Hana sedang sibuk memilah-milah barang disebuah tumpukan untuk nanti dipakai saat acara fan meeting Idol mereka, hari ini ia sangat sibuk membantu pekerjaan di sana-sini. Selesai pekerjaan di sana, ia sudah dipanggil lagi untuk membantu pekerjaan lain, tapi ya sudahlah ia juga merasa senang karena bisa dipercaya membantu banyak hal.
"Hanmi! suruh salah satu anggota tim-mu mengurus bingkisan untuk para fans Kang Junhyuk, anggotaku sibuk semua sekarang! barang-barang itu di kardus sana."
Kim Yeojong meneriaki Hanmi yang juga sedang sibuk di mejanya, ia menunjuk salah satu kardus yang nampak berat di sudut ruangan membuat ia mendengus kesal tapi tak berani melawan karena Yeojong adalah senior mereka disini dan punya mulut yang pedas, ia takkan berhenti mengomel jika ada sesuatu yang salah atau jika ia dibantah.
"Haaaah...Aiissshh...orang itu selalu saja melimpahkan pekerjaan yang merepotkan pada orang lain" kesal Hanmi.
"Hana! Apa kau sudah selesai dengan pekerjaanmu? Bisakah kau membantuku mengurus bingkisan untuk fans kang Junhyuk? Yeojong seonbae meminta tolong."
"Aah..baiklah, apa aku mengerjakannya sendiri?"
"Sepertinya iya karena aku juga sedang sibuk membuat draft promosi album"
"Hmm..baiklah, dimana bingkisan-bingkisan yang harus ku urus?"
"Ah! Hmm..sepertinya ada di kardus sebelah sana, Yeojong Seonbae tadi bilang begitu." Hanmi menunjuk pada kardus besar yang dimaksud Yeojong padanya.
"Baiklah onni, akan aku kerjakan"
"Aigoo...terimakasih adikku yang sangat maniis... Saranghae Hanaa-ya!" Hanmi memuji Hana karena benar-benar merasa tertolong, Hana tidak pernah membangkang atau kesal jika disuruh membantu pekerjaan, tidak seperti Yonhee yang akan langsung mengomel jika terlalu banyak pekerjaan di bebankan padanya, padahal semua orang juga bekerja dan sama sibuknya.
Hana melangkah menuju kardus besar itu, ia menilik kedalam kardus, ternyata isinya adalah gantungan kunci berbentuk kepala Kang Junhyuk yang sudah dibuat seperti kartun dan tugas Hana adalah menulis pesan-pesan penyemangat untuk para fans di sebuah kertas ucapan untuk diletakkan bersama dengan gantungan kuncinya di dalam masing-masing kotak kecil dan nanti akan di bagikan untuk para fans yang menghadiri fan meeting Junhyuk. Tapi masalahnya adalah kardus itu berisi sekitar 1200 buah kotak kecil yang harus ia isi dengan kertas ucapan dan harus ditulis tangan, sedangkan ia sendirian mengerjakannya. Kapan mau selesai? Hanya Tuhan yang tahu.
Hana mencoba mengangkat kardus besar itu, tapi tidak bisa karena terlalu berat, bahkan bergerakpun tidak kardusnya, akhirnya ia putuskan untuk mendorong kardus besar itu ke dalam ruang rapat yang ada meja besar di dalamnya agar lebih mudah membongkarnya daripada dia kerjakan di mejanya sendiri. Lagipula para seniornya sudah bilang untuk mengerjakan bingkisan di ruangan rapat saja agar tidak membuat kantor berantakan.
Baru 10 langkah, napasnya sudah berat padahal dia hanya mendorong kardus itu, bagaimana kalau dia mengangkatnya tadi, mungkin tangannya auto copot.
"Sini ku bantu" Jihwan sang malaikat datang dari arah ruangan Park Timjang dan melihat Hana yang kesusahan mendorong kardus besar itu, kardusnya bahkan lebih besar dari badan Hana.
"Oppa! terimakasih..hehe" Hana menunjukkan cengirannya yang imut pada Jihwan, dan berhasil membuat Jihwan terkekeh geli.
"Tak masalah, apa kau mau mengerjakannya sendiri? Bukankah ini bukan pekerjaanmu?" Jihwan bertanya sambil tetap mendorong kardus itu dan bahkan dia saja merasa kesulitan, apalagi Hana yang badannya mungil itu.
