Dua minggu kemudian..
Cklek. Bunyi hendel pintu diputar.
"Assalamualaikum wr wb". Aluna membuka pintu.
"Waalaikum salam". Setelah beberapa langkah, Aluna berada tepat di hadapan Mita.
"Makan dulu Lun". Mita menarik kursi, duduk di kursi makan.
"Hmm.., Alhamdulillah aku udah makan tadi Mit. Sitraktir bos ku, hehehehe". Aluna terkekeh kecil sambil hendak membuka pintu kamar.
"Wahh enak dong. Tumben makan di luar, ada acara apa?". Tanya Mita penasaran.
"Nggak ada acara apa-apa kok, cuma ngerayain keberhasilan aja Mit. Kami mendapatkan pesanan kue cukup banyak untuk pesta ulang tahun salah satu pengusaha besar". Jelas Aluna antusias.
"Wah.., enak dong..". Mita tak kalah antusias.
"Iya Mit. Aku nggak hanya ditraktir makan tapi juga dapat bonus, soalnya customernya merasa puas banget dengan hidangkan-hidangan penutup yang kami sajikan". Aluna semakin antusias sambil melangkah ke sofa. Rasa lelah hilang seketika sejak melihat antusias temannya itu.
"Wah..,makin penasaran aku. Emang siapa si yang yang ulang tahun?". Rasa penasaran Mita yang bertambah membuat gadis dengan rambut sebahu ini tak sadar sudah duduk di sofa.
"Itu loh.., Nyonya Melinda Zaeka Akbara". Jelas Aluna.
"Serius lho?.., dia yang punya perusahaan...perusahaan yang ngasih kita beasiswa kan?". Ekspresi terkejut tidak dapat disembunyikan oleh Mita.
"Iya Mit..". Aluna memegang tangan Mita, saking senangnya bercerita.
"Sultan mah bebas ya Lun". Mita tersenyum.
"Iya Mit..". Sambung Aluna.
"Ya udah aku masuk dulu ya Mit. Mau bersih-bersih terus mau mulai belajar, nggak lama lagi kan UTS, aku mau nyicil dari sekarang". Aluna beranjak, masuk ke kamar.
"Ya udah sana". Balas Mita.
'Hmm.., waktu berputar sangat cepat, nggak kerasa udah semester 6. Padahal baru rasanya ke Jakarta'. Batin Mita
_ _ _ _ _
"Lunaaaaa". Teriak gadis berseragam putih abu-abu sambil berlari kegirangan.
"Kunaon Mit (kenapa Mit)?". Aluna yang baru memasuki halaman depan sekolah terkejut.
"Hah.hah.hah.hah". Mita terengah-engah, keringat mengucur di kening. Padahal hari masih pagi.
"Mit tenang dulu, tarik nafas. Naon atuh lari-lari?". Tanya Aluna.
"Huhh.., kamu udah buka email?". Masih mencoba menstabilkan nafa. Mita bertanya sembari berjalan bersama Aluna ke kelas.
"Belum, emang kenapa?". Aluna heran.
"Atuh ampun deh Aluna. Pasti lupa kemaren kan pengumuman siapa yang lolos jadi Awardees Akbara's Scholarship". Jelas Mita semangat.
"Oh iya aku lupa Mit, nanti ya di kelas kita liat". Mereka bergegas ke kelas.
"Bismillahirrahmanirrahim". Ucap Aluna sambil melihat email yang masuk, beberapa saat setelah mendudukkan diri di kursi.
"Sebentar, kamu lolos ya Mit?". Aluna menghentikan aktivitasnya.
"Iya Lun, aku juga udah tanya di grup chat angkatan tadi malem siapa aja yang lolos". Jelas Mita. Dia memicingkan mata sambil membuka mulut dan berkata. "Jangan bilang kamu belum cek grup?".
Dan Aluna menyajikan senyum aneh sambil menjawab. "Iya Mit, aku memang semester ini selalu tidur jam 8 malam biar bisa bangun setengah 3 terus sholat tahajud dan belajar. Kamu tau kan belajar diwaktu seperti itu lebih optimal". Dia berusaha menjelaskan kembali. "Aku juga belum cek hp sama sekali".
"Hmm.., pantesan. Ayo cepetan buka, di sekolah kita udah ada 4 orang yang lolos. Aku, Nela dan Abi anak IPS 2, dan Zidan anak IPA 4, semalem aku udah hubungi mereka dan udah buat multi chat gitu. Rencananya mau pergi bareng ke Jakarta. Nah kalo kamu lolos aku mau masukin kamu ke grup, AYO CEPAT LIAT". Mita sudah tidak sabar.
Aluna tersenyum. "Oke, bismillahirrahmanirrahim". Ia melanjutkan kegiatan sebelumnya.
Hening sejenak...,
"Alhamdulillah, aku lolos Mit". Ucap Aluna dengan binar di matanya.
"Wah.., berarti dari sekolah kita ada 5 orang yang lulus, soalnya kamu orang terakhir, oke aku langsung invite kamu ke grup". Mita membuka smartphone milik nya dan mengerjakan sesuatu.
"Lun, ke kantin yuk, ketemu sama anak-anak yang lolos beasiswa Akbara's Scholarship". Ujar Mita.
