--> Rudi
Pagi ini adalah hari pertama aku mulai memasuki ruang kelas yang sebenernya, setelah menghabiskan waktu selama 3 hari berkumpul di ruang aula atau lapangan sekolah untuk mengikuti masa orientasi sekolah (mos).
"Rudi, turun nak! Sarapan sudah siap" teriak ibuku.
"Iya bu,sebentar lagi rudi turun."
Aku menuruni anak tangga menuju runag makan untuk sarapan bersama ayah, ibu dan kakak laki-laki ku. Setelah sarapan kami bergegas dengan rutinitas kita masing-masing. Ayah siap berangkat ke kantor, kakak berangkat ke kampus, aku berangkat sekolah dan ibu tetap di rumah sambil mulai membuka rental buku dan komik.
"Rud, kamu mau bareng ayah atau kakakmu sampai terminalnya?"
"Bareng kak angga aja yah, takut ayah telat nanti."
"Yaudah kalau gitu, ayah berangkat duluan ya" balas ayahku, sambil menutup pintu mobil dan bergegas meninggalkan garasi.
O iya, ayah dan kakak ku angga gak searah sama aku jadi mereka hanya mengantar aku sampai terminal dan kami akan berpisah arah. Nah, dari terminalnya aku akan naik bus menuju sekolah. Ayah belum ngijinin aku buat bawa mobil atau motor sendiri ke sekolah, maklum belum punya SIM saya. Heheee
Bus bernomor 11 di bagian kaca depan siap menerima penumpang dan mulai mempersilahkan penumpang buat masuk. Dan beginilah rutinitas yang akan lalui selama 3 tahun ke depan, berebut tempat duduk. Tapi karna aku seorang lelaki dan masih muda maka aku akan mengalah dengan orang yang lebih tua dan wanita buat masuk ke dalam bus, dan berakhir dengan berdiri di dekat pintu bus.
Kecil kemungkinan untuk aku bisa duduk di dalam bus, karna memang jam-jam segini adalah waktunya untuk para siswa dan beberapa orang memulai harinya. Jadi bus-bus akan selalu penuh dan derita penumpang berdiri akan semakin lama. Hahaha
Di tengah perjalanan ada penumpang yang akan berhenti di halte lisna, karna dia butuh space lebar untuk mampu turun bus maka aku harus keluar dari bus dulu.
"Lisna lisna" teriak si kernet. Bus pun akhirnya berhenti.
Aku bergegas keluar bus dan memberikan jalan untuk penumpang turun, dan tanpa sengaja mata ini menangkap sesosok gadis munggil berambut ikal panjang dan panjang sebahu memasuki pintu depan bus. O iya, dari awal aku naik bus aku berdiri dipintu bus yang belakang.
Gadis itu manis sekali dengan baju seragam putih abu-abu yang pas sekali di badannya, dan memakai jam tangan disebelah kiri dengan menghadap ke bawah atau pas di titik nadi tidak seperti kebanyakan orang saat memakai jam tangan.
Setelah selesai menurunkan dan menaikan penumpang akhirnya bus mulai berjalan lagi. Dan aku mulai mencari-cari sosok gadis yang baru saja menaiki bus ini, dan akhirnya aku menemukannya. Tubuh munggil tapi terasa jelas di mataku, ooohhh pagi terindahku. hhhhehehehe
Abang kernet mulai meminta uang ongkos ke para penumpang yang baru naik, dan saat si dia ingin memberikan uang ke abang kernet tanpa segaja dia menoleh ke belakang dan aku berpura-pura tidak memperhatikannya. Malu kali kalau ketahuan merhatiin si dia, hhhehe.
Aku selalu merperhatikan setiap gerakan dia di dalam bus, andai dia berdiri di samping atau di dekat ku aku pasti akan membentengi dia agar tak terdorong oleh penumpang lain dan menjauhkan dia dari penumpang-penumpang pria.
"SMA 2 SMA 2" teriak abang kernet.
"Iya bang SMA 2" teriak salah satu penumpang.