"Iya oppa, soalnya Hanmi Seonbae dan yang lain juga sedang sibuk. Yeojong seonbae yang menyuruh tadi"
Jawab Hana jujur.
Jihwan tak membalas omongan Hana dan malah mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Yeojong dan timnya, tampak mereka sedang mengerjakan sesuatu yang tak nampak mendesak atau tak nampak buru-buru bahkan mereka masih bisa saling bercanda sambil kerja, berbeda sekali dengan rekan se-tim Hana yang terlihat sudah kelimpungan dengan pekerjaan mereka, termasuk Hanmi.
Jihwan mendengus kesal, Yeojong memang suka seenaknya.
"Kerjakan saja semampumu, jangan di paksakan karena ini bukan pekerjaanmu" Jihwan berkata pada Hana.
"Emmh...baik oppa" jawab Hana dengan anggukan mantap.
"Kalau kesulitan panggil aku, oke?"
"Siap oppa" balas Hana.
Mereka akhirnya sampai di ruang rapat, Hana segera mengeluarkan isi kardus per 10 kotak untuk ia isi dengan tulisan agar tak bingung nanti, tapi sebelumnya ia sudah mengucapkan terimakasih pada Jihwan. Jihwan meninggalkan Hana dengan pandangan tak tega, dia ingin sekali membantu tapi ia juga ada pekerjaan yang harus diselesaikan, ia akan kembali nanti dan membantu Hana setelah pekerjaannya selesai, bantin Jihwan.
Hana mulai menulis pesan penyemangat sesuai dengan draft yang di berikan Hanmi, isinya adalah beberapa template tulisan penyemangat. Jadi Hana hanya menyalinnya saja tanpa harus berpikir lagi apa yang seharusnya di tulis. Ia mengerjakan dengan serius, bahkan ada beberapa yang ia beri gambar lucu.
Hana sebenarnya orang yang cepat dalam menulis tangan, tapi secepat apapun kemampuan orang saat menulis tangan pasti akan pegal juga kalau harus menulis terus-terusan untuk 1200 buah bingkisan, dan Hana sudah merasakan sakit di tangannya, ia sudah berhasil mengisi tulisan sebanyak 320 buah bingkisan sejauh ini, masih sangat jauh dari target dan belum ada seorang pun yang datang membantunya, Hana melihat waktu di jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 17.30.
Setengah jam yang lalu seharusnya dia sudah bisa pulang, tapi sepertinya dia harus lembur, setidaknya dia harus berhasil menyelesaikan 500 buah bingkisan sebelum pulang.
Hana keluar dari ruangan rapat untuk membeli kopi di cafe lantai bawah karena matanya sudah mulai lelah, ia tak boleh tertidur saat bekerja. Saat ia membuka ruang rapat, kantor sudah nampak sepi, terutama tim Yeojong yang sudah tak nampak batang hidung mereka.
Hana merasa sedikit kesal karena merasa di manfaatkan, tampak Sua dan semua timnya masih berkutat dengan pekerjaan mereka di meja masing-masing, Jaehyun bahkan sudah meletakkan bantal leher di pundaknya dan nampak lelah.
"Ada yang mau kopi?" tawar Hana pada semua rekannya.
Mereka menoleh pada Hana serempak lalu mengangguk antusias, Hana terkekeh lalu segera berjalan menuju cafe di lantai bawah.
Ia masuk ke dalam lift yang membawanya turun, sampai di cafe ia segera memesan Ice Americano 6 gelas untuknya dan teman-teman se-timnya. Saat menunggu kopinya selesai, seseorang yang nampak tidak asing berdiri di sebelah Hana dan ikut memesan kopinya pada pelayan. Ah! Hana ingat kalau orang ini yang kemarin berjalan di sebelah Kang Junhyuk saat keluar dari ruangan Yoon PD, jadi sepertinya orang di sebelahnya ini adalah manager dari Junhyuk. Hana tak sadar ia sudah menatap orang itu sedari tadi, membuat orang itu menoleh pada Hana dan tersenyum ramah.
"Apa kamu karyawan baru di lantai 6?" Tanya Cha Suho pada Hana yang tak sadar menatapnya lama.
"Eh, aah...iya benar, saya karyawan magang untuk asissten penanggung jawab artis" Hana tersentak menyadari ia sudah menatap orang di sebelahnya ini, lalu menundukkan badannya seraya menjawab pertanyaan Suho dan Suho hanya tersenyum ramah dengan wajah tampannya itu, walaupun tidak setampan Junhyuk atau Jihwan tapi Suho juga punya kharisma tersendiri bagi Hana, mungkin karena dia tampak ramah dan hangat.
