Chereads / Teruntuk kamu / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Kapten Pramuka

Masa biru putih telah usai, kini saatnya menyambut hari baru dengan seragam putih abu-abunya yang lalu biarlah menjadi pengalaman dan yang baru buat lah menjadi lebih baik nan indah. Seseorang yang sekarang sedang berdiri didepan cermin dengan seragam putih abu-abunya tidak lupa juga lengkungan senyuman dibibirnya yang membuat seseorang itu terlihat lebih cantik dan semangat untuk pagi ini dan pagi-pagi berikutnya, ya dia Via.

"Alhamdulillah akhirnya kesampaian juga " ucapnya dalam hati.

Memang setelah pengumuman itu Via langsung pergi ke SMA Tunas Bangsa dengan sahabatnya, Viona dan lainya untuk mendaftar.

"Tok.. Tokk.. Tok" Suara ketukan pintu.

"Iya masuk aja, pintunya nggak dikunci" ucap Via.

"Ceklek" suara pintu pertanda pintu itu telah dibuka, kemudian masuklah seseorang dari balik pintu itu, ya Bunda.

"Gimana kak? Udah siap? Udah ditunggu Ayah tuh" ucap Bundanya.

"Udah dong bun, siap selalu hehe" Kekeh Via.

"Wah semangat banget nih kayanya, anak Bunda udah besar ya ternyata.

Perasaan baru kemarin Bunda sama Ayah nganter kamu ke TK haha" Tawa Bundanya.

"Yaelah Bunda nggak TK-TK amat kali ah" jawabnya.

"Hehe iya kak, ya udah ayo turun dan berangkat ke sekolah baru" ajak Bundanya.

"Ayoooo" ucapnya dengan semangat.

Kemudian Via dan Bundanya pergi meninggalkan kamar untuk menuruni anak tangga yang menjadi penghantar ruang atas dan ruang bawah.

*****

Setelah sampai dibawah,

"Wah cantik banget anak ayah satu ini" puji Ayahnya.

"Berarti Adek nggak cantik gitu yah?" protes Adiknya pasalnya hanya Via yang dipuji.

"Nggak dong anak Ayah yang paling cantik kan cuma Kakak wle" ledek Via sembari menjulurkan lidahnya.

"Ih Bunda, Kakak tuh" jawab Adiknya mengadu pada Bundanya.

"Tukang ngadu dasar" sinis Via.

"Sudahh kalian anak Bunda sama Ayah cantik semua, rajin, pinter dan solehah ya" ucap Bundanya.

"Aaamiinnn" ucap Ayahnya.

Bunda memang paling bisa melerai perdebatan yang sedang terjadi.

" Ya sudah ayo yah berangkat, takut kesiangan nih" ujar Via.

"Duh yang nggak sabar ketemu sekolah baru" celetuk Bunda.

"Iyaa dong hehe" kekeh Via.

"Yasudah ayo, kak. Bunda juga mau ikut anterin Kakak kok" ucap Bundanya kembali.

Lalu berjalanlah mereka ke garasi dan masuk ke mobil untuk berangkat, Ayahnya yang menyetir bunda duduk disamping Ayah, Via dan Cici duduk di belakang. Hemmm keluarga bahagiaaa, Via mulai sibuk mengotak-atik ponselnya, ia sibuk mencari nama sahabatnya di aplikasi WA ya siapa lagi kalo bukan Viona, Ia berniat untuk mengabari Viona kalo dirinya sudah berangkat.

Viona Angelica

woi ontaaa, gue udah berangkat nih.

Gue berangkat sama Ayah sama bunda sekalian nganter adek. โœ”โœ”

Oh iya siap, ini gue juga udah lagi dijalan sama Ayah sama Bunda juga

Oke ntar kalo gue ataupun lo dulu yang nyampe,

jan dulu masuk ya. Tungguin didepan gerbang oke โœ”โœ”

Iyeeeeeee ayamku, see u di cekulah baluuuu๐Ÿ˜†

Layyyyyy ewhh๐Ÿ˜–โœ”โœ”

Bodo wle๐Ÿ˜

Read.

Tidak menunggu lama akhirnya, Via sampai juga didepan gerbang sekolah barunya yang bertuliskan "SMA N TUNAS BANGSA" .

