Setelah pulang dari tempat tadi, Aini langsung menuju rumah dan memilih untuk tidak kembali ke tempat bermainnya tadi. karena kini moodnya benar benar sedang tidak baik.
Aini meletakan sepatunya dirak dan melepaskan helm dikepalanya lalu langsung masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sepi ini.
"Loh tumben kamu udah pulang? Rega kemana, gak biasanya dia gak kesini." tanya Mama Aini membuat Aini semakin kesal.
"Lupa dia, udah punya tetangga baru." jawab Aini terlihat ketus.
Sementara Mama Aini hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah adiknya yang satu ini.
"Kenapa? berantem lagi, atau lagi ada masalah?" tanya nya, namun Aini tidak menjawab.
"Kalo ada masalah selesaikan dengan baik ya, sayang kan kalo hubungan persahabatan kalian hancur cuma karena masalah sepele gini?"
Aini mendecih, sepele katanya? mungkin namanya tidak tahu bahwa bagi Aini ini bukan masalah sepele. Melainkan hal yang sangat serius.
"Udah ya Ma, mama gak tau apa-apa. Lagi pula aku juga gak tau gimana kedepannya nanti. Aku mau istirahat dulu. Gak usah bahas-bahas itu lagi."
Tak ada jawaban. Mama Aini hanya ingin memberi ruang untuk anaknya itu dan tidak memaksa kan untuk menceritakan dan mengingat masalah yang ia hadapi sekarang.
*****
Rega sudah siap-siap dengan seragam sekolahnya, hari ini mungkin menjadi hari keberapa hari setelah ia sekolah disekolah barunya. Kini ia merasa sangat sangat kesepian, ditambah lagi disekolah nya sekarang tidak ada Aini yang akan menjadi temannya. Semuanya terasa sangat hambar.
"Udah rapih?" tanya Yuni melihat anaknya itu sudah rapih dengan seragam nya.
Rega hanya mengangguk sebagai jawaban
"Oh iya, kemarin mama liat kamu pergi sama Angel. Padahal katanya kamu mau ketemuan sama Aini, jadi yang bener yang mana?"
"Gak jadi ma, aku pergi sama Angel."
"Terus Aini tahu? apa kamu bilang sama dia?" tanya Yuni penasaran.
"Ta-tahu"
"Lalu respon dia gimana? apa dia gak salah paham sama Angel?" Yuni tahu apa yang Tega rasakan sekarang. Namun seperti nya Rega tidak terlalu terbuka soal itu.
"Rega, kamu kalo ada masalah coba deh cerita ke mama. Insyaallah mama akan bantu. Jangan dipendam sendiri, nanti yang ada kamu stres."
"Gak apa Ma, ini cuma masalah kecil. Aku bisa beresin semuanya. Yaudah kalo gitu aku berangkat dulu ya."
Rega berpamitan, lalu segera berjalan menuju keluar dan mengeluarkan kendaraan nya untuk menuju sekolah.
*****
"Gimana rasanya gak ada Rega?" tanya Daniel mencoba menggoda Aini yang masih saja menampakan wajah cemberutnya itu. membuat Daniel tambah tertawa melihat.
"Biasa aja,"
"Masa? bukan nya sekarang lagi kangen ya, makanya tuh muka ditekuk aja." ejek Daniel tak henti hentinya membuat Aini kesal.
"Daniel, bisa diem gak! gue tabok nih!" Aini menunjukkan muka tak sukanya. Hal itu membuat Daniel tertawa geli.
"Gengsian sih Lo, kalo kangen tuh bilang. Udah sabar aja, bentar lagi Rega dateng." kata Daniel sontak membuat Aini kaget. Jelas karena Rega dan dirinya kini beda sekolah, bagaimana lelaki itu bisa datang?
"Maksud Lo?"
"Tunggu aja, Rega lagi otw."
"Daniel, fuck you man!" umpat Aini pada Daniel, karena lelaki itu berbuat tanpa sepengetahuannya. Jelas hal ini membuat Aini sangat terkejut.
"Ntaran juga Lo ngomong terima kasih sama gue, kita tunggu aja." jawab Daniel.
