" Barang - barangnya udah semuakan? " tanya Avariella sambil melihat kearah putrinya yang sedang memasukkan beberapa barang ke dalam koper
" Udah mahh, btw nanti disana aku langsug ditinggal sama kalian? " tanya Aleeza selesai ia mempacking dan menaruh kopernya di dekat pintu kamar
" Tergantung papa sih, Ayo udah ditungguin papa dibawah, " ajak Avariella lalu mengambil beberapa barang Aleeza untuk diangkut kebawah
" Udah? " tanya Jayden saat melihat anak serta istrinya turun dengan membawa satu koper tersisa
" Udah pa, ayo nanti keburu siang ga sempet beres - beres, " ucap Avariella lalu masuk ke dalam mobil disusul dengan Aleeza.
.
.
.
" Udah semuanyakan? " tanya Jayden selesai mereka membereskan apartmen yang akan dihuni oleh Aleeza untuk beberapa bulan kedepan.
" Iyaa udah kok paa, " balas Aleeza yang masih sibuk menata album - album kesayangannya
" Udah beres - beresnya, ayo makan dulu, " ajak Avariella yang datang ke arah mereka berdua dengan membawa beberapa ramen di atas nampan
" Wihhh udah lama ga makan ramenn, " ucap Aleeza yang langsung meninggalkan album - album kesayanagnnya untuk makanan favoritenya itu.
Aleeza memakan ramennya dengan lahap, sampai ia tak sadar bahwa kuah ramen yang ia makan mengenai bajunya sendiri,
" Astagah Briell, " heran Avariella melihat tingkah gadis satu - satunya
" Apaan maaa?? Ganggu orang makan aja, " balas Aleeza acuh dan terus melanjutkan acara makannya tanpa mempedulikan tatapan Mamanya yang sudah tidak bersahabat.
" Udah Vaa, dia kangen ramen buatan kamu tau, " kata Jayden melihat tingkah kedua wanita terpenting di hidupnya,
" Tapi itu bajunya basah, berantakkan juga Jay, " jawab Avariella
" Woaahhh udah selesaii !! " ucap Aleeza setelah selesai menghabisakan ramen miliknya dan menaruh mangkuk kosongnya di meja makan,
" Udah? Sana mandi, kamu bau asem, " suruh Jayden yang dibalas dengan cengiran dari Aleeza.
Aleezapun bergegas ke kamar mandi karena ia merasa bahwa dirinya sudah sangat lengket dan mulai tercium bau - bau tak sedap yang keluar dari dalam tubuhnya.
.
.
Aleeza keluar kamar dengan handuk yang masih ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Saat ia keluar kamar, ia tidak menemukan orangtuanya di luar, yang ia temukan hanya selembar note yang di tempel di atas meja dengan 4 buah kado bersamanya.
Aleeza menghela napas ketika selesai membaca surat dari orang tuanya itu, " Ayo semangat Leeza !!, kan lo yang minta jadi lo harus semangat !! " ucap Aleeza pada dirinya sendiri.
Setelah membereskan beberapa barang di kamarnya hingga memasang lampu estetik di kamarnya, Aleeza merasa bosan. Mengingat bahwa dirinya lupa membawa pembalut dan sialnya pembalut yang ia gunakan sudah penuh, Aleeza memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat sambil membeli beberapa camilan yang akan menemaninya marathon drama malam ini.
" Tas belanja, Handphone, dompet, oke semuanya udah, " ucap Aleeza, lalu ia menggunakan sepatunya dan pergi ke supermarket.
.
.
.
Sesampainya di supermarket, Aleeza langsung mencari cemilan kesukaannya dan botol ganteng yang luarnya terdapat foto oppa ganteng kesayangannya. " Sumpahhh, berarti tinggal mulung yang mukanya johnny, mana susah nyarinya, " guman Aleeza setelah berhasil mendapatkan botol berwajah taeil di tangannya.
