Tanganku mengayun di udara. Rasanya sulit untuk menyentuh daun pintu yang berada tepat di depanku. Setelah pintu ini terbuka, maka akan ada hal baru yang terjadi. Aku tidak tahu, apa aku sudah siap untuk hal tersebut. Meski bibir ini selalu berucap ya, namun hatiku belum bisa memastikan.
Billy, pria itu masih setia di sisi kananku. Sedangkan di sisi lain, Roby juga berdiri tegak. Beberapa kali ku pejamkan mata ini. Entah, aku merasa dengan melakukan itu perasaanku setidaknya sedikit tenang.
"Apa kau yakin dia ada di sini?"
"Aku mengetahui dia lebih dari siapa pun, jika kau tidak percaya lebih baik jangan temui dia. Satu lagi.., ketika dia membuka pintu. Sebaiknya biarkan kami berbicara dulu"
Aku hanya diam, mataku kembali melirik pintu di depan, "Kalau begitu, sebaiknya kau yang mengetuk pintu ini dan bicaralah terlebih dahulu dengannya"
Ku geser tubuh ini, memberi Billy tempat agar mudah menjangkau pintu. Lelaki itu tanpa ragu maju lalu mengetuk pintu.