"Sialan Lo!"
*****
Rega sedang berkutit dengan bukunya. Ia sibuk mengerjakan tugas yang baru saja guru berikan pada kelasnya hari ini. Walau tidak pintar, mengerjakan atau bahkan menulis saja sudah cukup bagi Rega agar nilainya tidak jelek-jelek banget.
From : Daniel
Aini kangen sama Lo nih, kesini deh enek bgt gw liat muka bete diaaa
Ketika Daniel mengirim pesan itu, Rega pun langsung terlojak kaget karena merasa sangat terkejut. Karena bagaimanapun ia dan Aini kini sedang bermasalah, bagaimana mungkin jika Aini mengaku terang-terangan merindukan nya.
Rega pun segera membalas : Serius Lo dia kangen gue?
Daniel langsung membalas lagi : Iye, gc otwww
Tanpa berpikir panjang Rega langsung izin keluar pada gurunya dan bilang bahwa ia ingin ke toiltet padahal nyatanya ia ingin bolos. Namun karena demi Aini, maka ia rela melakukan apapun itu. Termasuk mengobarkan jam belajarnya.
Karena satpam sekolah tidak terlalu memperhatikan, Rega akhirnya dapat luar ia pun segera memesan kendaraan umum untuk kesana, karena tak memungkinkan jika ia menggunakan motornya yang terparkir disekolah itu, bisa-bisa ia ketahuan telah bolos sekolah.
"Jalan aja pak, nanti saya kasih unjuk jalannya." ucap Rega bersemangat, lalu mendapat anggukan dari bang Go-Jek.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai, akhirnya Rega berhasil sampai disekolah lamanya ini. Walau baru beberapa hari ia pindah, rasanya sudah sangat lama ia tak datang kesini.
"Ini ongkosnya pak, terima kasih ya."
Rega langsung terbirit berlari ke gerbang. ia menggunakan jaket yang akan menutupi seragam sekolah khusus sekolah barunya agar satpam tak curiga.
"Kamu siswa sini?" tanya satpam
"Iya pak, saya baru saja disuruh ngeprint buku diseberang sana sama Bu Heni. Ini saya mau kasih ke dia." ucap Rega, berbohong.
Tak menunggu waktu lama, satpam pun membukakan pintu gerbang dan membiarkan Rega masuk. Tanpa berpikir lama ia langsung berlari ke kelas tujuannya, dimana disana Aini sudah menunggu.
Rega segera memberi kabar pada Daniel mengenai dirinya yang sudah tiba ditempatnya.
"Udah sono keluar, Bu Endang kayanya free gak usah takut. nanti gue bilang kalo lu sakit."
Rega tak salah dengar. Ini adalah suara Daniel, pasti ia menyuruh Aini untuk keluar dan menemuinya.
Karena Aini tak kunjung keluar, Rega pun nekad masuk lalu langsung mendapat tatapan dari semua murid disini.
"Loh Rega?! Anjir kok Lo bisa disini?" Tanya salah satu murid sana menatap tak percaya pada Rega.
"Gue gak ada urusan sama Lo, urusan gue cuma sama Aini." tegas Rega menatap lawannya tajam.
"Buset masih berani banget Lo ye, murid Mane Lo hah? cabut gih sana!" teriaknya didepan Rega langsung membuat Rega murka dan memukul lelaki itu dengan kencang.
Aini yang terduduk diam pun langsung terbangun untuk menghalangi Rega agar tak memukul lawannya lebih parah lagi seperti dulu.
"Rega stop! gue bilang stop ya stop!" teriak Aini sekencang mungkin pada Rega agar lelaki itu mendengar nya. Tapi Rega tetap tak berhenti.
"Stop atau gue bakal benci sama Lo selamanya!"
kali ini teriakan itu membuat Rega berhenti, dan langsung menatap Aini tak percaya karena dengan mudahnya berbicara seperti itu.
"Ai..." panggil Rega.
"Udah stop. Gak usah diperpanjang. Rega, ayo ikut gue." Aini langsung menarik lengan Rega menjauh dari hadapan murid murid yang masih penasaran dengan kejadian selanjutnya.
****