"Loh, kok udah pulang?" tanya mamah Afifah ketika melihat Afifah dan Haikal memasuki gerbang rumahnya.
"Mamah," Afifah langsung lari memeluk mamahnya yang berada di taman Apotik hidup.
"Eh, eh, kok manja gini? Haikal ini kenapa?" tanya mamah Afifah yang terasa aneh dengan sikap putri semata wayangnya.
"Biasa, Ma," Haikal hanya mendengus melihat kelakuan Afifah. Mamah Afifah yang mengerti langsung saja terdiam dan menatap datar ke arah Afifah. Afifah yang di tatap seperti itu oleh mamahnya langsung saja tertawa ringan.
"Mamah cantik deh hari ini,"ucap Afifah sambil melepaskan pelukannya.
"Bocor engga?" tanya mamah Afifah yang langsung bernafas lega akibat pelukan Afifah yang terlalu kencang barusan.
"Bocor," lirih Afifah.
"Gak apa-apa. Sana ganti," ucap mamah Afifah sambil tersenyum lembut. Kalau sedang seperti ini. Emosi Afifah sangat labil.
"Iya. Aku duluan, Mah," pamit Afifah sambil berjalan memasuki rumahnya.
Saat Afifah memasuki rumahnya, tak terlihat Haikal di ruang tamu atau dapur bahkan ruang keluarga pun.
"Kak Haikal?" panggil Afifah sambil membuka kamar tamu. Namun, nihil 'tak ada Haikal di dalam sana. Afifah pun langsung pergi menuju kamar pribadinya. Dan di sana, terlihatlah Haikal yang sedang tiduran di kasur kesayangannya sambil bermain Handphone-nya.
"Kak," panggil Afifah sambil berdiri di sisi ranjang. Haikal hanya diam sambil melihat Afifah yang berdiri di sisinya.
"Aku mau ganti baju," ijin Afifah.
"Yaudah, ganti aja," acuh Haikal.
"Kakak, keluar dulu," pinta Afifah dengan menundukkan wajahnya.
"Ngapain keluar? Kan, kamu bisa di kamar mandi gantinya," heran Haikal sambil bangkit duduk dan menyender di kepala ranjang Afifah.
"Malu," cicit Afifah.
"Malu?" bingung Haikal. Ada apa dengan Afifah sebenarnya? Ini masih pagi dan sudah bertingkah aneh.
"Ih, Kakak, keluar sana!" perintah Afifah dengan nada kesalnya.
"Kamu kenapa si sebenarnya?" tanya Haikal. Afifah yang melihat Haikal tak beranjak langsung saja menarik tangan Haikal. Haikal yang di tarik pun mau 'tak mau langsung bangkit dan berjalan keluar kamar Afifah.
"Di suruh keluar kok susah banget," kesal Afifah. Ketika Haikal sudah di luar, Afifah pun langsung menutup pintu dan berjalan menuju lemari pakaiannya. Karna, hari ini ia membolos maka ia akan mengajak Haikal jalan-jalan. Setelah melamun akhirnya Afifah berjalan menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya.
Haikal yang di luar kamar Afifah hanya menatap pintu kamar Afifah dengan raut bingung dan langsung mengedipkan bahunya acuh. Haikal pun pergi ke kamar samping untuk tidur. Walau ini masih pagi tetapi Haikal adalah pecinta tidur akibat sering bergadang kalau tidak main ke rumah Afifah.
Baru saja Haikal akan tidur tetapi suara pintu sudah terbuka. Haikal hanya berdoa semoga saja bukan Afifah yang masuk. Namun, takdir berkata lain.
"Kak Haikal, pergi jalan, yuk," ajak Afifah dengan semangat. Haikal pun berakting tidur.
"Kak?" panggil Afifah sambil menepuk pelan lengan Haikal. Haikal pun berakting dengan menjauhkan lengannya.
"Kak Haikal tidur? Kok cepet, kak?" tanya Afifah sambil mengerjapkan matanya polos. Kembali, 'tak ada jawaban dari Haikal.
"Kak Haikal beneran tidur ya?" tanya Afifah dengan nada yang tidak yakinnya.
"Yah, yaudah deh kalau, Kak Haikal, tidur. Aku ke mamah aja di taman Apotik hidup," ijin Afifah sambil melangkah keluar kamar yang di tempati Haikal.
Haikal yang mendengar suara pintu tertutup lantas membuka matanya pelan untuk memastikan Afifah benar telah keluar kamarnya. Seketika Haikal bernafas lega. Haikal pun langsung melanjutkan permainan di ponselnya yang berjudul "Among us". Namun, seketika ada pesan masuk dari sang bunda tercinta.