Setelah menemukan botol ganteng, Aleeza pergi ke rak tempat pembalut dan langsung mengambil beberapa pembalut yang ada disana. Selesai mengambil beberapa pembalut, Aleeza mulai melangkahkan kakinya ke rak makanan ringan. Saat sedang berjalan menyelusuri rak yang ada disana, mata Aleeza berbinar karena melihat botol minuman pororo berwarna biru kesukaannya,
Aleeza dengan sigap mengambil botol itu, namun langkahnya kurang cepat karena botol itu terlebih dahulu diambil oleh seorang pria didepannya yang sedang menggendong seorang balita perempuan. Dan sangat disayangkan bahwa botol itu adalah botol terakhir yang ada disana.
" Kakak mau botol ini? " tanya gadis kecil itu membuat Aleeza mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat bahwa laki - laki itu adalah laki - laki yang pernah ia tabrak di parkiran
" A-ah itu, buat kamu aja, kakak cari minuman lain, " kata Aleeza dan segera pergi dari sana karena malas berurusan dengan laki - laki itu.
" Sial amat ketemu dia, " guman Aleeza membuat penjaga kasir yang melihat kearahnya
" Knp mba? " tanya penjaga kasir
" Ah engga mas, totalnya berapa? " tanya Aleeza balik
" Tiga ratus sembilan puluh dua ribu mba, " balas penjaga kasir,
Aleeza langsung memberikan uangnya dan pergi dari supermarket itu.
.
.
.
Ketika sedang asik berjalan di trotoar sambil menyanyikan lagu little einstein, langkah Aleeza terhenti ketika melihat gadis kecil yang ia temui di taman tadi menangis dengan keadaan linglung. Karena kasihan melihat anak itu, Aleeza menghampirinya, " Kamu kenapa sayang? " tanya Aleeza lembut,
Gadis kecil itu langsung memeluknya dan menangis, lalu menujuk ke arah depan, dimana terdapat laki - laki yang tadi bersamanya sedang menahan sakit. Aleeza menggendong anak itu dan mendatangi laki - laki itu.
" Lo gapapa? " tanya Aleeza sambil melihat tangan dan kakinya yang mengeluarkan banyak darah,
Karena tidak mendapat jawaban dari laki - laki yang ada di depannya, Aleeza membantu laki - laki itu berdiri dan memapahnya hingga sampai ke dalam apartmennya.
" Nama kamu siapa cantik? " tanya Aleeza kepada gadis kecil yang sudah duduk dengan tenang di sofa apartnya
" Lana kak, " balas gadis itu
" Oke, Lana jagain om itu dulu ya, kakak mau ambil obat, " kata Aleeza yang dibalas anggukan oleh Lana
Setelah mendapatkan kotak obat yang ia cari, Aleeza kembali ke ruang tengah dan mengobati laki - laki yang ada di depannya. Dengan telaten dan perlahan Aleeza mengobati laki - laki itu,
" Kak Alberth gapapakan? " tanya Lana membuat laki - laki itu tersenyum
" Kakak gapapa kok, ouhh, " balas Alberth diiringi ringisan kecil karena Aleeza menaruh obat merah diatas lukanya
Selesai membalut luka Alberth dengan kasa, Aleeza kembali bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Lana serta Alberth berdua di ruang tengah. Beberapa saat Aleeza kembali dengan segelas susu hangat dan dua gelas coklat panas.
" Ini diminum dulu ya, " kata Aleeza mempersilahkan mereka minum
" Eumm, nama lo siapa? " tanya Alberth sambil menggaruk tengkuknya
" Aleeza, panggil aja Leeza, " balas Aleeza
" Makasih ya Za, uem sama maaf ya gue waktu itu marah - marah ga jelas ke lu, " kata Alberth mengingat kejadian beberapa hari lalu saat ia marah karena mengira Aleeza mengikutinya
" Gapapa santai aja, apart lu di kamar nomor berapa? biar abis ini gue anter, " ucap Aleeza
" Ouhh ngusir nih? " goda Alberth
" Ia gue ngusir, lu bau soalnya belom mandi, iyakan lan, " tanya Aleeza meminta persetujuan Lana yang sudah selesai meminum susunya
" Iyaa, kakak bau, " ucap Lana membuat Aleeza tertawa senang karena Lana ada di pihaknya
" Dasar cewek, " gumam Alberth