Bagus bentar lagi akan merayakan ultahnya. Dia menyelesaikan pekerjaan dan mengatur jadwal dinas keluar kota. Biar bisa mengajak bf nya jalan jalan dan berduaan di malam spesialnya. Saat sibuk sibuknya meeting dan mengejar deadline hp bagus bergetar ada pesan wa masuk. Di sela sela meetingnya bagus mengecek hp nya dan membaca sebuah pesan dari bf nya.
"Mas, hari rabu ada acara nggak?" Sebuah pesan singkat dan bagus tahu bahwa hari itu adalah hari ultahnya. Bagus lalu membalas wa nya.
"Ya sayang, mas ada dinas keluar kota" Bagus tersenyum sendiri. Lalu temannya yang ada di hadapannya menegurnya.
"Kenapa kamu gus, senyam senyum sendiri?" Tanya anto.
"Kepo aja kamu to" Jawab bagus lalu membaca balasan dari pacarnya.
"Yah. Mas kan ultah mosok malah dinas keluar kota. Ade' mau ngajak mas makan malam bersama ☹️" Di bacanya pesan itu sambil nyengir lagi.
Anto yang memperhatikannya lagi lagi mencolek tangannya.
"Ada apa sih?" Tanyanya lagi.
Anto makin penasaran.
"Hahaha. Masih kepo aja kamu to, ini dari bini" Jawab bagus nyengir lagi. Anto yang gemes ngelihat temannya ini menjitak jidatnya. Bagus sudah reflek menghindari lalu mengejeknya. Beberapa saat kemudian meeting sudah di bubarkan. Rencana bagus untuk mengatur jadwal keluar kota lancar dan keputusan bagus harus menyelesaikan tugas di kantor cabangnya di bali. Saat keluar ruangan meeting anto membuntutinya lalu menjitak kepala bagus karena yang tadi sempat bagus elak.
"Aduh, sialan kamu to!" Bagus mringis kesakitan.
"Rasain" Ejek anto.
"Eh urusin SPJ ku dong to!" Suruh bagus kepada temannya.
"Ogah, urus saja sendiri" Anto langsung ngibrit menghindar balasan bagus.
"Awas kamu ya!" Teriak bagus.
Bagus lalu menuju ke sebuah ruangan bagian personalia untuk menyampaikan hasil rapat dan juga SPJ yang harus dia proses.
Setelah selesai menyampaikan perihal hasil rapat dan SPJ nya di staff personalia bagus mencari anto. Tapi tak kunjung menemuinya. Akhirnya bagus harus pulang naik taksi karena anto sudah pulang duluan sejak selesai meeting.
Sesampainya di rumah dan pada saat berkumpul keluarga sambil makan malam bersama. Bagus menyampaikan perihal dinas keluar kota nya hari rabu nanti.
"Ma, ayah rabu nanti keluar kota 2 hari 1 malam" Kata bagus kepada istrinya.
"Yaudah, emang nggak bisa di ganti hari lain yah?" Tanya istrinya.
" Nggak bisa ma, data kantor cabang dan menyelesaikan permasalahannya harus segera di tuntaskan. Kebetulan kepala cabang disana memberitahukan kalau hari rabu itu baru di persiapkan semuanya" Bagus menjelaskan perihal pekerjaannya.
Istrinya sedikit kecewa tapi tidak bisa berbuat banyak. Karena dia tahu suaminya bertanggungjawab dengan pekerjaaannya.
"Yaudah, nanti mama persiapkan segala perlengkapannya. 2 hari 1 malam ya yah?" Kata istrinya sambil menyuapi anak bungsunya yang berusia 2 tahun.
"Iya ma" Jawab bagus.
Selesai makan bersama dan berkumpul keluarga sudah saatnya untuk waktu istirahat. Bagus seperti biasa, saat istrinya meninabobokan anak anaknya bagus duduk di balkon sambil ngopi dan merokok. Sebagai dalih pengalihan dari istrinya dia pura pura membawa laptop dan berkas pekerjaan. Menandakan kalau dia sedang banyak pekerjaan dan harus di selesaikan. Padahal bagus hanya dalih biar bebas komunikasi dengan bf nya. Bagus duduk di pojok balkon dengan pemandangan atap atap rumah tetangganya dan berhias langit cerah dengan sedikit bintang dan bulan purnama yang sudah kelewatan.
Di bukanya wa nya ada rentetan pesan dari bf nya.
Wawan : " Mas sebelum berangkat kita ketemu dulu ya? "
Wawan : "Mas, lagi ngapain? "
Wawan : "Mas, pergi dinas sama siapa? "
Wawan : "Mas"
Wawan : "Mas, adek kangen"
Wawan : " Mas lagi ngapain? "
Wawan : " Mas, adek bobok dulu ya"
Wawan : " Muach I love you 😘"
Bagus senyum senyum saja setelah membaca rentetan chat dari bfnya. lalu bagas mulai mengetik membalasnya.
Bagus :" Adek dah tidur ya?, met tidur ya sayang, met mimpi indah"
Bagus :" Ya nanti kita ketemuan sebelum berangkat. Jumat malam ya kita ketemu"
Selain membalas chat dari bf nya bagus juga membalas chat dari teman, rekan kerja dan koleganya. Sambil membuka buka berkas pekerjaan dan mulai menyalakan laptopnya. Tak berapa lama kemudian istrinya datang membawakan sebuah kopi dan camilannya. Sang istri ikut duduk di sampingnya dan menemaninya sembari meminum teh.
"Yah, dinasnya ke kota mana? " Tanya istrinya.
"Ya sayang, ke Bali" Jawab bagus sambil mengetik di laptopnya.
"Mama ama anak anak boleh ikut nggak yah?"
"Nanggung ma, cuma 2 hari dan itu hari aktivitas pekerjaan. Bukan hari libur, rabu pagi berangkat kamis malam dah pulang" Bagus menjelaskan.
"Iya sih" Jawab lirih istrinya.
"Ya sayang, nanti kita atur jadwal untuk liburan ke bali. Bagaimana kalo seminggu setelahnya?" Bagus merayu istrinya biar bahagia dan semangat.
"Beneran yah?"
"Iya, nanti aku beli tiketnya mama persiapkan aja keperluannya. Masih lama dua minggu" Tegas bagus kepada istrinya.
Tiba tiba hp bagus bergetar, ada telp via wa. Kebetulan hp tergeletak di depan istrinya. Istrinya pun melihat layar hape menampilkan layar tampilan voice call. Tidak tercantum nama dan foto. Bagus langsung meraih hp itu dan lalu memeriksanya. Lalu di tekannya tombol telp.
" Ya halo" Hanya suara bagus terdengar karena menggunakan handsfree di telinganya.
"Dengan siapa ini?"
"Oh ya pak, gimana pak untuk progresnya?" Bagus berdiri dan membicarakan masalah pekerjaan. Menjauhi istrinya yang duduk memperhatikannya.
"Baik pak, nanti saya hubungi lagi" Lalu di tutupnya sambungab telepon di hp nya.
Lalu bagus kembali duduk dan istrinya masih memperhatikan dirinya. Bagus pura pura tidak memperhatikan hal itu sambil menghisap rokoknya dia melanjutkan mengecek data di laptopnya.
"Yah" Ada suara di tekankan dari kata istrinya.
"Ya ma" Jawab bagus.
"Siapa yang telp? "
"Oh, itu karyawan pak dewa di bali, yang mempersiapkan berkas dan laporan yang nanti ayah selesaikan"
Bagus membuat senormal mungkin keadaannya.
"Yah" Suara istrinya lebih lembut dan manja.
"Ya sayang" Bagus pun lebih relax dan santai.
"Malam jumat nih, bobok yuk!" Ajak istrinya dengan sedikit manja.
"Iya sayang, mama masuk aja dulu. Setelah selesai kerjaan ini dan habis kopinya ayah akan menyusul mama" Kata bagus lalu mencium kening istrinya.
"Yaudah yah, mama masuk dulu" Istrinya berdiri lalu masuk kedalam kamar.
