"Lo udah gila apa Nes? Otak lo udah geser atau gimana sih?" Lista berteriak sangat keras hingga seluruh pengunjung cafe kini melihat ke arah kami bertiga. "Cuti kuliah aja lo sekalian. Ke Paris lo pikir cuma 1 hari 2 hari, 1 minggu minimal. Terus misi buat balikan sama doi gimana? Cancel? Keburu di ambil orang, dia bukan cowok culun yang lo kenal 2 tahun lalu."
Aku terdiam mendengar perkataan Lista, dia memang bukan pria yang dulu aku kenal, dia berubah menjadi orang lain.
"Tapi gak mungkin di cancel ta. gua harus ambil penghargaan gua. Seengaknya gua bisa simpan bukti dari mimpi gua yang terwujud." Melepas Paris, tak ada yang tahu seberapa berharga Paris untukku. Mimpiku, hidupku, semua ada disana.
"Tapi too risk ness kalo lo ngilang lagi,,"
Rosa benar. Too risk, tapi..
"Kalo gitu lo pamit ness,, di depan mukannya langsung. Minta izin."
"What? Ga mendasar banget taa, gua sama dia udah kelar. Nanti dia pikir gua kege-eran lagi, kan malu gua."
"Yaudah, lo main drama lagi aja." Again?
"Skenario serahin ke gua." ucap Lista dengan penuh api di matanya.