"Senang bertemu denganmu....." Suho menggantung kalimatnya karena tak tahu nama Hana.
"Hana, nama saya Hana" ucap Hana terburu.
"Hana, senang bertemu denganmu..aku Cha Suho, manager Kang Junhyuk, mohon bantuannya ya Hana".
Suho memberi salam pada Hana dengan sopan, ia harus melakukan ini kepada semua karyawan agensi yang sekiranya akan bekerja mengurus Junhyuk karena sifat artis asuhannya yang agak ketus, jadi ia harus menggantikan Junhyuk untuk beramah tamah pada orang lain agar Junhyuk tak terlalu di benci. ya, Suho adalah manager Junhyuk yang sudah mengurusnya dari saat masih tergabung dalam grup idol, dan satu-satunya orang yang diperlakukan sangat baik oleh Junhyuk.
"Aah...iya, senang juga bertemu anda..mohon bantuannya juga Seonbae-nim" ujar Hana sekali lagi dengan menundukkan badannya.
"Silahkan kopi anda.." pelayan cafe memotong obrolan mereka karena kopi milik Hana sudah selesai dibuat.
"Saya bayar pakai ini, terimakasih" Hana menyodorkan kartu nya untuk membayar kopi.
"Sudah, terimakasih banyak" ujar sang pelayan sambil menyerahkan kartu pembayaran Hana kembali. Hana tersenyum pada si pelayan.
"Mari Seonbae, saya harus melanjutkan pekerjaan saya kembali" pamit Hana pada Suho yang ia balas dengan senyum dan anggukan ramah.
Hana berlalu menuju lift dan naik ke lantai kantornya berada. Sampai di kantor ia segera membagikan kopi yang dibawanya, senyum girang langsung nampak di wajah mereka yang lelah. Ada beberpa artis mereka yang akan mengadakan promo, fan meeting, dan juga debut di tanggal berdekatan jadi mereka benar-benar sibuk sekarang, beruntung Hana masuk dan bisa cepat beradaptasi, ia juga cekatan membantu banyak hal membuat para seniornya itu senang dan langsung menyukai Hana.
Hana kembali ke ruang rapat dengan tumpukan bingkisan penggemar yang menumpuk, ia menghela nafas berat, tangannya sebenarnya sudah sangat sakit tapi mau bagaimana, ia harus menyelesaikannya.
Jihwan juga tak bisa membantu karena ia ditugaskan Park timjang mensurvey lokasi syuting video klip salah satu artis mereka.
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, jam di tangan Hana sudah menunjukkan pukul 9 malam. ia harus segera menghentikan pekerjaannya karena harus mengejar bus terakhir ke arah asramanya, lagipula asramanya akan tutup jam 11 malam jadi ia tak boleh tertinggal bus.
Hana memutuskan menghentikan pekerjaannya dan segera bersiap-siap pulang, ia akan lanjutkan pekerjaan itu esok hari dan berharap akan ada yang membantunya besok. Rekan satu kubikel Hana yang lain juga tampak baru saja beranjak dari duduk mereka dan mulai siap-siap meninggalkan knator.
"Aku kira kalian sudah pulang duluan" ujar Hana ketika melihat rekan se-timnya yang juga belum pulang.
"Bagaimana mau pulang, pekerjaanku masih sangat banyak..huhuhu" jawab Sunmi dengan gaya pura-pura menangis.
"Kau juga pasti sangat kerepotan Hana, maaf kami belum bisa membantu menuelesaikan bingkisan itu" Sua kali ini berkomentar.
"Tak apa, aku paham semua orang juga sedang sibuk" tukas Hana mengerti.
Mereka lalu bersama-sama melangkah keluar dari kantor dan kemudian berpisah ke arah tujuan mereka masing-masing. Hana memijit bahu kanannya yang kaku karena menulis seharian, ia berjalan menuju halte bus yang sepi, hanya ia sendiri yang duduk disana.
Tak lama bus yang di tunggu Hana tiba dan tanpa basa-basi Hana langsung masuk ke dalam bus yang akan membawanya pulang ke asramanya, dia akan langsung tidur nanti sesampainya di rumah, matanya sudah berat.