Bagus hanya tersenyum lalu kembali menatap laptop dan sambil menghisap rokoknya.
Di teguknya kopi kesukaannya lalu meraih hp dan menulis sesuatu di chat wa nya.
Bagus :" Lain kali kalau mau telp bilang dulu"
Bagus :" Bandel nih, susah di bilangin"
Sebelum mengirim pesan kedua ada pesan masuk.
Wawan :" Maaf mas"
Bagus tidak membalas chat berikutnya lalu menyruput lagi kopinya. Beberapa saat kemudian pesan masuk, berkali kali hingga getaran hp nya terdengar di atas meja. Bagus cuek saja dengan hal itu. Lalu di raihnya dan kemudian mematikan daya hp nya. Bagus kembali menyalakan sebatang rokoknya. Memandangi gelapnya malam ternyata sudah jam 12 malam. Rembulan yang bersinar tidak terlihat lagi. Tertutup oleh awan kelabu yang menandakan mendung tapi tidak kunjung hujan.
Di tengoknya kedalam kamar istrinya belum tidur masih membaca bukunya.
Bagus mengemasi laptop dan berkas berkasnya. Di hisapnya rokoknya dalam dalam lalu membuang puntungnya. Bagus lalu masuk meletakan laptop di atas meja kemudian ke kamar mandi. Setelahnya dia menuju ke ranjang dan rebahan di samping istrinya.
Di peluk istrinya dan cium cumbu tubuhnya. Istrinya segera meletakkan bukunya lalu membalas memeluk dan mencium bibirnya. Dalam selimut bagus melepas kaos dan celana kolornya. Dia pun melepas piyama tidur istrinya yang sudah telanjang.
Di remas remasnya payudara lalu di kenyotnya. Dan istrinya pun memegang dan meremas remas kontolnya. Kontol bagus sudah ngaceng lalu di tindih lah istrinya.
Bagus mencium bibir lalu mencumbu leher dan dada nya.
Tangan bagus meraba raba memek istrinya, basah dan lembut. Jarinya menjepit itil dan memainkannya memelintirnya. Istrinya mendesah dan kelojotan.
"Ough .... Yaaaaah.... Enaaaaak"
Bagus pun lalu mencumbu badannya lalu turun dan di cumbunya memek basah itu. Di jilatinya hingga istrinya makin kelejotan. Di jambaknya rambut suaminya itu, saking nikmat dan gelinya lidah bagus bermain di memeknya.
"Yaaaaaaaaaaaah..... Ough"
Bagus suka dengan pantat yang semok macam punya istrinya. Di tepuk dan di remas remasnya. Lalu di angkat kaki satunya dan terbukalah memek itu. Bagus tidak menunggu lama di arahkan kontolnya dalam lobang memek.
Di sodoknya .... BLEEEEEEESSSSHHHH.....
"OOUGHHHHHHH" istrinya mendesah. Kaki istrinya di tumpangkan di pahanya lalu tangan meremas remas payudara. Bagus mempompa dari belakang dan mendesah desah di atas bantal.
"Ouggggh yeah sayang.... Enaaaak"
"Iya yaaaaaah"
Bagus mencumbu tengkuk leher istrinya. Istrinya makin mendesah.
Saat lamanya bagus hampir merasakan akan datangnya klimaks. Di cabutnya kontol lalu menyuruh istrinya berganti posisi.
"Mama diatas ya? " Suruh suaminya. Istrinya langsung bangun dan mengangkangi bagus di atasnya. Lalu jongkok dan memegang kontol suaminya. Diarahkannya dalam lobang memek lalu di tindihnya.
"Ough hmmmmmm" Desah bagus.
Istrinya mengambil kendali dalam bercinta. di goyang ngebolah kontol suaminya itu naik turun maju mundur. Bagus mendesah merem melek kontolnya mentok dan bagai di remet remet oleh memek istrinya sambil meremas payudara.
Istrinya makin kencang menggoyang.... Berapa lama kemudian.
"Yaaaaah mama mau keluar. Ough yaaaaah enak .... Bangeeeet" Desah istrinya.
"Ya sayang..... Kita barengan yaaaaaaa" Bagus memegang pantat dan membantu mengangkat dan meremas remasnya.
"Ough yaaaaah..... Mama udah ga tahaaan"
"Ya sayang"
"Yaaaaaaaaaaaaah" Istrinya mencengkram bahu lengan suaminya.
Tapi istrinya terus bergoyang menunggu suaminya klimaks.
Akhirnya bagus tidak menahan lama rasa klimaksnya. Di crrot kan nya pejuh dalan memek istrinya.
"Ough mamaaaaaaa..." Bagus menahan pantat istrinya saat pejuh menyembur. Setelah merasakan semburan pejuh bagus, istrinya lalu rubuh menindihnya.
Di peluknya lalu di ciumnya.
Cairan pejuh bercampur membasahi kontol bagus hingga tumpah ke tempat tidur. Istrinya mencabut kontol lalu mengambil piyama nya dan membersihkan pejuh yang berceceran di kontol bagus dan di atas tempat tdur lalu ke kamar mandi.
Bagus langsung tertidur setelahnya. Begitu pula istrinya langsung menyusul tidur di sebelahnya sambil memeluk dan bersandar di dada.
Hari berlalu hingga di ujung pekan. Minggu pagi bagus hanya duduk duduk di halaman belakang rumah. Kedua anak laki nya bermain bersama. Bagus menemaninya sambil menikmati kopi dan rokoknya.
Istrinya pun datang membawa camilan dan juga sarapan untuk kedua anaknya. Istrinya lalu menghampiri kedua anaknya menemani bermain sekaligus menyuapi makanan untuk kedua anaknya.
Bagus mengambil hp nya karena dia melihat ada pesan masuk dari getaran di atas meja.
Di buka pesan wa itu.
Wawan : " Mas marah?"
Wawan : " Maafin adek mas"
Wawan : " Mas kok diam aja"
Wawan : " Mas sudah berubah, apa mas sudah punya cowok lain? "
Wawan : " Yaudah lah, adek minta maaf. Mungkin mas sudah mendapatkan yang lebih baik dari adek"
Wawan : " Mas janji akan bertemu dengan adek. Kapan?"
Wawan : " Mas jahat"
Jemari bagus bermain di layar hp nya. Membalas chat dari wawan pacar yang disayanginya.
Bagus : " Adek lupa dengan komitmen dan adek belun bisa bersikap dewasa"
Bagus : " Kita bertemu besok di tempat biasanya. Jam 12.00 siang". Dikirimnya pesan itu lalu di matiin hp nya. Lalu dia membaca artikel di tablet nya. Membaca dan melihat berita berita yang di sukainya.
Istrinya mendatangi bagus setelah selesai menyuapi kedua anaknya. "Yah, kita ke kolam renang yuk! " Ajak istrinya.
"Dimana ma? "
" Tempat biasanya aja yah, anak anak biar senang bermain di arena permainan"
"Yaudah ma, jam 10 aja kita berangkat" Bagus menuruti ajakan istrinya sekaligus menghilangkan rasa jenuhnya.
Istrinya lalu masuk mempersiapkan perbekalan dan perlengkapannya. Sejam kemudian istrinya menghampirinya.
" Yah sekarang aja yuk mama sudah siapin semuanya di mobil"
"Bentar ma, ayah ganti celana dulu" Kata bagus.
"Ajak anak anak masuk kedalam mobil nanti ayah menyusul"
"Ya yah" Istrinya lalu menghampiri kedua anaknya dan mengatakan sesuatu kepada mereka. Mereka langsung ceria dan senang dan mengikuti mamanya masuk kedalam rumah.
Bagus segera ke garasi mobil setelah mengganti celana dan kaosnya. Dilihatnya semua sudah masuk ke dalam mobil. Bagus mengunci pintu rumah. Mereka pun berangkat ke kolam renang yang lumayan jauhnya dari rumah. Sejam kemudian mereka pun tiba di arena itu.