Setelah bus berhenti di halte SMA 2, ternyata banyak juga penumpang yang turun dan menyisakan beberapa bangku kosong di belakang. Ingin rasanya aku mengajak dia untuk duduk di samping ku dan menemani aku selama aku turun nanti tapi apalah daya dia terlalu jauh.
Penumpang di bagian depan masih terlalu banyak dan masih ada beberapa yang berdiri termasuk dia, semoga dia kuat berdiri sampai tujuan dia. Aamiin.
Karna aku duduk di deretan kursi sebelah kanan, maka aku tak akan mampu memperhatikan dia dan melihat dia turun d halte apa. Jad aku hanya mampu berdoa semoga besok dan seterusnya akan sering melihat dan satu bus dengan dia.
"Istiqomah istiqomah" teriak abang kernet.
Dan aku pun bersiap-siap berdiri menuju pintu untuk turun, dan ternyata dia masih ada dan sepertinya dia akan turun juga di halte yang sama sepertiku.
"Oh Tuhan, benerkah nanti kita kan turun satu halte?" batinku.
Bus berhenti dan beberapa penumpang mulai turun, begitupun aku yang telah turun terlebih dahulu sambil mengecek apakah dia akan turun juga. Dan ternyata dia turun satu halte denganku, waaaaaaa bahagianya hatiku
Aku terdiam memperhatikannya menunduk merapikan pakaian dan rambutnya yang sedikit berantakan karna berdesak-desakan di dalam bus selama perjalanan tadi. Dan manis wajahnya tidak berkurang sedikitpun, malah semakin manis dengan bibir sedikit cemberutnya saat merapikan baju putihnya.
Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri dibuatnya, dan mata kami tanpa sengaja bertemu saat dia mengedarkan pandangannya. Ingin rasanya tersenyum manis saat itu tapi tanpa sadar aku malah berpaling pura-pura tak tahu. Aduhhh salah tingkah banget aku.
Beberapa anak sekolah, aku serta dia mulai menyeberang jalan untuk memasuki gang kecil untuk menuju sekolah, entah menuju SMA 1 atau menuju SMK Kanisius yang letaknya berseberangan dengan sekolahku akupun tak tahu.
Aku sengaja berjalan di belakang dia, agar aku tahu dia akan menuju ke mana. Dan jantungku bener-bener gak bisa diajak berkompromi, si jantung serasa ingin keluar dan menuju si gadis manis itu dan mendekatinya.
Tapi aku coba mengatur nafas dan meredakan gejolak yang ada di dalam tubuh aku. Aku selalu di belakangnya, sampai akhirnya dia berbelok untuk menaiki jembatan penyebarang dan terus menaikinya sampai di depanku udah berganti dengan orang lain.
Hmmmmm ternyata dia anak seberang, si gadis manis siswa SMK.
Semoga besok kita bertemu lagi manis. batinku
Inilah si gadis manis di mata rudi....hhhhehehe
~~~~~
--> Ica
Putih abu-abu berlarian ke sana ke mari, itulah yang terjadi saat mulai memasuki gerbang dan mendengar bel tanda masuk kelas berbunyi. Aku pun bergegas berlari memasuki kelas, beruntung untuk kelas 10, ruangannya tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah.
"Hey ca, sini" panggilan dan perintah dari seorang siswi berhidung mancung pakai banget mancungnya yang bernama winny.
"Oke win" balasku.
Winny adalah teman pertamaku saat mulai MOS waktu itu, dia sampai nemenin aku di halte untuk nunggu bus buat aku pulang. Disitulah aku berfikir, dia akan jadi teman terbaik ku selama di masa putih abu-abu ku ini.
"Selamat pagi, anak-anak" ucap seorang guru yang tidak lain adalah ibu kepala sekolah, ibu Yohana.
"Selamat pagi, bu" balas semua murid baru.
"Selamat datang di SMK Pelita Jaya, semoga kalian bisa mengapai mimpi dan memiliki kenangan indah di sini". Ucap ibu kepsek.