Via bangga menatap tulisan itu, akhirnya Via bisa juga bersekolah disini bersama sahabatnya,memang tidak bisa dipisahkan mereka berdua tuh kayaknya, awalnya Via dan Viona mengambil jurusan Mipa, namun Via berfikir lagi, jadi akhirnya ia putuskan mengambil jurusan IPS karena dirinya sangat suka dengan pelajaran sejarah, ekonomi dan lainya yang berkaitan dengan sosial. Ia lebih memilih mengingat sejarah dari pada menghafal rumus dan akhirnya Viona juga ikut-ikutan, sudah menjadi kebiasaannya untuk mengikuti jejak langkah Via.

Saat Via turun dari mobilnya dan berpamitan dengan kedua orang tuanya, tampak seseorang melambai ke arahnya. Iyaa itu Viona, nampaknya Viona lah yang terlebih dulu sampai dan Via pun berjalan mendekati sahabatnya itu.

"Udah lama ya lo?" tanyanya.

"Engga si, baru nunggu bentar" jawab Viona.

"Oh yaudah, ayo masuk" ajaknya.

"Emang lo tau letak kelas kita dimana?" tanya Viona.

"Ya taulah, kan dari dulu gue udah cari tau tentang sekolah ini" jawabnya dengan santai.

"Ehiya lupa, diem-diem stalking ya" ujar Viona.

"Bodoamat, yang penting nggak stalking mantan kaya lo" ejek Via.

Vio memang sering stalking mantanya, pasalnya dia sendiri sekarang masih jomblo karna belum bisa move on dari mantanya.

"Anjir, tapi emang bener si hehe" kekeh Vio.

"Yaudah ayok lah" ajak Via kembali

"Iyaaa ayo"

Mereka pun berjalan meninggalkan gerbang, di sepanjang perjalanan menuju kelasnya yang di ujung, banyak siswa yang berlalu lalang, sebagian mungkin ada yang sudah Via kenal, maka tak jarang jika ada salah satu diantara mereka sesekali melontarkan senyum kepadanya. Via pun membalas senyuman itu, terkadang malah ada yang menghampiri atau menyapanya.

Setelah berjalan agak lama, akhirnya Via dan Viona sampai juga didepan kelasnya. Ya didepan ruang itu ada tulisan "X IPS 4" serta nama-nama anak yang nantinya menempati kelas tersebut, Via dan Viona masuk, memilih tempat duduk paling depan karena pasalnya semalas-malasnya mereka berdua, mereka berdua tidak pernah duduk dibangku belakang.

Saat itu keadaan kelas sudah ramai, namun karena mereka masih banyak yang belum kenal akhirnya mereka masih sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Tett.. Tettt.. Tett" Bel tanda masuk telah berbunyi.

Hari ini adalah hari pertama sekaligus hari pertama dimulainya kegiatan MPLS (Masa pengenalan lingkungan sekolah) untuk siswa kelas 10, kegiatan ini di heandle oleh pengurus Osis sekolah itu. Jadi yang masuk pertama kali ke kelas bukanlah guru melainkan kakak-kakak Osis, MPLS dilakukan selama 3 hari, setelah itu dilanjut dengan PPTA (Perkemahan penerimaan tamu ambalan) lebih ke pramuka. Biasanya kalo di Smp disebut persami, atau perjusa gitulah dan via sangat menyukai itu, karena via memang suka dengan kegiatan berkemah.

*****

Tiga hari setelah MPLS, kini saat yang ditunggu-tunggu datang. Kali ini saatnya kakak-kakak pramukalah yang bertugas mengheandle acara, berangkat jam 6 pagi dan membawa perlengkapan yang harus dibawa yang kemarin sudah dibacakan oleh kakak-kakak ganteng-ganteng dan cantik-cantik, semua siswa kelas 10 memakai seragam pramuka lengkap, begitu juga dengan Kakak-kakak dewan ambalanya, makin berwibawa menggunakan seragam yang penuh atribut itu, apalagi yang cowo-cowo uwuuu meleleh rasanya kalo menatap lama-lama sampe ga kuat. Via dan Viona sudah siap dan sudah ikut baris di lapangan, mereka baris dibarisan terdepan.