Anak anak lebih suka bermain bersama mamanya. Bagus mendapatkan kebebasan berenang di kolam khusus dewasa. Sedangkan istrinya dan anak anaknya di kolam khusus anak dengan arena permainan dan ketangkasan. Bagus melakukan pemanasan sebelum menceburkan diri. Kolam tidak begitu ramai seperti biasanya. Bagus berlari lari kecil mengitari kolam renang. Setelah itu dia langsung menceburkan diri.
Berenang dari ujung ke ujung. Keahlian bagus berenang udah teruji. Pernah menjadi juara lomba renang antar sekolah. Mewakili sekolahnya dia mendapatkan juara 1. Tapi bagus tidak ingin menjadi atlit. Dia lebih menyukai bidang lain. Tubuh yang ideal atletis sudah menjadi ciri khas nya sejak remaja.
Beberapa kali putaran bagus berhenti. Sambil mengamati keadaan anak dan istrinya. Lalu me lanjutkan berenang dengan ganti gerakan. Dan kadang menyelam berlama lama melatih pernafasannya dan juga detak jantungnya. Bagus beristitahat sebentar dengan bersandar di tepian kolam. Tiba tiba dari belakang ada yang menabraknya. Seorang pria seusianya dengan penampilan lebih atletis dan juga tampan. Dengan potongan rambut seperti seorang anggota.
"Eh maaf! " Kata pria itu sambil tersenyum ramah.
"Ya mas" Balas bagus dengan senyum yang ramah pula.
Manis juga batin bagus menatap pria itu tanpa berkedip. Dan pria itu sempat melirik dan beradu tatap mata.
Pria itu lalu berenang ke arah berlawan bagus berdiri. Lalu berenang balik dan berhenti di hadapan bagus.
Pria itu lalu bergeser dan berdiri di samping bagus dan bersandar di tepian seperti yang bagus lakukan.
"Sama siapa mas? " Tanya pria itu.
"Keluarga mas, kalo mas?" Jawab bagus dan menanyakan pula kepada nya.
"Sendiri mas" Jawab pria itu.
"Kenalkan mas, haris" Kata pria itu mengenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Bagus" Jawab bagus sendiri.
"Nama yang sesuai" Kata haris.
"Maksudnya mas?" Tanya bagus ga sadar kalo sedang di puji.
" Bagus, kayak orangnya" Kata haris.
"Oh kirain" Kata bagus tersipu malu. "Biasa aja kok mas"
"Mas haris tinggal dimana?" Tanya bagus.
"Pindah pindah mas" Jawab haris.
"Kok pindah pindah emang belum berkeluarga?"
"Belum mas, mas sudah berkelurga? " Tanya haris.
"Sudah, itu anak dan istri ku" Jawab bagus sambil menunjuk arah.
"Oh"
"Kenapa mas? "
"Nggak apa apa, mantap dah berkeluarga" Jawab haris.
"Maaf , mas haris umurnya berapa?" Tanya bagus.
"33, kalo mas? "
"Bentar lagi 42" Terang agus.
"Wah mau ultah nih, makan makan dong" Canda haris.
"Boleh" Jawab bagus sekenanya.
"Beneran mas?
" Iya. Aku traktir"
"Asyik, kapan mas?"
"Nanti aja aku kasih tahunya"
"Ah nggak asyik ah" Rayu haris.
Candaan haris mencolek pinggang bagus. Bagus pun kegelian lalu membalas membetot kontolnya.
"Eiiit mas bagus nakal aaaah" Haris membalas membetot kontol bagus.
"Lha haris juga nakal kok" Tawa bagus.
"Kontol mas gede juga" Bisik haris di dekat telinga bagus. Bagus reflek menghindar disangkanya mau di cium.
"Hmmmm" Bagus melirik curiga ke haris.
"Kenapa mas?" Tanya haris.
"Nggak apa apa, di raihnya tangan haris di arahkannya ke kontolnya.
" Tuh kan mas nakal" Haris cekikikan.
"Kamu mau kan?"
"Hehehe iya mas"
Kontol bagus langsung ngaceng maksimal. Karena suasana tidak begitu ramai pengunjung bagus berani melakukan hal itu. Haris mengeluarkan kontol bagus lalu tiba tiba menyelam. Di dalam air haris mengemut kontol bagus.
Bagus menahan enaknya kontol di emut haris dalam kolam. Dia menggigit bibirnya agar tidak mendesah. Lumayan lama haris bisa menahan nafas dalam air. Dan emutannya begitu enak dan lembut. Lidahnya bermain main hingga tubuh bagus menahan geli sekaligus nikmatnya. Haris muncul dari dalam air dan tersenyum padanya.
"Besar dan berurat mas, enak banget di mulut" Bisiknya sambil mengocok ngocok kontol bagus.
Lalu menyelam lagi dan mengulumnya lagi. Haris masih belum puas dengan mengulum kontol bagus. Berulang kali dia menyelam dan mengulumnya. Kesempatan tidak datang untuk kedua kali. Itu prinsipnya haris. Selama masih aman untuk di lakukan. Untuk kesekian kali haris menyelam dan menyembul hanya untuk mengulum hingga puas. Saat terakhir nyembul ada pengunjung baru menyeburkan diri dalam kolam. Haris berhenti melanjutkan mengulum hanya mencari kesempatan meremas remas kontol bagus yang masih ngaceng di dalam kolam.
Bagus hanya diam seolah olah tidak terjadi apa apa.
Tangan bagus meraba celana renang haris dan merasakan tonjolan bahwa kontol haris pun ngaceng maksimal.
Ukurannya pun besar dari bentuk dan rabaan tangannya. Posisi badan haris berbalik dengan badan bagus hanya saja berdampingan. Haris menghadap tepian kolam sedangkan bagus bersandar pada tepian kolam. Bagus leluasa mengeluarkan kontol haris dan memainkan kontolnya. Tangan bagus iseng meraba lobang pantat haris. Di gesek gesekan jarinya dalam ujung lobang itu. Haris sedikit menungging agar pantatnya membuka lebar dan lobang itu bisa di mainkan oleh bagus. Jari tengah bagus menusuk nusuk lobang sedikit licin tapi sempit. Haris diam dan kadang memejamkan mata menikmati rasa nikmat jari bagus memainkan lobangnya. Beberapa lamanya bagus memainkan lobang itu dan juga kontol haris makin lama haris makin tidak kuasa menahan ingin di tusuk lobang pantatnya dengan kontol bagus.
"Mas, mau nggak nembak haris? " Bisik haris.
"Bentar nunggu orang di pojok itu bergeser" Bisik bagus sambil melihat ke arah pojok ada seorang bapak berdiri diam.
"Coba kita geser kesana biar bapaknya berpindah tempat" Bagus menyuruh haris bergeser ke arah kirinya. Haris pun langsung nenurut pura pura berenang ke arah tengah kolam lalu berbalik ke arah pojok seolah olah arahnya melenceng. Karena seakan mau di tabrak bapak itu mencoba menghindar dan bergeser ke arah tengah kolam lalu berenang ke arah lain berlawanan dari tempat haris berhenti. Beberapa saat kemudian bagus menyusul dengan pura pura berenang seperti yang haris lakukan. Saat bagus mendekat haris mengeluarkan kontolnya di dalam kolam. Bagus lalu menyelam dan mengulum kontol itu. Kontol kedua nya sudah ngaceng maksimal kembali karena birahi nafsu yang sudah mengunci di alam pikiran mereka. Ingin melampiaskan hasrat yang sudah tak kuasa di bendungnya. Mencari kesempatan dan melihat keadaan. Bagus bergeser di pojok dan haris membelakangi di depannya. Haris berdiri jarak setengah meter darinya lalu sedikit menyelam dengan pantat menungging ke belakang tepat di depan kontol bagus. Posis yang terlindungi tembok tepi kolam dan pandangan jauh dari orang. Hanya mereka berdua berada di pojokan kolam. Bagus mengarahkan kontol ke dalam lobang haris. Sedikit susah untuk memasukkannya karena posisi yang kurang pas. Haris mencoba mendekat dengan lebih melebarkan kakinya. Bagus dengan menggeser kaki dan menekuk sedikit akhirnya ujung kontolnya masuk kedalam lobang itu.