"Ayuk..". Mereka berjalan bersama.
Ketika tiba di kantin sekolah, Mita dan Aluna bertemu dengan penerima beasiswa yang lain.
"Hei, sini". Ujar pemuda dengan nama Abi di bagian dada sebelah kiri.
"Assalamualaikum wr wb". Ucap Aluna dan Mita serempak.
"Waalaikum salam". Balas 3 orang tersebut.
"Kalian anak IPA 2 ya?". Sekarang pria berambut sedikit gelombang tipis berwajah putih bertanya. Tertera di baju putih miliknya ada nama bertuliskan Zidan.
"Iya..". Ucap Mita sambil duduk dan diikuti oleh Aluna.
"Oh iya. Jadi gini, ntar kita ke Jakarta bareng aja, terus aku mau nanya kamu ni Nel, gimana kalo kamu, aku dan Luna sewa rumah aja biar agak murah. Biar seru, gimana?". Saking antusiasnya, Mita langsung to the point.
"blBoleh aku setuju". Nela menjawab sambil tersenyum kecil.
"Kalo kalian?". Tanya Mita pada 2 cowok di hadapannya.
"Aku nanti nge-kos aja". Ini suara Abi.
"Kalo aku tinggal sama nenek". Zidan juga ikut menjawab.
"Oh iya Abi kamu diterima di Universitas Akbara juga ya?". Tanya Mita, sedangkan Aluna hanya menyimak. Memperhati-kan tingkah temannya yang satu ini jika sudah bersemangat akan sesuatu.
"Iya jurusan International & resort tourism Business". Abi menjawab santai.
"Wah sama dong. Aku dan Aluna juga keterima di situ, tapi aku jurusan design interior". Balas Mita.
"kalo kamu Lun?". Mata Abi tertuju pada gadis cantik yang sedari tadi tidak banyak bicara.
"Aku di kedokteran". Aluna juga menjawab santai
"Wih..,ngeri banget. Hehehehe". Ucap Abi, dan semua tertawa.
"Kalo kamu Nel di Universitas Triputra ya?". Kali ini pandangan semua orang tertuju pada gadis bernama Nela itu.
"Iya, aku sama Zidan di universitas mitranya nggak di universitas Akbara". Jawab Nela.
"Jurusan apa Nel?". Kini Aluna buka suara.
"Business Management International". Nela tersenyum, jurusan itu memang sudah diimpikan sejak awal masuk dunia putih abu-abu.
"Kamu..?". Pandangan Aluna beralih ke Zidan.
"Aku Arsitektur design". Balas Zidan
Percakapan pun ditutup dengan makan bersama.
**
"Lun, gimana nanti kalo kita udah di Jakarta kita buat usaha". Mita memulai percakapan, kali ini salah satu transportasi umum milik pemkot Bandung menyisiri jalan raya yang lumayan padat.
"Usaha apa..?". Tanya Aluna.
"Usaha apa aja yang bisa dilakukan, tapi nggak ganggu kuliah, seperti buka penerimaan pesanan kue?. Kamu kan jago buat tartlet, enak lagi. Lumayan sekaligus aplikasikan ilmu yang kita dapat selama bergabung di komunitas boga di sekolah". Jelas Mita
"Hmm.., baiklah insyaallah kita coba ya nanti kalo udah di Jakarta". Balas Aluna tersenyum.
**
"Hei kenapa melamun?". Suara tiba-tiba ini membuat seseorang yang tengah mengembara bersama memori otak tersentak
"Eh...kamu udah selesai Lun mandinya?". Mita celingukkan, melihat Aluna kembali berada di depannya dengan tampilan berbeda.
"Iya, barusan selesai. Kamu kenapa melamun?, ada masalah di kampus?. Aluna kembali bertanya, melihat sebelumnya Mita diam mematung dengan tatapan kosong.
"Nggak Lun, aku cuma ngingat masa sekolah kita aja. Nggak terasa bentar lagi mau lulus dan nggak nyangka juga bisa kuliah di sini terus dapat beasiswa lagi". Mita tersenyum melihat teman seperjuangan.
"Hmm.., iya juga ya Mit". Aluna mulai duduk di sofa.
"Eh Lun, dulu kita sempat punya plan buat buka usaha. Tapi, sampe sekarang nggak pernah jadi". Mita berbicara dengan wajah sendu.
"Iya juga si Mit. Kita sangat sibuk dengan kuliah dan malah asik part time job". Jelas Aluna.
"Gimana kalo kita mulai sekarang Lun?, aku ada sedikit tabungan buat modal utama". Ajak Mita.
"Boleh juga si, tapi aku kan udah kerja di toko kue, gimana dong?. Tanya Aluna.
"Udah nggak papa. Lagi pun kita hanya jual tartlet aja terus masalah pemasaran kita jual ke teman-teman di kampus. Sama kita ajak aja tu Nela sama Nadine gabung, kan mereka banyak kenalan". Ujar Mita.
"Boleh juga, ya udah nanti kalo mereka pulang kita diskusikan lagi". Aluna mulai beranjak ke kamar.
"Oke...,". Mita tampak bersemangat.
***
Author butuh support ini, caranya gampang
1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari
2. Kasih author gift
3. Komentar positif dan membangun
Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....