Chereads / Secarik Kertas Untuk Nayla / Chapter 1 - Prolog

Secarik Kertas Untuk Nayla

🇮🇩darkmoon88
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Hujan turun begitu deras di keramaian jalan besar di dekat stasiun kota tua. Nayla menunggu hujan reda karena lupa membawa payung. Ia adalah mahasiswi semester awal pada Universitas Nusantara di Jakarta Pusat. Selain berstatus masih mahasiswi, ia pun bekerja paruh waktu pada sebuah minimarket di dekat kosan miliknya.

Hidup di Jakarta tidak semudah yang orang lain katakan. Jika kau tidak bekerja keras, akan sulit untuk makan. Itulah yang Nayla ketahui selama enam bulan hidup merantau di sini. Akan banyak teman yang mendukung. Bahkan, karena status sosial yang berbeda jauh. Jelas terlihat sebuah perbedaan kasta di dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang berpendapat kalau orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin hanya akan tertindas. Mungkin hanya orang-orang berpikiran pendek yang berkata demikian. Karena bagi Nayla, ia masih mempunyai impian besar yang menunggunya di ujung jalan.

Impian besar tidaklah mudah untuk digapai. Itulah alasan Nayla harus berusaha lebih keras setiap harinya. Bukan hanya untuk menghidupinya. Namun, lebih fokus pada keluarganya di desa. Ia adalah tulang punggung keluarga. Yang perlu dilakukan adalah terus berusaha.

Tangan mungilnya masih menggenggam sebuah kertas note kecil berwarna biru.

'Semangat! Hari yang baru pun akan dimulai.'

Sebuah tulisan singkat yang mampu membuat Nayla kembali bersemangat jika mencapai titik jenuhnya. Ia selalu mempunyai alasan untuk terpacu meraih impiannya.

Menjadi orang sukses adalah impian yang terlalu muluk-muluk. Ia hanya ingin hidup normal dengan pekerjaan bagus nantinya. Tentu saja setelah menyelesaikan kuliahnya. Ia ingin merubah nasib keluarganya yang selalu dikatakan jauh dari pendidikan. Ia ingin membuktikan pada orang-orang di kampung. Kalau siapapun bisa bermimpi setinggi langit. Asalkan berusaha semaksimal mungkin semuanya menjadi lebih mudah.

Karena terlalu lama melamun, Nayla bahkan tidak sadar hujan telah berhenti. Ia pun menyunggingkan seulas senyum tipis dan memasukkan kertas note kecil tadi pada kantong celana kain miliknya. Berjalan perlahan untuk mencari angkutan umum supaya bisa kembali ke kosan miliknya. Hari ini cukup melelahkan dan Nayla hanya ingin beristirahat lebih awal. Sebelum hari-hari penuh tantangan menyambutnya.