Setelah merasa pas untuk memasukkan kontolnya bagus langsung menyodoknya hingga masuklah kontol dalam lobang itu. Haris melakukan gerakan maju mundur membuat air beriak dan terlihat jelas gerakan maju mundurnya. Bagus menyuruh nya diam.
"Ris, kamu pura pura berlatih berenang aku pegangi tubuhmu" Kata bagus. Bagus lalu memegangi pinggul haris dan haris mengangkat dan menaruhnya di lutut bagus yang menekuk. Lalu tangan haris menebas air seolah olah belajar berenang di latih oleh pelatihnya.
Lalu bagus memposisikan pantat dan tubuhnya lalu bergoyang maju mundur menyodok kontol nya. Dalam air bagus tidak begitu berat mengangkat tubuh haris. Karena berat massa air dan tubuh haris berbeda. Agar permainan mereka tidak mencolok sesekali haris maupun bagus berhenti berberapa saat. Pura pura berhenti seperti latihan berenang. Lalu di lanjutkan nya lagi hingga beberapa kali.
Haris lalu menepi di tepian kolam.
"Enak banget mas" Bisiknya.
"Lanjut di kamar ganti aja yuk! " Ajak bagus.
"Ya mas, mas bagus jalan aja dulu. Nanti haris nyusul" Bisik haris.
Bagus langsung keluar dari kolam dan berjalan ke arah kamar ganti. Bagus melihat lihat keadaan kamar ganti yang sepi dan kosong. Di cari nya kamar yang cocok dan aman. Ada sebuah toilet kamar mandi di pojok. Dia berdiri di depan pintu menunggu haris datang. Tak lama kemudian haris muncul. Bagus langsung masuk dan di susul oleh haris.
"Jangan bersuara ya? " Bisik bagus di telinga haris dan memegangi wajahnya dengan kedua tangan. Keduanya saling bertatapan muka dan seperti ada daya magnet yang kuat. Mereka saling berciuman. Sambil berciuman keduanya saling melepas celana renang masing masing. Beberapa saat kemudian haris membungkuk untuk mengulum kontol bagus sekaligus melumurinya dengan air ludah agar licin dan mudah masuk ke lobangnya. Setelah puas mengulum kontol haris langsung menungging membelakangi bagus . Haris masih memegangi kontol bagus tak ingin melepaskannya. Haris sendiri yang mengarahkan dan memasukkan kontol itu kedalam lobangnya.
Haris menahan enaknya kontol masuk dengan mata terpejam dan bibir terkatup tutup rapat. Agar tidak bersuara karena enaknya ingin mendesah.
Bagus memegangi pantat haris sambil mencari posisi yang pas dan juga nyaman.
Setelah posisi pas dan nyaman bagus melancarkan gerakan maju mundur tanpa berhenti. Dengan kecepatan konstan dan teratur membuat haris benar benar di buat keenakan dan kenikmatan. Badannya lemas karena pasrah menerima nikmatnya. Di sandarkan kepala dan badannya di dinding kamar mandi. Kakinya makin lama makin lemas karenanya. Bagus yang memegangi pantatnya berusaha mengangkatnya. Karena tidak ada pegangan bagus mengangkat kedua paha haris sepinggangnya. Haris bertahan di posisi bersandar di dinding. Tubuh haris hampir melayang. Bagus merasakan enaknya kontol terjepit karena gaya tekan haris yang menyeimbangkan dirinya agar tidak jatuh dengan menekan pantatnya kuat kuat.
"Ough" Desah bagus yang mendadak membuat haris menengoknya...
"Stttttttt..... "
Bagus langsung diem mendesah dengan mengatupkan bibirnya. Di sodok sodok sodok an nya kontol secara maksimal. Bagus kelelahan mengangkat dan juga memompa secara membabi buta.
Kaki haris di turunkan lalu dia mencabut kontolnya. Duduk di lantai kamar mandi dengan bersandar tembok. Haris pun mendekati dan menghadapi bagus berdiri dengan kontol di mukanya. Bagus lalu mengulum kontol itu. Haris menggoyangkan pantat maju mundur saat di kulum kontolnya. Lalu haris pun menyudahi goyangannya menarik kontolnya lalu mengangkang di atas bagus. Meludahi lobang pantatnya lalu jongkok dan menduduki kontol bagus. Memasukkannya lalu ...
BLESSSSSHHHHH
bagus dan haris meredam desahan dengan berciuman, haris melakukan gerakan naik turun hingga kontolnya beradu pusarnya bagus. Lalu di kocok kocok kontolnya sendiri. Bagus memainkan pentil haris yang kecil menjulang. Di pelintir pelan pelan dan di remas remas dadanya.
Haris bersemangat naik turun hingga keringat nya muncul dan menetes di dadanya. Bagus mengusap usap keringat itu di merata di seluruh dada dan perut datarnya. Kekuatan dan semangat haris sangat luar biasa seperti gurun pasir yang kering tanpa air. Haus akan kepuasan. Keringat makin banyak muncul dan menetes di dahinya keringat dari leher mengalir bertemu dengan keringat di dadanya. Tiba tiba haris terdiam dan urat urat seluruh tubuhnya mengembang. Pahanya menjepit pinggul bagus dan pantatnya menekan. Lobangnya menyempit dan sesuatu menyembur kencang, pejuhnya muncrat jauh mengenai wajah bagus. Dan sebagian nya ke dada dan perutnya. Kontol bagus terjepit lobang yang berkedut kedut rasanya sungguh nikmat. Haris memandangi wajah bagus dengan tersenyum dan mengangkat pantatnya. Tercabutlah kontol bagus dari lobangnya.
Bagus mengusap wajahnya dengan tangan, pejuh haris di sapunya lalu di sodorkannya ke haris. Haris yang menerima sodoran tangan penuh pejuh nya itu lalu menjilatinya hingga habis tak bersisa lalu menjilati leher dada dan perut dimana pejuh berceceran.
Lalu di remasnya kontol bagus dan kemudian di emutnya. Lidah nya bermain serta menjilat jilat saat kontol berada di mulutnya. Bagus menggeliat kenikmatan sekaligus geli di ujung kontolnya. Rasa ngilu tertutup oleh rasa nikmat. Ditambah lagi dengan genggaman tangan haris dengan meremas dan mengocoknya mengikuti irama lidah dan mulutnya. Tangan haris satunya tak luput memainkan pentilnya bagus. Hingga beberapa saat kemudian bagus mengangkat pantatnya menekan masuk kontolnya dalam mulut haris dan tangannya menahan kepala haris. Sesuatu telah menyembur di rongga mulut haris. Hangat dan kenyal lalu di telannya. Kontol bagus berkedut kedut dan urat nya mengembang. Mulut haris menyedot habis semburan semburan pejuhnya. Rasa geli dan nikmat bagus rasakan. Dia menahan dengan merapatkan mulut dan matanya. Tangannya mencengkram kepala dan menjambak rambut haris. Haris makin beringas dengan reaksi bagus yang menahan gelinya. Haris memaksa nekat mengulum kontol berklimaks itu hingga kendor dan melemas.
Bagus lemas dan tersenyum pada haris. Begitu juga haris lalu mendekat dan mencium bibirnya.
Terimakasih mas. Di ciumnya lagi bibir itu dan memeluk tak ingin memelpaskannya.
Bagus menyudahi ciumannya.
"Ayo mandi sebelum banyak orang" Bisiknya.
Lalu haris berdiri dan juga bagus.
Bagus mengambil celana renangnya dan merogoh sakunya. Ada sabun mandi travel yang masih terbungkus. Lalu di bukanya dan dia gunakan untuk mandi bersama haris. Berdua saling menggosok gosok sabun dan bermain busa di masing masing badannya. Sambil memeluk dan kadang berciuman. Meremas remas kontol dan menyabuninya. Lalu berbilas bersama sama. Setelah selesai berbilas bagus mendekati haris.
