"Katanya kamu udah capek. Ya, sudah. Pulang aja sekarang. Kita, kan, masih bisa ke sana lain hari," bujuk Rendra dengan sok bijak.
Kirana tampak mengangguk-angguk tanda setuju, membuat Rendra merasa lega.
"Iya, masih ada lain hari."
"Iya, Ran. Kita bisa ke sana lain hari," ulang Rendra.
"Tapi, lain hari versinya Mas Rendra itu kapan, ya? Saya butuh kepastian, nih."
Perasaan Rendra mendadak tak enak. Apakah pada akhirnya dia tetap harus mencoba mitos berjalan melewati dua pohon beringin di Alun-Alun Kidul?
"Lain hari itu, maksudnya hari apa?" desak Kirana. "Jangan bikin ini terdengar seperti kapan-kapan yang sebenarnya kita nggak tahu kapan."
Rendra menghela napas berat. Dia yakin Kirana akan terus bertanya sebelum mendapatkan jawaban yang menurut dia tidak ambigu.
"Nanti saya cek jadwal dulu, ya. Saya belum tahu kapan punya waktu luang sebanyak ini lagi..."
***