Meet the cast :
Jung Jaehyun NCT as Antares Jeffrey Keegan
Rosse Blacpink as Rosseane Emrys
Jennie Blackpink as Jenniesa Venuszuela
Lee Taeyong NCT as Elara Amaltae Youngie
Kim Doyoung NCT as Declan Callisto
Seo Johnny NCT as Johnny Juve
Nakamoto Yuta NCT Yuta Zeke
πππ
"Jeff, habis ini temenin ke toko buku bentar ya" Kata wanita bersurai blonde dengan senyum manis,
"Mau beli apa?"
"Ada yang mau aku cari, bahan kuliah."
"okay, as you wish princes" Senyum berlesung tercetak jelas disudut bibir pria yang akrab dipanggil Jeff tersebut.
Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah tunggang langgang jalan yang terlihat sepi pengendara karena jam masih menunjukan pukul 14.16 WIB.
" Jeff, Declan bilang kamu mau daftar BEM? "
" Oh iya, aku lupa bilang sama kamu. Aku, Declan sama Johnny maju. " Jawabnya seraya melihat rear-vision mirror nya untuk parkir.
" Okay. Aku turun kamu mau ikut atau tinggal? " Tawarnya.
" Aku disini aja. Kamu aja yang kesana, hati - hati, babe "
" Yes sir, nag! " Rose keluar mobil meninggalkan Jeffrey yang sibuk mengatur amplifier radio nya.
Meninggalkan Jeffrey, beralih pada Rose yang sekarang sudah berada dijajaran rak buku. Yang ditangannya sekarang sudah ada sebuah buku bertuliskan 'Pengantar Psikologi'. Bukannya segera pergi membayar, ekor mata Rose menangkap buku lain yang bertuliskan 'Biopsikologi' nya John P.J. Pinel.
" Apa gue beli keduanya, ya? " Monolog nya, menimbang nimbang haruskah membeli atau tidak.
" Keduanya aja deh, gak ada salahnya dipelajarin duluan " Katanya acuh sambil menuju ke kasir untuk membayar.
Ketika buku sedang di barcode, sebuah notifikasi hariannya masuk. Segera Rose mengeluarkan benda pipih berwarna rose gold dari dalam tas nya.
Dari Horoskop mingguan nya.
Percaya gak percaya, gadis yang berzodiak pisces satu ini (anggap saja begitu), sangat percaya dengan yang namanya ramalan. Bak agama keduanya, gadis itu gak pernah ketinggalan tentang updated Aplikasi Horoskop yang sengaja ia beri tanda.
'disarankan untuk bersikap menghadapi kejutan yang ada.'
Untuk beberapa saat Rose termenung dengan maksud Horoskop nya sebelum pegawai kasir memberitahu total harga kedua buku yang dibeli nya.
" Totalnya 213.000. Mau cash atau debit? " Ujarnya seraya tersenyum ramah.
" Oh ya, ini " Rose menyerahkan benda kecil yang tipis dari dompetnya; gold card andalannya.
Setelah selesai Rose segera pergi kembali menuju mobil Jeffrey yang terpakir tepat didepan toko, " Sorry lama. Sempet nyari yang lain juga aku " Jelasnya sambil meletakan belanjaannya dikursi belakang.
" Sans, mau langsung pulang atau mau kerumahku dulu? "
" dirumah kamu ada siapa emang? "
" Ya ada Mamaku doang, Papa jam segini kan masih kerja "
" Nanti kamu muter lagi dong nganterinnya? "
" Yaelah, buat kamu apasih yang enggak? Mau muterin Sudirman beratus kali juga ku jabanin, apalagi yang cuma sini situ doang, babe. " Jurus rayuan gombal seorang Jeffrey gak bisa Rose hindari. Sekarang pipinya memerah.
" Apasih Jeff, lebay banget " Rose menepuk pelan bahu Jeff.
Tentang Jeff dan Rose, mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun belakang, tepatnya ketika keduanya berada dibangku awal kelas 3 SMA. Yang saat itu keduanya menjadi akrab karena satu Bimbel, Jeff dan Rose gak menyadari kalau mereka satu sekolah, maka, asing rasanya ketika keduanya disatukan dalam chairmate di bimbel. Dengan keberanian yang Jeff kumpulkan berhari-hari, tepat satu minggu setelah pembelajaran berjalan, ia memberanikan diri untuk menyapa Rose yang notaben nya benar benar gadis pemalu.