"Km keluar dulu lihat keadaan. Kalo sepi kita keluar bersama sama. Kalo ada orang kamu di luar berjaga jaga" Bisiknya.
Haris mengangguk lalu membuka pintu kamar mandi. Dia keluar melihat keadaan yang kebetulan sepi. Langsung kembali mengajak bagus untuk segera keluar. Saat keluar pun bagus lebih dulu berjalan ke arah tempat dia menaruh barang barangnya. Disana istri dan anaknya sudah menunggu. Bagus lalu menghampirinya.
"Ayah sudah mandi? " Tanya istrinya.
"Sudah ma" Jawab bagus lalu mengambil handuk lalu mengeringkan badannya. Sambil mengeringkan badannya dia melihat haris yang baru saja keluar dari tempat kamar ganti. Berjalan ke arah berlawanan menuju dia menaruh barang barangnya. Bagus mengamatinya sampai haris berhenti dan melihat kearahnya. Lalu bagus pura pura tidak melihatnya dengan mengambil kaos dan celananya. Dia menutupi pinggang kebawah dengan handuk melilit di pinggangnya. Lalu melepaskan celana renangnya yang basah dan di ganti dengan celana dalam. Lalu mengenakan celana pendek dan kaosnya.
Setelah selesai berganti pakaian lalu dia mengajak istrinya untuk makan di salah satu food court di sana. Bagus menggandeng anak laki nya yang besar dan istrinya menggendong si kecil. Berjalan ke salah satu kedai makanan dan lalu mereka duduk.
Bagus memesan makanan lalu menunggu sambil mengecek hp nya. Haris tiba tiba muncul dari belakangnya dan memesan makanan. Lalu duduk di bangku dekat deretan bangku bagus bersama keluarganya.
Bagus menyapanya seolah sudah mengenalnya.
"Udah mau pulang juga mas?" Kata bagus.
"Iya mas" Jawab haris lalu tersenyum saat dia menoleh bertemu tatap dengan istrinya bagus.
"Sendirian? Mana temennya?" Tanya bagus seolah olah dia kesana berangkat dengan temannya.
"Sudah pulang duluan mas, ada acara" Jawab haris.
"Naik kendaraan sendiri sendiri?" Tanya bagus.
"Nggak mas, tadi aku bonceng salah satu temen" Terang haris.
"Jadi kamu pulang naik apa? "
"Naik ojek mas, deket sini kok"
"Ke arah asrama itu ya? "
"Iya mas"
"Barengan kita aja" Bagus menawarinya untuk mengantar pulang.
"Nggak usah mas, deket ini. Nggak enak dah ngerepotin"
Pesanan makanan bagus dan keluarganya sudah di antar.
"Mari mas, makan dulu" Bagus dengan sopan menawari sebagai bagian tata krama untuk memakan duluan.
"Silahkan mas" Jawab haris dengan sopan.
Dengan sikap biasa dan tanpa bertingkah apapun bagus bersama keluarganya menyantap makanan. Tanpa menoleh ke arah haris, melirik ataupun menatapnya. Seolah olah tidak terjadi apa apa dengan apa yang sebelumnya sudah terjadi.
Begitu juga dengan haris. Lebih bersikap natural dan apa adanya. Dengan sendirian dia hanya fokus menunggu makanan pesanannya sambil memainkan hp nya. Setelah makanan pesanan haris datang haris pun dengan sopan bersikap sama.
"Mari mas, makan! " Kata haris.
"Ya mas silahkan" Bagus menoleh saat haris menawarkan makanan.
Lalu kembali fokus ke aktivitas masing masing.
Bagus terlebih dahulu selesai makan. Menunggu anak anaknya makan yang di suapin oleh istrinya. Bagus hanya diam menunggu melihat mereka yang asyik makan. Setelah mereka selesai makan bagus mengajaknya untuk segera pulang.
"Ma, yuk kita pulang" Bagus lalu melihat ke arah haris yang baru saja selesai makan.
"Mas haris mau pulang bareng nggak?" Bagus menawari haris untuk mengantarnya pulang.
"Nggak usah mas, ngerepotin mas nanti" Tolak haris secara sopan padahal dia berharap bisa bareng sama bagus.
"Nggak apa apa mas, searah sekalian jalan pulang ke rumah" Bujuk bagus.
"Ya mas, terimakasih banyak sebelumnya" Kata haris.
Lalu mereka berdiri dan berjalan menuju parkiran. Setelah mereka naik dan kendaraan pun meluncur ke jalan raya.
"Mas, nanti saya tidak bisa mengantar sampai tempat. Cukup di pinggir jalan raya aja ya! Nanti mas bilang aja berhenti dimana" Kata bagus saat berkendara.
" Ya mas, nggak apa apa" Jawab haris.
"Mas boleh nggak catat nomor hp saya. Senang berkenalan dengan mas haris siapa tahu ada informasi bisnis yang menjanjikan" Kata bagus.
"Ya mas, nomornya berapa? " Haris mengambil hp nya dan mulai mencatat nomor yang di sebutkan oleh bagus.
"Sudah? " Kata bagus.
"Sudah mas" Jawabnya.
"Coba mas misscall ato japri wa saya! " Suruh bagus.
"Ya mas, bentar"
Tidak lama dan tidak jauh dari perjalanan.
"Mas kiri depan ya, gang samping gerbang asrama itu" Kata haris.
"Ya mas" Bagus segera mengurangi kecepatan dan mengambil arah sein ke kiri mencari kesempatan untuk berhenti di pinggir jalan.
Tepat berhenti di gang yang telah di tunjuk oleh haris.
"Terimakasih banyak sebelumnya mas, terimakasih mbak" Kata haris sopan.
"Ya mas sama sama" Kata istri bagus.
Setelah haris turun bagus langsung menjalankan kendaraannya.
"Siapa tadi yah? " Kata istrinya.
"Tadi kenal saat berenang bareng" Jawab bagus santai.
"Oh"
" Yah kita mampir ke supermarket dulu ya, beli kebutuhan juga bekal ayah nanti keluar kota" Kata istrinya.
"Ya ma, ke mana nih? " Tanya bagus.
"Yang searah pulang aja yah, Kasihan anak anak dah capek" Melihat ke arah anak lakinnya yang besar sudah tertidur di jok belakang.
"Nanti mama belanja sendiri aja ya, ayah temani mereka di mobil" Kata bagus.
"Ya yah, cuma sedikit kok, kalau nggak antri cuma sebentar" Kata istrinya.
Bagus berbelok ke sebuah supermarket. Dan istrinya turun untuk berbelanja.
Sambil menunggu di mobil bagus tiduran karena lelah. Tiba tiba hp nya bergetar ada pesan masuk.
Haris : "Mas sudah sampai rumah?"
Haris :" Maaf mas kalau mengganggu"
Bagus : " Nggak apa apa ris. Nih mampir belanja. Bentar lagi sampai kok"
Bagus membalas chat wa nya.
Balasan berikut langsung di terima.
Haris : " Mas kapan ulang tahunnya? "
Bagus : " Masih inget aja ris? "
Bagus : " Besok rabu"
Haris : " Hehehe iya mas, mau kado apa mas? "
Haris :" Jadi kan nanti kita makan makan bareng? "
Bagus : " Maaf ris, rabu pagi saya keluar kota".
Haris : " Kemana mas? "
Bagus :" Bali"
Haris : "berapa hari?"
Bagus : "2 hari 1 malam"
Haris : " Boleh ikut nggak mas? "
Bagus : " Kamu nggak kerja? "
Haris :" Saya kebetulan ambil cuti mas"
Bagus :" Yaudah coba cari tiketnya masih ada nggak"
Haris : "ya mas"
Bagus : " Yaudah nanti kabari ya? "
Haris : " Ya mas"
Bagus lalu mengecek wa lainnya dari wawan bf nya.
