"Ma" seorang gadis kecil bermata bulat berambut ikal dengan pakaian putih merah menarikku untuk cepat kedalam mobil
"Iyaa sayang, sabar yaa" ucapku pada anak semata wayangku
Aku Della seorang ibu beranak satu diumur 34 tahun. Kehidupan yang standar. Suami yang baik sayang dengan anak. Hanya aku juga tidak mengerti bagaimana memaknai pernikahanku.
Suamiku yang baik atau aku yang kurang bersyukur.
Dalam rumah tangga memang tidak pernah ada yang sempurna selalu ada yang namanya masalah, dan rasa tidak bersyukurku atau ini memang keluhan wajar yang menjadi belenggu.
Delapan tahun sudah menikah dengan Arya tidak pernah aku bertengkar sih. Dia selalu baik dia menjaga aku mengurus rumah dengan baik hanya saja dia tidak berpenghasilan lebih banyak dari aku.
Aku tidak masalah awalnya hanya makin hari aku makin keberatan karena aku merasa dia santai. Aku tau dia tidak memiliki pekerjaan yang baik. Dia bukan pemalas dia udah usaha tapi seperti rejeki tidak menghampirinya dan dari awal pernikahan aku tidak pernah merasakan uang belanja darinya. Dia selalu belanja kebutuhan dapur sendiri, beli kebutuhan anak tanpa memberikan uang ke aku. Jadi aku pernah iri sih melihat wanita lain dapat hadiah atau uang jajan dari suaminya dan yang lebih membuat aku kurang bersyukur. Dia memenuhi kebutuhan rumah seperti alakadarnya. Dia tidak membayar tagihan bpjs sampai tagihan membengkak tidak pernah beli perlengkapan mandi, apalagi skincareku.
Mungkin baginya memenuhi kebutuhan makan sudah cukup, padahal hidup tidak hanya butuh makan.
Apa aku salah jika aku merasa kurang nyaman? Aku pernah bicarakan ini dengannya tapi dia hanya bilang iya tapi seakan terabai dia hanya tetap memenuhi makanan tanpa kebutuhan lain.
Tapi aku selalu menutupi rasa tidak bersyukurkan dengan melihat anggel anakku satu-satunya yang sangat dekat dengan ayahnya
Apa karena aku bekerja terlalu keras hingga angel tidak sedekat itu sama aku, tapi aku bekerja juga demi dia, jika aku hanya mengandalkan arya mungkin anakku tidak pernah memiliki pakaian ataupun mainan hanya taunya makanan saja.
Karena dari lahir angel aku yang membelikan pakaian lucu, ataupun mainan- mainan buat angel.
Banyak yang menyarankan aku untuk memiliki anak kedua tapi aku rasa gak dulu, bagiku angel saja arya belum bisa memenuhi bagaimana jika ada adiknya. Aku sudah capek untuk bekerja aku ingin ada waktu senggang untuk bermain dengan angel atau me time tapi aku gak bisa karena jika aku santai kebutuhan anakku dan aku tidak akan terpenuhi. Walaupun aku tidak pernah cerita dengan siapapun, yang orang lain tau hidupku sempurna punya suami baik dan anak yang cantik padahal aku tidak pernah bisa tidur setiap malamnya menyimpan amarah terpendam.