Karena harus mengikuti aturan satuan terpisah jadi yang laki-laki disebelah kanan dan yang perempuan disebelah kiri, tujuan dikumpulkanya siswa baru dilapangan ini yaitu untuk mengikuti upacara pembukaan perkemahan ini, saat Via dan Viona sedang asik mengobrol tiba-tiba didepan sana ada seorang yang berbicara untuk menertibkan siswa-siswi yang masih gaduh, ya yang tidak lain itu adalah pengurus dewan ambalan karena ia memakai seragam lengkap dengan menggunakan atribut di lenganya yang bertuliskan "Pradana". Saat itu Via tidak tau apa itu pradana, namun sejak melihatnya tadi Via sedikit merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya, apa ini cinta pandangan pertama?.

"Ganteng" batinya dengan lengkungan senyum yang menghiasi bibirnya.

Viona yang menyadari itupun heran dengan sikap sahabatnya.

"Lo kenapa? Gila ya? Senyum-senyum sendiri?" tanya Viona terheran-heran.

"Eh? Engga lah" jawab Via yang masih tersenyum.

Sepertinya Viona menyadari bahwa sejak tadi sahabatnya ini, selalu menatap seseorang di depan sana. Matanya selalu mengikuti arah kemana seseorang itu pergi.

"Lo suka ya sama Kakak itu?" ledek Viona dengan cengiranya.

"Eh? Kakak mana? nggak ih apaan si lo" jawabnya dengan salah tingkah.

"Ngakuu ajaa lo, gue tau kali. Gue kenal lo udah lama" kekeh Viona sembari terus meledek.

"Engga ya ampun apaansi lo, udah ah diem tadi udah disuruh diem juga sama Kakak gannn" upsss Via buru-buru menutup mulut dengan kedua tanganya, Via hampir keceplosan.

"Nah lo, mau ngomong apa? Kakak ganteng? Cie cie sekolah baru gebetan baru cie" ledek Viona semakin menjadi.

"Engga ih udah ah diem" jawabnya semakin salah tingkah.

"Ciee cie, yaudah iya diem takut disuruh diem lagi sama Kakak ganteng" kembali vio meledeknya.

"Apaansi, tau ah bodoamat" ujarnya dengan nada masih tetap sama ya salah tingkah, Via pun masih belum tau apa yang ia rasakan saat ini.

Apa benar ia menyukainya? Apa hanya sebatas mengaggumi? Entahlah dia tidak tau, kegiatan demi kegiatan mulai berjalan, sesuai dengan jadwal kini adalah waktunya kegiatan pengenalan DA (Dewan Ambalan), semua peserta dikumpulkan di aula yang sudah di sediakan untuk mengikuti kegiatan tersebut, saat acara dimulai, Via kembali melihat Kakak yang Via sendiri belum tau namanya itu duduk didepan menghadap ke peserta bersama satu orang Kakak perempuan yang memakai atribut sama denganya namun bedanya yang kakak perempuan itu bertuliskan "Pradani" disitu ada Kakak-kakak lainya. Jadi di kegiatan ini mengenalkan seperti struktur gitu, nah yang pertama di kenalkan yaitu Kakak pradana dan pradani. Nah saat yang ditunggu-tunggu Via sejak tadi, terlihat foto Kakak ganteng itu di layar proyektor. Foto itu disertai nama, Ya Yoriko Putra Dirgantara itu namanya. Jadi pradana itu kaya apa ya pemimpin gitu di ambalan. Kapten mungkin Via akan menyebutnya.

"Oh jadi itu namanya? Bagus seperti orangnya" batinya dan terus memperlihatkan senyumnya yang mengembang.

Viona pun menyadari itu, karena sejak saat Kakak itu mulai membuka pengenalan itu, Via sudah senyum-senyum tidak jelas.

"Ciee, senyum-senyum terus perasaan dari tadi" ledek Viona kembali.

"Ih apaansii" jawabnya salah tingkah.

"Cie namanya tuh catet, biar diinget terus" ujar Viona sembari terus meledek.

"Kaka kapten pramuka aja ngingetnya" ucap Via mulai mengakuinya.

"Cieee udah mau ngaku, fiks nih lo suka sama kakak kapten pramuka itu" ucap Viona.

"Dia punya nama aihh sebut namanya lah" celetuk Via.

"Ciee ngga mau nama itu disebut sama gue, nama kesayangan yaa?" ledek Viona semakin menjadi.

"Tau ah, bodoamat serah lo" jawabnya tetapi masih dengan gerak gerik salah tingkahnya.

Kegiatan demi kegiatan telah dilaksanakan, selama kegiatan-kegiatan, via selalu menjumpai kakak kapten pramuka itu, dan itu membuatnya semakin merasa senang