Wawan :" Mas masih marah? Kok nggak ada kabar"
Wawan :" Adek kangen mas"
Dan banyak chat yang bagus abaikan untuk di baca. Lalu di balasnya.
Bagus :" Ya nanti kita bertemu besok sore ya di tempar biasa. Mas lagi sama keluarga"
Dikirimkan pesan itu langsung di matikan hpnya.
Tak berapa lama kemudian istrinya datang dan mereka pun pulang.
Keesokan harinya setelah pulang kerja bagus menepati janji nya bertemu dengan bf nya. Dia pun langsung menuju ke lokasi tujuan.
Bagus menghampiri tempat dimana wawan sudah menunggunya. Bagus menepuk punggung wawan lalu duduk di kursi hadapannya. Wawan diam saja, takut bagus marah karena kelakuannya.
"Apa kabar?" Tanya bagus mencoba menyapanya.
"Baik mas" Wawan tersenyum memandangi bagus.
"Udah makan? "
"Belum mas"
Bagus langsung mengacungkan tangannya untuk memanggil pramuniaga.
"Dah lama menunggu? " Sambil menulis pesanan diatas kertas yang di sedia kan.
"Nggak mas"
Pramuniaga sudah datang dan bagus menyerahkan kertas pesanannya.
"Mas jadi dinas keluar kota? "
"Ya"
"Nggak bisa mundur? "
"Nggak, karena sudah mas rencanakan keluar kota mengajak kamu" Terang bagus.
"Kamu bisa ikut?" Kata bagus.
"Waduh mas, paginya saya ada acara di kantor" Jawab wawan.
"Jadi kamu nggak bisa ikut? " Bagus nanya lagi untuk kedua kalinya.
"Maaf mas, mas nya ngajaknya mendadak" Wawan bimbang.
"Nggak bisa cuti? " Bujuk bagus.
"Nggak mas, saya sudah janji sama teman teman" Terang wawan.
"Yaudah" Bagus sudah bisa menebak dan hanya diam.
"Mas berangkat jam berapa? " Tanya wawan.
"Pagi penerbangan pertama" Jawab bagus.
"Berarti kamis malam mas sudah pulang kan?, Nanti adek jemput ya di bandara! " Wawan mencoba menyenangkan hati bagus.
"Nggak usah dek, mas sudah bawa mobil sendiri" Terang bagus.
"Mas masih marah? " Tanya wawan lagi.
"Nggak" Jawab bagus singkat.
Pramuniaga datang membawa pesanan makanan mereka.
Mereka lalu menyantapnya tanpa banyak bicara. Selesai makan bagus memanggil pramuniaga dan menyerahkan bill beserta kartu kreditnya.
Wawan hanya memperhatikannya.
Bagus masih tetap diam dan terlihat nggak nyaman.
"Mas marah ya? " Tanya wawan.
"Nggak dek".
Pramuniaga datang membawa kertas pembayaran, diserahkannya kartu kredit dan kertas pembayaran untuk di tanda tangani.
Bagus mengambil pulpen di nampan itu lalu mencoretkan tanda tangannya.
" Terimakasih, selamat datang kembali" Kata pramuniaga itu ramah.
"Yaudah dek, mas pulang dulu ya" Kata bagus.
"Mas buru buru? "
"Ya dek, persiapan buat besok"
"Mas nggak kangen? Nggak ngajak ke tempat biasanya?" Wawan tiba tiba sedih melihat tingkah bagus dan ada rasa bersalah.
"Mas ingin wawan ikut? "
"Besok adek usahakan ikut sama mas ke bali"
"Nanti adek akan ajukan cuti" Bujuk wawan.
"Yaudah dek, kita pulang aja. Lagi pula adek pasti nggak bisa mengajukan cuti mendadak" Kata bagus.
"Dah dulu ya dek, mas pulang duluan" Kata bagus berdiri dan beranjak meninggalkan tempat itu.
Wawan ingin menahannya tapi malu di lihat banyak orang, dan akan membuat bagus semakin marah dan membencinya.
Dia hanya bisa menahan nangis dan sedih pilu di hatinya. Dia mengambil hp nya lalu mengetik sesuatu.
Wawan : " Mas marah? "
Wawan : " Maafin adek mas"
Wawan : " Adek usahakan besok ikut sama mas"
Wawan : " Tapi mas tolong hargai adek, adek salah apa? "
Wawan : " Mas sudah nggak sayang sama adek ? 😭
Wawan : " Please mas"
Chat dikirim ke wa bagus dan hanya centang satu. Wawan hanya pasrah dan diam membisu. Matanya merah menahan air mata.
Dia sudah tahu karakter bagus yang keras dan tegas. Dia sadar telah melakukan kesalahan tapi dia hanya ingin perhatiannya.
Wawan : " Mas marah? "
Wawan : " Maafin adek mas"
Wawan : " Adek usahakan besok ikut sama mas"
Wawan : " Tapi mas tolong hargai adek, mas salah apa? "
Wawan : " Mas sudah nggak sayang sama adek ? 😭
Wawan : " Please mas"
Chat dikirim ke wa bagus dan hanya centang satu. Wawan hanya pasrah dan diam membisu. Matanya merah menahan air mata.
Dia sudah tahu karakter bagus yang keras dan tegas. Dia sadar telah melakukan kesalahan tapi dia hanya ingin perhatiannya.
Sesampainya di rumah bagus melihat kedua anaknya sudah tidur. Dan istrinya sudah mempersiapkan perlengkapan di dalam kopernya.
"Ayah kok pulang telat? " Tanya istrinya.
"Iya ma, tadi berkas berkas kantor belum lengkap. Harus nunggu dari departemen lain mengantarkannya. Jadi ayah nunggu" Terang bagus.
"Mama sudah simpan tiket dan booking hotelmya di tas itu" Tunjuk istrinya.
"Iya sayang, terimakasih" Jawab bagus lalu pergi kekamar mandi.
Setelah selesai mandi dilihat istrinya ketiduran. Pulas dan terlihat kecapean.
Bagus lalu ke balkon sudah di siapkan secangkir kopi dan camilan. Bagus tersenyum memandang istrinya yang selalu mengerti keadaan dan kebutuhannya. Dia sangat sayang istrinya tapi dia merasa bahwa hal lain tentang jati dirinya tidak bisa dia hilangkan. Entah kenapa tapi dia tetap mengutamakan istri dan anak anaknya. Walau dia lebih menyakitinya. Dia hempaskan rasa dan pikiran itu. Lalu dia menyalakan sebatang rokok dan menyuprut kopinya.
Selama dia memberikan kebutuhan dan kenyaman kepada keluarga kecilnya nggak masalah jika dirinya perlu kenyaman dan kebahagiaan sendiri dengan caranha sendiri. Selama itu terjaga rapi dan aman. Dia ingat akan wawan sore tadi dengan rasa bersalah tapi ada juga rasa kecewanya. Hampir saja istrinya curiga. Di nyalakan hp nya....dan pesan masuk berkali kali dengan mode getar berkali kali.
Di lihatnya pesan wa hingga puluhan dari wawan. Dia tidak ingin hati dan pikirannya terbawa perasaan sayang dan cinta kepada wawan disaat wawan sedang dilema. Dia tahu perasaan wawan tapi dia tidak ingin terbawa emosi dan keegoisnnya. Dia akan bicara baik baik dengan wawan nanti setelah pulang dari bali. Dia marah kenapa wawan tidak mengikuti keinginannya. Padahal dia ingi mengajaknya berduaan di bali. Seharusnya dia bisa cuti karena dia tahu dia bekerja dimana. Karena dia lebih memilih temannya daripada dirinya. Lalu di lihatnya satu chat dari haris. Di klik dan di bacanya.
Haris :" Mas, sedang apa? Sampai ketemu besok ya mas. Kabarin haris kalo sudah sampai. Met tidur met istirahat"
Bagus membalas chat : "ya ris. Nanti aku kabarin. Met tidur juga"
Bagus mengirim pesan lalu di taruhnya hp. Dia pun mengambil laptopnya menyalakan music slowrock dan lagu terbaru pop yang terbaru yang dia suka.
