Chereads / Aluna's First Love Story / Chapter 15 - First Meet

Chapter 15 - First Meet

Tak terasa usaha yang dijalankan ke-empat gadis cantik itu sudah berjalan lima bulan lebih. Selama itu pula pesanan semakin hari semakin meningkat. Bahkan mereka sudah menyewa ruko dua lantai dan memiliki empat pegawai yang bernama Arul, Rudi, Fitri dan Ajeng. Pegawai perempuan bekerja membantu di ruko, sedangkan yang pria bertugas mengantarkan pesanan. Meski usaha ini didirikan bersama. Akan tetapi usaha ini dipegang oleh Aluna. Hal tersebut bukan tidak mendasar, keahlian Aluna dalam membuat tartlet yang sangat enak membuat bisnis mereka berkembang cepat. Meski demikian, Aluna tetap membagi rata omset yang didapat.

Aluna masih bekerja part time di Bila's Bakery setiap Sabtu dan Minggu. Tapi, dua minggu lagi Aluna akan berhenti bekerja di sana. Alasannya karena tidak mau banyak kesibukan mengingat semester tujuh nanti Aluna sudah mulai mencicil skripsi nya. Ia ingin fokus ke studi dan usaha yang baru dirintis.

"Fit, teteh pergi dulu ya ke toko kak Nabila. Kalo ada yang nyariin, bilang aja teteh lagi disana sampai jam delapan malam. Assalamualaikum warahmatullahi wb" Aluna bergegas keluar meninggalkan ruko.

"Okeh teh, hati-hati. Waalaikum salam" teriak Fitri.

Ruko yang disewa merupakan ruko kecil tak jauh dari komplek rumah mereka. Bangunan dengan luas 45 meter ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terbagi menjadi dapur dan bagian depan, di bagian depan berjejer etalase yang berisikan macam jenis kue tartlet. Sedang lantai atas merupakan tempat mereka semua beristirahat. Ruko ini disewa seharga Rp 80 Jt/tahun. Yah, bisa dikatakan ruko ini cukup murah mengingat lokasinya yang strategis dan berada di pusat ibukota. Nela, Nadine, dan Mita saat ini juga sudah bisa membuat tartlet, tapi tentu tartlet dari buatan tangan Aluna masih menjadi primadona.

_ _ _ _ _

"Assalamualaikum wr wb", ucap Aluna sembari masuk. Pandangannya menangkap sosok yang tak asing seraya bertanya. "Kak Nabila udah pergi Des?".

"Waalaikum salam, sudah teh. Sekitar 1 jam yang lalu, soalnya pesanan nambah dua kali lipat", gadis di depan Aluna menjawab.

"Kok bisa gitu?". Aluna heran.

"Iya teh, soalnya pemilik acara bilang kalo tamu yang datang melebihi undangan". Sembari menata kue di etalase, Desi menjawab setiap pertanyaan Aluna.

"Oh, gitu ya. Ya udah deh teteh ke dapur dulu ya", balas Aluna sembari menuju dapur. Dibalas anggukan oleh Desi.

_ _ _ _ _

"Bos sudah sampai". Ucap Roby, tubuhnya sedikit memutar ke arah belakang.

"BOSS!!", Roby meninggikan suaranya, ketika melihat bos yang duduk di kursi penumpang seperti membatu.

"EHH...., ASTAGA", Zaedan tersentak. Seketika ia tersadar, mata hazel melotot tajam. Gesekan setiap gigi berbunyi tanda menahan amarah. Ia langsung membuka mulut dan berucap dengan suara yang lebih keras. "KAMU MAU BUAT AKU KENA SERANGAN JANTUNG!!".

"Ma..maa..maaf bos, habisnya bos melamun sih". Roby terkadang lupa jika yang bersamanya adalah seorang atasan. Jika saja ia pegawai biasa, pasti sudah sejak lama dicampakkan. Tapi Roby berbeda, posisinya menjadi sedikit istimewa karena langsung diutus Tuan besar, kala tuan muda kesepian saat ditinggal sahabatnya tiga tahun silam

hening...,

"Bos, makin hari saya liat bos makin sering melamun. Saya jadi khawatir kalo bos sering-seringan seperti ini takut psikis bos bermasalah", ucap Roby hati-hati, tak mau Zaedan tersinggung. "Bos?", Roby kembali menoleh ke belakang, dan lagi-lagi Zaedan diam.

"Huh.....bos dengarkan saya ya. Saran saya bos cerita aja ke tuan besar dan nyonya, terkait alasan mengapa bos belum mau memiliki hubungan dengan wanita. Saya takut bos kenapa-kenapa kalo sering merasa tertekan seperti ini", nada resah milik Roby terdengar jelas jika tertangkap indra.

"Entah lah Rob, semakin hari kakek dan mama semakin gencar membicarakan soal pernikahan, mendesak ku terus-terusan. Kau liat sekarang, mama berusaha memperkenalkan aku dengan pemilik toko kue ini dengan alasan meminta untuk diambilkan pesannya. Huh.....sangat tidak masuk akal, mana ada seorang presedir mengambil pesanan kue", ekspresi sinis dan mengejek jelas terlihat di wajah pria dengan rahang tegas. Sedikit menertawakan dirinya.

