pria yang dijuluki snake itu pun menampilkan senyuman tak terbaca "baiklah katakan sore ini di tempat biasa"

"baik tuan, saya permisi dulu"

"tunggu, kenapa tidak bersama-sama saja, bukankah tujuan kita sama, katakan saja kau bersamaku pasti diakan mengerti" ucap snake yang langsung ditanggapi anggukan oleh pria yang berpakaian formal itu