Sambil membuka file kerjaan dan mulai melakukan aktifitas seperti biasanya.
Tak berasa dia sendirian di balkon hingga waktu hampir tengah malam. Dia merasa ngantuk dan capek. Saat membereskan laptop dan berkas hp nya bergetar. Sebuah pesan masuk dan di bukanya.
Haris :" Selamat ulang tahun mas, semoga sehat dan sukses selalu. Bahagia bersama keluarga dan terwujud apa yang di harapkan dan di usahakannya. Panjang umur dan panjang rejekinya🥳."
Bagus tersenyum lalu membalas wa nya.
"Aamiin. Terimakasih haris"
Bagus mulai berpikir kalo haris begitu peduli dan perhatian. Dia yang pertama kali kasih ucapan dan ingat akan hari ulang tahunnya. Hal sepele dan menggelikan tapi dari sikap haris menandakan dia sekarang selalu menjadi pikiran haris. Apakah haris menyukainya?
Rasa kantuk bagus masih terasa berat di matanya. Tetapi istrinya sudah membangunkannya jam 03.30. Baru 3 jam dia tidur.
"Yah, bangun. Mandi dan segera berangkat sebelum terlambat" Kata istrinya membangunkannya. Bagus langsung membuka matanya sebentar lalu dia duduk dan berdiri menuju kamar mandi.
Istrinya menyediakan kopi dan roti bakar selai coklat dan susu krimer tabur keju. Bagus berpakaian rapi dengan kemeja kerja seperti biasanya. Karena dia akan di jemput salah satu staff di kantor cabangnya dan langsung menuju kantor kepala cabang.
Bagus mencium kening, pipi kanan dan kirinya lalu mencium bibirnya. "I love you." Bisik bagus di hadapan istrinya.
"Terimakasih kadonya sayang" Bagus memakai jam tangan itu di tangan kanannya.
"I love you too, hati hati ya yah"
"Ya sayang"
Bagus berjalan ke luar rumah dan di ikuti istrinya. Akhirnya bagus berangkat menuju ke bandara seorang diri.
Wawan sedang duduk di pintu masuk terminal. Dia menunggu bagus hanya ingin bertemu dan mengantar kepergiannya.
Wawan ingin menyampaikan maaf nya karena tidak bisa ikut.
Bagus muncul datang ke arah pintu masuk. Wawan berlari mendekatinya.
"Mas" Sapa wawan.
"Dek, ngapain disini? " Tanya bagus.
"Nunggu mas, ngantar mas berangkat" Kata wawan.
"Ya makasih dek"
"Dah lama menunggu?"tanya bagus.
" Semalaman mas" Jawab wawan.
"Apa?" Tanya bagus heran dan terkejut.
"Knp nggak pulang dulu?"
"Nggak mas, takut ketinggalan dan nggak ketemu mas? "
"Adek mau ikut? " Harap bagus.
"Maaf mas. Adek nggak bisa" Jawab wawan sedih.
"Yaudah nggak apa apa"
"Terimakasih sudah nemenin mas disini"
"Mas masih marah? Jangan marah dan jangan tinggalin adek ya mas" Wawan berhati hati bicara.
"Udah jangan disini. Malu di lihat banyak orang" Kata bagus.
"Ya mas, maafin adek" Kata wawan sambil merogoh kantongnya. Sebuah kotak kecil berwarna biru dan ada gambar love merah.
"Selamat ulang tahun mas, adek sayang dan cinta sama mas"
"Iya dek, terimakasih ya" Kata bagus menerima kado yang di sodorkan wawan.
"Semoga mas selalu selalu ingat adek, kabarin adek ya mas kalo sudah sampai disana"
"Ya dek" Bagus mengusap usap kepala wawan yang lebih pendek darinya.
"Yaudah mas berangkat dulu ya, nanti mas kabari"
"Ya mas"
"Pulang dan istirhat dulu ya. Hati hati di jalan" Kata bagus.
"Ya mas, adek sayang sama mas"
Bagus tersenyum lalu berjalan menuju pintu masuk. Wawan berdiri menatapi kepergian bagus. Bagus menoleh dikesempatan masih melihat kearah luar. Setelah itu menghilang di balik tembok.
Wawan berjalan ke parkiran dan langsung pulang .
Setelah check in bagus menuju ke ruang tunggu. Masih ada waktu untuk jam penerbangan.
Sambil menunggu bagus mengambil kado dari wawan dan membukanya. Sebuah jam tangan juga. Jam tangan yang sempat bagus idamkan. Darimana wawan tahu jam ini yang di inginkannya? Wawan kacau dengan pikirannya. Penasaran dengan wawan yang memberikan hadiah spesial buat dirinya.
"Jam tangan bagus mas, mahal itu" Kata seorang pria yang duduk di seberangnya. Yang sejak tadi mengamatinya.
"Eh iya kah?" Kata bagus.
"Iya mas, saya juga pakai kok" Kata pria itu menunjukkan jam tangannya.
"Kado dari siapa mas? Pasti orang spesial ya? " Kata pria itu.
"Iya mas" Jawab bagus tersenyum.
"Wah beruntung sekali mas memilikinya"
"Kado ulangtahun atau kenangan mas?" Tanya pria itu.
"Ulang tahun" Jawab bagus singkat.
"Wah lagi ultah ya, selamat ulang tahun ya mas" Ucap pria itu.
"Terimakasih mas"
Pria itu mengulurkan tangannya. Bagus membalasnya.
Di genggamnya tangan pria itu mantap dalam genggaman dan hangat. Pria yang dewasa tapi usia nya masih muda. Terlihat seorang executive metropolitan.
"Saya dedy, mas ke bali juga? " Kata dedy.
"Ya mas, saya bagus" Jawab nya.
"Orang bali?" Dedy terkejut.
"Bukan mas, jawa"
"Sama dong, jawa nya mana?" Tanya dedy.
"Jogja mas, kalo mas?"
"Jawa banmu yang kutunggu mas" Canda dedy sambil tertawa.
"Maksudnya? " Kata bagus.
"Hehehe bercanda mas, saya solo"
"Mas bagus tenan tugas?" Tanya dedy.
"Iya, mas dedy? " Bagus balik bertanya.
"Liburan aja mas suntuk" Dedy menatapi bagus.
"Eh kenapa kok ngeliatnya begitu" Bagus sedikit keki.
"Mas sudah menikah ya?" Tanya dedy.
"Iya, mas sendiri?
" Pantesan, belum mas. Jomblo" Terang dedy.
"Pantesan apa?" Tanya bagus penasaran.
"Keliatan tua ya? "
"Hahaha nggak mas, mas bagus muda dan energik. Itu ada cincin di jari manisnya" Dedy tersenyum.
"Oh, kirain"
"Mas kenapa jomblo. Ganteng exmud pasti banyak yang antri" Canda bagus.
"Nggaklah mas, biasa aja. Cuma yang deketin pada matre dan mandang fisik doang" Dedy mukanya berubah sebel.
"Kayaknya lagi marahan ya sama pacar?" Selidik bagus.
"Au ah... Bete aja mas, pengen liburan"
"Berapa lama mas dinasnya? "
"2 hari aja kok"
"Yaaaaah"
"Kenapa? " Tanya bagus.
"Nggak bisa ajak jalan jalan dong"
"Sampai weekend aja mas" Bujuk dedy.
"Emang perusahan bapak loe" Ledek bagus.
"Hahaha mas bisa aja" Dedy tertawa dengan ekspresi bagus yang ngeledek sambil manyun.
"Liburan kok sendirian?" Tanya bagus.
"Iya mas, single happy. Bebas kemana aja hehehe"
Bagus memasukkan kado dari wawan kedalam tasnya.
"Kok nggak di pakai aja mas? " Tanya dedy.
"Udah pakai kok" Jawab bagus sambil menunjukkan pergelangan tangan kanannya terpasang jam tangan.