"Haikal, pulang nanti jangan lupa jemput Amira di bandara."
Malas. Sungguh, Haikal malas jika sudah di suruh berurusan dengan sosok manusia yang bernama Amira ini. Setelahnya, Haikal langsung berganti pakaian dan pergi menuju Afifah.
"Fif, Mah," panggil Haikal sambil tersenyum melihat pipi tembem Afifah ada tanahnya. Haikal pun langsung meng-lap pipi Afifah. Mamah Afifah yang melihat langsung tersenyum melihat kelakuan Afifah dan Haikal di depannya ini.
"Ekhmm, serasa dunia milik berdua dan yang lain ngontrak," celetuk mamah Afifah sambil tertawa ringan.
"Mamah, apa atuh. Yang sering di tinggal kerja sama papah," lanjut mamah Afifah sambil membersihkan tangannya yang kotor di pancuran air terdekat. Haikal dan Afifah langsung berjauhan ketika mendengar candaan mamah Afifah. Afifah langsung menundukkan kepala, salah tingkah. Sedangkan, Haikal langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah.
"Mamah, masuk dulu ya. Kalian lanjut aja," ucap mamah Afifah sambil memasuki rumahnya
"Oh, iya. Afifah, mamah marah, loh, ya. Kamu bolos," lanjut mamah Afifah dan benar-benar masuk ke dalam rumahnya.
"Mah," lirih Afifah.
"Tadi ke kamar mau apa?" tanya Haikal begitu melihat mamah Afifah masuk ke dalam rumah.
"Mau ajak jalan. Tapi, kakak malah tidur. Sekarang malah seger gitu. Padahal belum lama loh," curiga Afifah yang di sambut tawa ringan dari Haikal.
"Kakak bohongin aku ya?" tanya Afifah sambil melototkannya. Bukannya takut, Haikal malah tertawa dengan puas melihat Afifah yang begitu menggemaskan.
"Kakak, ih!" kesal Afifah.
"Hahahaha, maaf-maaf," tawa Haikal 'tak bisa di tahan.
"Ayo, kita jalan," ajak Haikal setelah tawanya mereda dan tersenyum kepada Afifah.
"Ayo. Kemana?" ucap Afifah dengan senang.
"Cuci tangan sama cuci muka dulu. Abis itu aku kasih tau," perintah Haikal.
"Aye-aye, captain," ucap Afifah sambil menggerakkan tangannya menjadi hormat dana langsung bebersih. Haikal yang melihat kelakuan Afifah hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Bisa-bisanya gua jatuh cinta sama bocah kek dia," batin Haikal. Haikal pun langsung duduk di bangku teras depan rumah.
"Kak, ayo," ajak Afifah. Haikal yang melihat Afifah langsung melihat penampilan Afifah dari atas dan bawah. Terasa sudah sempurna langsung saja ia menarik lengan Afifah dan berjalan menuju motornya.
"Mau naik mobil atau motor?" tanya Haikal begitu sudah di depan motornya.
"Takut panas nanti siang. Gimana kalau naik mobil aja?" tanya Afifah.
"Tumben. Biasanya engga mau," sindir Haikal.
"Kan, ini mau siang bukan mau malem atau sore. Kalau siang kan, panas banget," ucap Afifah.
"Lebay banget," ucap Haikal sambil membenarkan posisi helm Afifah dan menaiki motornya. Di ikuti Afifah yang menaiki motor Haikal.
"Kak Haikal bawel banget," ketus Afifah sambil menepuk bahu Haikal pelan.
"Emang. Ambil mobil dulu kalau gitu ke rumah," ucap Haikal sambil mengendarai motornya dan langsung pergi menuju rumahnya. Tetapi, sepanjang perjalanan Afifah tidak bisa diam. Ada saja yang mau ia beli. Entah es krim, Boba, cemilan dan sebagainya. Padahal, nanti setelah sampai di rumah Haikal. Afifah tidak akan kekurangan makanan atau minuman.
Setelah sampai di rumah Haikal yang lebih luas serta mewah dari rumah Afifah. Haikal langsung turun di ikuti Afifah dan melepaskan helm Afifah.
"Assalamualaikum, Bunda." Afifah dan Haikal mengucapkan dengan serentak.
"Waalaikumsallam, Haikal, Amira kok kalian udah Date-?" ucapan bunda Haikal langsung terpotong melihat bukan Amira yang datang tetapi Afifah.