Chereads / Saranghae My Superstar / Chapter 18 - Berusaha berdamai dengan situasi kita

Chapter 18 - Berusaha berdamai dengan situasi kita

Hanna tanpa sadar jadi terus melihat ke arah dapur yang cukup terlihat melalui pintu kaca itu, Junhyuk tampak bersemangat dan sesekali tertawa saat bicara dengan orang-orang yang Hanna tebak keluarga Cha Suho.

Saat itu, Hanna sedikit merasa bahwa ia agak keterlaluan karena mengeluh pada teman-temannya bagaimana sikap Junhyuk, sebab ternyata Junhyuk bisa juga tertawa lebar seperti itu, tak terlihat wajah menyebalkannya lagi, dia benar-benar terlihat seperti orang biasa saat ini.

Hanya saja, Hanna masih merasa ada dinding pembatas yang tebal diantara mereka dan itu membuat dirinya sulit untuk tidak merasa kikuk pada Junhyuk hingga kerap membuat kesalahan. Ia menghela lemah, banyak memikirkan bagaimana cara ia bertahan untuk bekerja dibawah Junhyuk, apakah memungkinkan untuk mereka berdua bisa akrab seperti halnya Suho dengannya? Hanna sungguh merasa tidak ingin menjadi sangat akrab atau sangat dekat. Cukup bisa berbicara dengan santai tanpa rasa kikuk dan canggung saja, Hanna sudah mensyukurinya.

Ia sama sekali tidak tahu, bahwa Junhyuk juga merasakan hal sama, pria itu juga kesulitan untuk mendekatkan diri pada Hanna atau bersikap biasa saja. Ia tidak bisa mencegah mulut jahatnya setiap kali bicara dengan gadis itu, dan sungguh itu membuatnya frustasi. Padahal ia ingin memperlakukan Hanna dengan baik seperti halnya Suho memperlakukannya.

Junhyuk tak tahu apa perasaan yang sedang ia alami terhadap Hanna, ia tak berani mengatakan kalau ia suka atau jatuh cinta. Menurutnya itu terlalu jauh, jadi sampai saat ini, Junhyuk berpikir kalau rasa gelisah setiap kali memikirkan Hanna itu karena perasaan bersalah karena sudah memperlakukannya dengan buruk.

Dalam beberapa detik, kedua mata mereka berpapasan lalu saling berpaling di detik berikutnya, mereka sama-sama terkejut dan sama-sama merasa malu sebab sempat bertatapan tanpa sengaja. Hanna yang merasa lebih malu karena ketahuan memandang ke arah Junhyuk. Cepat ia menenggak cola untuk mengalihkan pikirannya sekarang.

"Kau canggung sekali dengan si tuan Junhyuk itu," Sohee bicara sedikit pelan dan mendekat pada Hanna, Juna yang mendengar ucapan Sohee ikut mengangguk cepat, tanda bahwa dirinya setuju kalau Hanna memang terlihat sangat canggung dengan sang superstar.

"Haaaiihh ... entah kenapa setiap berpapasan dengannya aku selalu canggung dan takut. Sial!" kesal Hanna sambil menjambak pelan kedua sisi rambut depannya.

"Kalau begitu, kau harusnya lebih berusaha mencairkan suasana diantara kalian kan," celetuk Juna santai sambil mengunyah menu bonus dari Suho tadi.

"Iya tapi bagaimana caranya? Dia dingin sekali padaku, sampai aku sulit untuk melihat ke wajahnya saat kami bicara. dia terasa menekanku. Ukh!" Hanna menelungkupkan kepalanya di meja.

"Kalau begitu, bersikaplah manis padanya, siapa tau dia suka dengan cewek imut yang pandai aegyo (bertingkah imut)," timpal Juna lagi.

"Kau ingin aku mati dicekik olehnya hah?! Ck!" decih Hanna kesal atas saran konyol Juna, sedang Sohee hanya tertawa, begitupun si pemberi saran.

"Hei, siapa tau itu berhasil?" kini Sohee justru ikut menggoda Hanna.

"Aish ... yang benar saja. Bicara biasa dengannya saja aku gugup bagaimana bisa aku melakukan hal gila seperti itu!"