"Wah bagus mas, edisi baru?" Tanya dedy.
"Iya baru di pakai hari ini" Hehehe bagus nyengir ngejek dedy.
"Hahaha mas bisa aja bercandanya"
" Serius lah" Jawab bagus tegas.
"Jangan bilang kado ultah juga"
"Emang"
"Mas beruntung ya! "
"Beruntung apa mas?"
"Hehehe beruntung yang memiliki mas. Sampai segitunya memberi sesuatu yang spesial" Dedy ngeles.
"Suka banget ya ngeledek"
"Hehehe maaf mas, becanda. Tapi beneran kok beruntung punya mas" Dedy mulai lagi sambil nyengir.
"Ngeledek lagi? Suka ngegombal?"
Dedy tertawa malu.
"Nggak mempan"
Saat dedy mau membalas terdengar suara dari pengeras memberitahukan bahwa pintu masuk pesawat sudah di buka. Bagus segera meraih tasnya dan Dedy berdiri menunggunya. Bagus berdiri dan berjalan di iringi dedy. Berdua berjalan dalam diam menuju ke dalam pesawat. Bagus mencari tempat duduk sesuai nomor tertera di tiketnya. Ntah suatu kebetulan atau waktu check in tiket pesawatnya waktunya berurutan ternyata bagus dan dedy berderet satu bangku. Hanya saja dedy mendapatkan tempat duduk dekat jendela. Berdua saling bertatapan terkejut bisa duduk berderetan.
"Wah sekarang keberuntungan ku mas" Jawab dedy langsung menyela masuk duluan dan duduk di dekat jendela. Bagus hanya tersenyum dan sedikit jengkel dengan gaya anak muda ini yang sok kenal sok dekat. Tapi dia anggap biasa aja karena beruntung ada teman ngobrol selama perjalanan.
Setelah bagus menaruh tas di atas bagasi lalu duduk. Mengeluarkan hp dan mengecek wa dari istrinya lalu membalasnya. Memberitahukan bahwa dia sudah akan berangkat dan berada di dalam pesawat. Lalu mematikan hp dan memasukkannya ke dalam tas.
"Mas bagus sering dinas keluar kota?" Tanya dedy memulai percakapan sambil menunggu pesawat tinggal landas.
"Ya lumayan lah, Paling sering 3 bulan sekali" Jawab bagus.
" Dimana aja itu mas? " Tanya dedy mulai keponya.
" Kota kota besar aja" Jawab bagus singkat.
"Oh" Dedy diam mikir mau nanya tapi di urungkannya.
Lalu mereka diam melihat seluruh penumpang sudah masuk dan duduk. Pramugari mengintruksikan peraturan keamanan demi keselamatan. Deru mesin pesawat terdengar lalu bergerak pelan menuju landasan. Saat pesawat take on dan sudah berada di ketinggian penumpang bisa melepaskan tali pengaman. Pramugari mulai menjajakan makanan dan menyerahkan snack dan juga minuman.
Dedy memakan roti yang di suguhkan. Sarapan roti karena sudah merasa lapar. Bagus melihatnya sekilas dan lalu dia bersandar pura pura tidur. Bagus ketiduran dalam perjalanan terbangun saat suara pilot memberitahukan waktu dan bahwa pesawat akan segera menurunkan ketinggian. Di beritahukan untuk segera mengenakan sabuk pengaman. Bagus bangun dan segera menjalankan instruksi dan dilihatnya pramugari berkeliling mengecek ulang memastikan sabuk pengaman terpasang dengan benar.
Pesawat makin lama merendah dan berputar putar. Lalu saatnya pesawat landing mendarat mulus di bandara. Setelah pesawat parkir bagus segera berdiri dan mengambil tasnya. Lalu ngantri berjalan menuju pintu keluar bersama para penumpang lainnya. Dedy masih duduk di kursinya menunggu semua penumpang keluar. Bagus melihat ke arah dedy "kenapa tuh bocah, tumben nggak nguntit di belakang" Pikir bagus. Saat bagus menatapnya dedy menengok dan membalas menatapanya. Sikap dedy berubah cuek dan dingin. Bagus merasa bersalah dengan sikapnya. Dedy hanya butuh teman tapi dia cuek kepadanya. Saat keluar pintu bagus menunggu dedy. Setelah dedy terlihat keluar pintu bagus berjalan menghampirinya.
"Mau untuk sarapan dulu?" Ajak bagus .
"Nggak usah mas, terimakasih" Kata dedy tersenyum.
"Ayolah. Aku traktir. Aku ultah hari ini" Bujuk bagus.
"Mas nggak buru buru? " Tanya dedy.
"Nggak, santai aja" Sambil berjalan mereka mengambil koper masing masing lalu berjalan ke arah foodcourt.
"Aku suka kopi, kita ke starbuck aja ya?" Ajak bagus.
"Manut mas" Kata dedy.
Setelah duduk dan memesan kopi dan juga makanan. Bagus memperhatikan wajah dedy yang polos.
"Kenapa mas? " Dedy sedikit kaku dan canggung.
"Nggak apa apa" Senyum bagus.
"Jogja tinggalnya dimana?" Tanya bagus.
"Jakal mas" Jawab dedy.
"Oh"
"Mas mau main kerumah? " Canda dedy.
"Boleh, nanti kalo ada kesempatan" Jawab bagus.
"Beneran mas? Nanti aku ajak keliling kota" Dedy tersenyum semangat.
"Hahahaha kemana aja tuh" Canda bagus yang sudah hampir pelosok dia kunjungi.
"Ada deh, pasti mas bagus suka" Tantang dedy.
"Beneran ya" Canda bagus.
"Kalo boleh tahu umurnya berapa?" Tanya bagus.
"35 mas, kenapa mas?" Tanya dedy.
"Nggak apa apa, hanya saja heran kenapa masih jomblo. Hehehe"
"Maaf ya jangan tersinggung" Jelas bagus.
"Nggak apa apa mas, cuma belum pengen nikah aja" Jawab dedy.
"Ya, lebih suka bebas ya? "
"Anak tunggal? " Tanya bagus.
"Iya. Kok tahu? " Dedy balik tanya.
"Nebak aja" Jawab bagus sekenanya.
"Mas sendiri?" Tanya dedy.
"Kalo saya anak ke 6 dari 8 bersaudara" Jawab bagus santai.
"Walah banyak banget mas?" Dedy heran.
Bagus hanya tersenyum.
"Orangtua masih ada?" Tanya bagus.
"Saya tinggal sama nenek mas, sejak kecil" Jawab dedy.
"Saya tidak kenal ayah dan ibu. Ibu meninggal waktu melahirkan saya. Dan ayah pergi nggak pernah kembali" Jawab dedy polos.
"Oh maaf" Kata bagus.
"Nggak apa apa mas" Jawab dedy santai.
"Dedy kerja dimana?" Tanya bagus.
"Saya meneruskan usaha kuliner nenek saya di jogja"
"Wah hebat juga tuh. Kapan kapan coba kesana"
"Iya mas, silahkan" Jawab dedy.
Hp bagus berdering, bagus segera memencet tombol terima.
"Halo"
"Halo pak, saya driver yang menjemput bapak"
"Ya"
"Bapak dimana kok nggak keluar dari tadi"
"Ya sebentar lagi saya kesana. saya sedang sarapan dulu"
"Ya pak"
"Dedy, saya sudah di tunggu jemputan. Kamu mau kemana setelah ini?" Tanya bagus.
"Saya akan kelilling kota dulu mas, sekalian nyari hotel" Jawab dedy.
"Kamu belum booking hotel?"
"Belum mas, cuma pengen mencari yang terdekat dimana aja mas, bebas" Jawab dedy.
"Boleh minta no hp ato wa nya? " Tanya bagus.
"Ya mas"
Setelah mencatat nomor hape nya dedy bagus berdiri dan pamit duluan.
"Yaudah aku duluan ya"
"Ya mas, aku disini dulu sebentar" Jawab dedy.
"Yaudah sampai jumpa lagi" Kata bagus.