Sekali lagi Alice memeriksa seluruh sudut ruangan rumah krem berlantai dua itu. Mulai dari ruang basemen yang sesak, sampai ruang atap yang senggang dan berdebu, ia tidak menemukan keberadaan pisau yang dicari-cari itu. Ia memeriksa ke penjuru rumah lagi setelah memastikan tidak ada apapun di dalam mobil sedan cokelat yang terparkir di garasi.
Alice mencak-mencak di depan Chip sebagai pelampiasan rasa frustrasinya. Pemuda itu tidak tahu bagaimana menenangkan arwah yang sedang frustrasi. Mengatur napasnya tidak mungkin dilakukan. Ia sudah berbentuk arwah yang tidak perlu bernapas, minum, dan makan lagi. Tapi untungnya Alice sadar kalau emosinya dapat berpengaruh besar pada The Cursed, sehingga beberapa menit kemudian, Alice sudah kembali tenang.
"Kalau pisau itu tidak ada di sana, bisa jadi pisau itu dibawa lagi oleh Thomas." Alice sudah cukup tenang untuk menduga itu.
"Dibawa ke—ohh… piknik. Iya. Pasti dibawa ke sana."
Alice melihatnya beranjak dari sofa. "Mau menyusulnya?"