"Hahahah, Hanna-ya ... kau itu imut, sumpah! Jadi tak perlu banyak usaha dan aegyo berlebihan kau akan terlihat menggemaskan kok. Pikat dia dengan itu agar tak lagi judes dan dingin padamu." Sohee mulai sok tau dan merangkul pundak Hanna sambil bicara.

Hanna hanya diam, mencoba mencerna setiap ucapan pasangan gila yang sedang bersamanya saat ini. Parahnya, otak Hanna mulai berpikir untuk mencoba saran absurd itu.

***

Esok paginya, mereka bertemu lagi, kali ini Junhyuk ada jadwal syuting iklan sebuah merk ponsel terkenal dengan seorang aktris senior, iklan berkonsep mewah dan lux, sesuai dengan pasar yang di tuju untuk konsumen ponsel itu. Konsep seperti itu memang sangat cocok jika Junhyuk yang memerankan, wajah tampan dan tatapan misterius itu menjadi nilai lebih pada estetika hasil akhirnya.

Hanna dibuat terperangah saat berkesempatan melihat hasil syutingnya bersama Cha Suho pada layar milik sutradara. Junhyuk memang tampan! Ia akui itu.

"Junhyuk-ssi, silahkan," Hanna memberikan kopi milik pria itu yang sudah ia persiapkan sebelumnya, pria itu telah menyelesaikan adegan dan kini sedang istirahat. Setelah seminggu lebih bekerja bersama membantu sang artis, Hanna sudah mulai paham dan tahu kebiasaan artisnya itu hingga Junhyuk tak begitu sering mengomel lagi, yah selain karena memang pria itu sudah meniatkan dirinya untuk tidak berlaku terlalu kasar pada asisstennya. Suho juga berulang kali bicara pada Junhyuk untuk tak terlalu jahat sebab Hanna adalah gadis yang baik dan pekerja keras sejauh mereka mengenalnya.

"Ya, terimakasih," sahut Junhyuk sembari menyambut kopi dari tangan Hanna tanpa menoleh pada gadis tersebut, sesaat kemudian ia menyibak rambutnya kebelakang sebab sedikit gerah, tapi hal itu justru bikin Hanna yang jadi gerah. Tampan sekali, sial! Batinnya meronta.

Hanna juga sedikit tak menyangka Junhyuk menyambut kopi pemberiannya dengan damai tanpa kernyit alis yang setiap hari berada di wajah tampan pria itu setiap bicara dengan Hanna.

"Kenapa?" tanya Junhyuk tiba-tiba sembari menoleh ke wajah Hanna, membuyarkan dirinya yang tanpa sadar menatap pria itu terus menerus.

"A-aah ... tidak ... tidak ... tidak apa-apa, hehe," Hanna salah tingkah, segera membuang pandangannya, tapi Junhyuk justru tersenyum tipis, ia jadi gemas melihat Hanna yang salah tingkah sendiri, ditambah ini pertama kalinya Hanna tersenyum karena dia, ia jadi girang, tapi tetap berusaha terlihat cool.

"Ekheem ..." pria itu berdeham, berusaha meredam senyumnya yang ingin sekali terbit.

Keduanya sama-sama diam, atmosfer mereka jadi canggung satu sama lain. Junhyuk sibuk menatap ponsel di tangannya, sementara Hanna memilih melihat ke sekeliling meskipun mereka kini duduk bersebelahan pada bangku panjang yang sama. Ini terlalu canggung untuk memulai obrolan, batin Junhyuk yang sudah tak fokus melihat isi layar ponsel itu.

Beruntung, Suho segera datang dan menyelamatkan suasana kaku diantara keduanya, setelah memastikan pekerjaan disana selesai, Suho mendatangi Junhyuk dan Hanna agar keduanya berberes dan bersiap menuju jadwal selanjutnya.

Setelah semua beres, mereka melaju dengan mobil menuju music bank, tempat Junhyuk akan comeback dengan album barunya, dan album baru ini yang akan di promosikan dengan world tour ke beberapa negara dan akan dilaksanakan beberapa pekan lagi, tour yang waktu itu Hanna buatkan jadwalnya.