"Ada bos, nih orangnya di belakang saya. Lagipun dari mana bos tau kalo nyonya mau bos bertemu dengan pemilik toko kue ini?", tanya Roby.

"Dapat ketebak Rob, mama beberapa hari ini sering bercerita tentang pemilik toko kue ini. Katanya wanita baik dan cantik namanya Nabila", ucap Zaedan. Raut wajah berubah kesal kala mengingat bagaimana antusiasnya Melinda membicarakan Nabila.

"Ya sudah ayo turun", ajak Roby.

"Aku tidak mau, kau saja yang turun aku dan tunggu di sini", ucap Zaedan sambil memainkan ponsel.

"Ckckck, ngga bisa gitu bos. Kalo seperti ini caranya, itu berarti bos sudah melanggar janji kepada nyonya untuk mengambil pesanan secara langsung. Ingat bos janji adalah hutang dan pria yang sejati memegang teguh janji.", Roby sengaja berbicara seperti itu agar Zaedan terpancing. Melihat kemungkinan tak mendapat respon, Roby berjalan mendekat seraya berkata. "Ayolah, saya yakin nyonya tidak akan memperkenalkan putra kesayangannya ini dengan wanita yang buruk, pasti Nabila wanita yang baik-baik".

"Hmm....baiklah". Demi ingin cepat selesai, Zaedan memilih untuk masuk ke dalam. Toh cuma mengambil pesanan pikirnya.

"AAAAA....!!!!SIAPA KAUU!!", dua pria tampan sudah hampir diambang pintu, mereka dibuat terkejut dengan suara teriakan yang nyaring dari dalam.

brugh!!,

"Aww...!!", ada yang memekik

"HEI KAU, SIALAN!", Zaedan berteriak. Sedangkan Roby berusaha mengejar pria yang sempat menabrak Zaedan secara keras.

prangg...!!, brakkk!.

"AAAAAHH...!!, Zaedan lagi-lagi berteriak, bahkan suaranya naik satu oktaf.

"HAHHH...ASTAGHFIRULLAH", suara dari arah berlawanan tak kalah keras.

"Hah.hah.hah", kini Roby kembali. Ia terlihat terengah-engah.

"Bos, Ya Tuhan!!, Bos kepala bos ee..ee.. bocor bos", Roby panik. Ketika matanya tertuju pada seorang gadis yang tampak kalut, Ia emosi dalam dirinya naik. Ia berkata dengan suara keras. "HEI..!!, apa yang kau lakukan terhadap bos ku!".

"Kau mencelakainya, lihat kepalanya bocor dan apa ini?", mata Roby membesar tatkala melihat benda bening yang sudah berlumur cairan kental dengan warna merah. Ia kembali memandang Aluna, dadanya naik turun. Mulutnya kembali terbuka dan ia memekik, "Kau lempar pakai apa bos ku sampai ada pecahan kaca tertancap di kepalanya!!". Roby kian panik.

Seketika Aluna merasa atmosfer bumi berubah, seakan-akan ada awan hitam pekat dan langit akan runtuh.

"Ee...eee..ma..ma..maaf tuan saya tidak sengaja", detak jantung berpacu cepat. Aluna gugup, pikirannya kalut dengan hati berkecamuk.

"Bantu aku bawa dia ke rumah sakit dan kau harus mempertanggung jawabkan PERBUATAN MU!". kulit putih milik Roby kini sudah merah padam, ia terus-terusan membentak Aluna.

"ta..ta...", Aluna terbata-bata. Belum sempat berbicara, Roby langsung memotong.

"Tapi apa HAH!?, KAU MAU MENCARI ALASAN?, TIDAK ADA ALASAN APAPUN ATAU KAU KU LAPORAN KE POLISI", Roby semakin emosi kepada gadis di depannya karena merasa gadis tersebut sudah berbuat salah.

"Ba..ba..baik Tuan. Tapi saya mau menitipkan toko dulu". Tanpa persetujuan Roby, Aluna langsung berlari ke arah Desi yang masih terlihat linglung.

"Des...Des..sadarlah", begitu masuk ke toko, Aluna menggoyang-goyangkan tubuh Desi.

"Eh, ada apa teh?", ucap Desi setelah sepenuhnya sadar.

"Ee..eem, nanti aja Des aku ceritain, pokoknya sekarang kamu beres-beres tutup toko dan pulang, jangan membantah oke". Aluna langsung meraih tas tangannya dan bergegas keluar meninggalkan Desi yang masih bingung.

"Kenapa kau lama sekali", teriak Roby sembari berusaha membopong tubuh Zaedan yang mulai lemas. Ia menoleh sedikit ke belakang dan berkata. "Cepat bantu aku".

Tanpa berkata apapun, Aluna membantu Roby membopong tubuh pria yang sudah banyak kehilangan darah masuk ke mobil. Mereka bertiga menuju rumah sakit terdekat. Selama perjalanan, Aluna hanya diam dengan hati yang semakin berkecamuk. Ia menunduk, melihat wajah pria yang ada di pangkuannya.

**

APA YANG AKAN TERJADI?

*STAY TUNE..*

***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari

2. Kasih author gift

3. Komentar positif dan membangun

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....