Jeff pun gak pernah nyangka kalau Rose adalah gadis cantik nan lugu yang pernah ada, karena kebanyakan yang Jeff temui adalah gadis gadis bar-bar yang nampak seperti gak ada akhlak. Gak heran kalau pangeran Disney sejenis Jaehyun akan jatuh cinta dengan Princess snow white seperti Rosseane Emrys.
Rosseane pun gak nyangka kalau kencan pertamanya akan terjadi dengan Seorang Jeffrey; Most wanted SMA pada saat itu, karena waktu itu ia gencar didekati oleh June-- anak IPS dari seberang kelasnya.
" Babe, beli pisang dulu ya " Kata Jeff,
" Barbara? "
Jeff mengangguk lugu, " Barbara makin banyak makannya, pusing aku pisang seminggu hampir habis 1 tundun. Gak lama pengen buka lahan pohon pisang aja biar Barbara seneng. "
Rose spontan menoleh, " Jangan bercanda kamu "
Jeff tertawa renyah, "Hhahaha, ya kali babe, percaya kamu? "
" Mau gak percaya gimana? Terakhir kamu bilang mau beli Mercy buat beli seblak aja tau nya besok udah nangkring aja di garasi, terus kamu bilang iseng doang. Apa gak gila beli seblak doang sampe beli mobil??? " Rose mengomel. Ya habisnya gimana ya? Cowok disebelahnya ini kelewat absurd banget, apapun ide ide konyol yang ada didalem kepalanya beneran ajaib bin gak masuk akal.
" Ya kan beda. Waktu itu kamu bilang mobil aku bau duren kamu gak suka, ya aku beli mobil lagi lah biar kamu nyaman sama aku "
" Gak waras ah Jeff!! "
Perdebatan kecil mereka membuat keduanya terlarut sampe gak kerasa udah sampe dipekarangan halaman rumah Jeff yang maha luas, udah sebelas dua belas sama lapangan pesawat.
" Okay dah nyampe. Kamu duluan aja, paling Mama lagi nyantai dilapangan golf. Aku parkir dulu " Kata Jeff, menurunkan Rose dipelataran rumah nya kemudian menujur garasi mobil.
πππ
Pria bersurai hitam kecoklatan tengah duduk digazebo kampus dengan kedua earphone wireless putihnya, mulutnya berkecap mengikuti alur lagu dari band Coldplay favorite nya.
Mata tajam nya menyorot dedaunan diatas pohon, samar cahaya yang menembus dari balik dedaunan menerpa kulit wajahnya yang cenderung pucat. Sendiri. Suasana favorit yang pria itu selalu rasakan, menarik diri dari kerumunan makhluk sosial membuatnya terasa tenang, damai yang selalu dia rasakan membuang jiwa nya tentram.
Entah berapa puluh kali ia menolak untuk diajak berteman akrab dengan manusia lain, kesendirian membuatnya begitu nyaman dan mengurung jiwa nya untuk tetap berada di zona itu.
Bukan nya membatasi diri dari orang lain, dia cuma ingin melakukan hal yang membuat dirinya nyaman, fikiran tenang dan gak perlu memikirkan banyak hal. Bersosialisasi tetap ia lakukan, tapi seperlunya.
" El, sendiri lo? "
Pria bernama El tadi menoleh ke sumber suara, " Hm? " lalu melepas sebelah earphone nya.
" Sendiri? "
" Menurut lo? "
" Yaelah galak amat. Duduk ye? " Declan menawarkan dirinya sendiri untuk duduk disebelah El.
El cuma memandang tanpa arti. Orang aneh, batinnya.
" Johnny nyariin lo, katanya kerkom di rumah John ntar sore. " Jelas Declan.
" Jam? "
" se-free lo aja katanya, kan manusia yang paling susah diminta waktu nya lo doang. " Sindir Declan dengan tatapan andalannya.
" Atur. Gue ngikut " Final El karena gak mau kebanyakan mikir.
" Gue atur nih ya, awas lo ngaret apalagi gak dateng! Gue riquest list nama lo D dimata kuliah Dosen Gun ntar. " Ancam Declan, pasalnya terlalu sering di PHP oleh oknum Elara Amaltae Youngie ini.
" Iya. " Jawabnya singkat kemudian ia berdiri, " Gue cabut duluan " Katanya kemudian meninggalkan Declan yang menganga karena sikap dinginnya El yang begitu kelewatan.
" Yee ada ya dibumi ini manusia kek lo! Kalo gue dewa udah gue tendang kali lo keluar Bima sakti!!! " Declan hampir emosi.