Suho seperti biasa selalu mengajak Hanna ngobrol selama perjalanan mereka menuju tempat tujuan, ia juga cukup senang karena Hanna bisa beradaptasi dengan tugas-tugasnya dengan baik tanpa harus banyak dijelaskan berulang kali, seakan gadis itu memang ditakdirkan menjadi seorang asissten artis? Suho pikir Hanna berbakat untuk bidang itu (bakat jadi asissten artis? yang benar saja).

Sampai di stasiun TV tujuan mereka, Hanna dengan cepat mengambil semua barang Junhyuk yang di perlukan untuk dibawa ke ruang ganti. Para staf make up artis pasti sudah menunggu disana.

Junhyuk dengan santai melakukan semua kegiatannya tanpa banyak mengeluh, ia tetap fokus main game online di ponselnya selama di make-up, Hanna baru tahu kalau Junhyuk itu maniak game juga.

Setelah make up, Junhyuk harus berganti konstum perform miliknya sesuai dengan konsep lagu dan album barunya itu, kostum itu sudah dupersiapkan oleh tim stylish dari Moonlight. Hanna harus membantu Junhyuk memakai pakaiannya sebab ada beberapa bagian yang harus dirapihkan setelah dikenakan.

Gemetar tangan Hanna saat ini, rasanya benar-benar canggung ketika harus menyentuh Junhyuk meski hanya merapihkan kostum nya saja. Disisi lain, Junhyuk tak kalah berdebar, ia benar-benar tidak mengerti ada apa dengan dirinya, kenapa selalu saja panas-dingin setiap berdekatan dengan Hanna. Ia sangat yakin kalau dirinya tak punya perasaan apapun pada gadis itu. Ya, dia yakin kalau tidak mungkin ia punya perasaan pada Hanna, rasa berdebar itu pasti karena dia selama ini merasa bersalah atas sikapnya yang agak keterlaluan.

"Su-sudah selesai," ucap Hanna setelah merapihkan kostum panggung yang dikenakan pria itu. Junhyuk mengangguk ringan lalu beranjak menatap dirinya pada cermin panjang di sudut ruangan, memperhatikan kembali bagaimana penampilannya kini.

Dan waw ... Hanna seakan bisa mimisan sekarang juga. Sisa-sisa rasa kagumnya pada sosok Junhyuk yang dulu kerap ia tonton di layar televisi ternyata masih ada dan kini meronta, menghasilkan semburat merah di pipinya. Rasanya ia tak percaya kalau pria keren di hadapannya itu selama ini sanggup bicara ketus dan menyebalkan, seakan semua kesan buruknya hilang baegitu saja.

Ah! Hanna memang lemah iman.

"Junhyuk-ssi? 5 menit lagi waktunya naik ke panggung." seorang staff panggung menjolokkan kepalanya dari pintu masuk ruang ganti untuk memberi aba-aba pada Junhyuk, pria itu berbalik dan menoleh lalu mengangguk.

"Baik, saya paham." sahutnya sopan pada staff tersebut.

"Aku akan bersiap ke backstage." ucap pria itu lagi, kali ini pada Hanna setelah staff itu pergi.

"Emh!" Hanna mengangguk cepat, " Biar aku bantu kalau-kalau anda perlu sesuatu disana." Hanna memutuskan ikut Junhyuk ke backstage.

"Oke, ekhem ...." Junhyuk melenggang keluar ruang ganti setelah berdeham sekilas, menetralkan dirinya.

"Oppa!"

Junhyuk terpaku ditempatnya, mendadak berhenti saat dalam perjalanan dari ruang ganti menuju backstage, ia mematung menatap seorang gadis yang tersenyum riang setelah memanggilnya 'Oppa' tadi. Gadis itu tampak sudah rapi dan cantik, sepertinya ia yang akan memandu acara music bank dan menjadi MC nya. Hanna seperti biasa memberi salam hormat dengan menunduk ringan, dan dibalas oleh gadis itu.

"Oppa, fighting! Heheh," ucapnya ceria memberi semangat pada Junhyuk.

Tapi ... kenapa pria itu tak merespon dan malah terpaku begitu? Batin Hanna bingung.