"Terima kasih dah bantu dan memborong banyak barang"
"Trims juga karena dah ajarin aku penempaan"
Aku keluar dari pandai besi
'hmm apa yang ku beli?, 1 rim kertas sihir, 1 lusin pensil sihir yang seperti lidi merah itu, 1 paron atau anvil, 20 batang besi dan peralatan nya, katanya api dari pembakaran arang sudah bisa melunakkan besi'
Semua aku masukan ke inventory.
Aku mengeluarkan pisau buatan ku.
"Hmm..."
Aku mengeluarkan pisau gratisan di dari inventory.
Ku menusuk pisau buatan ku dengan pisau pemberian..., Njer dia siapa, dahlah, gratisan.
Pisau ku berlubang.
"Hmm...."
Lalu aku baru sadar kalau orang orang di sekeliling ku ketakutan karena ku berlagak seperti psikopat.
"Aaah ku cuma mengetes kualitas pedang"
Aku memasukan kedua pisau ku inventory.
"Whoah kau bisa mengunakan skill storage?"
Aku melihat ada wanita berambut merah di belakang ku.
"Oh Reliave"
"Wow kamu mengingat nama ku"
"Ada keperluan apa?"
"Tidak tidak ku hanya kebetulan lewat, eh... Hiiiih!!!"
Wanita itu berjalan menjauh dari ku dengan muka ketakutan.
"Ada apa?"
"Bocor"
"Hah!?"
Aku melihat ke celana bagian belakang.
"Gak ada nih"
"Bukan mana mu!!"
"Ooh..."
Aku melepas semua mana itu pergi.
'njer kok mana ku sering keluar sendiri'
"Loh kok bisa lepas begitu saja?"
"Ntah"
"Biasa nya meledak loh"
"Memangnya meledak seperti apa?"
"Hmmm... Buar gitu"
"Huh?"
Aku memegang bahu nya.
"Eh eh?"
"Ku penasaran"
"Heeeeh!?"
"Mp charger"
"Huehuehuehuehue???"
'tidak terjadi apa apa"
"Tadi apa? Badan ku serasa segar kembali, mana ku juga merasa di pulihkan"
"Bukan apa apa, ku hanya menekan syaraf mu agar kamu rileks"
'mantap, kebohongan yang sempurna'
"Benarkah? Boleh ku coba menekan punya mu?"
"Boleh"
Dia menyentuh bahu ku lalu dia mencubit urat ku.
"Aaaaakh ak ak aduuuuuuh"
Aku langsung melepas kan tangan nya dan aku memegang bahu yang di pegang nya.
"Eh!?"
"Kau mencubit uratku, bukan menekan!!"
"Ya maaf"
"Sudah tidak apa apa"
Aku melanjutkan perjalanan ku ke penginapan.
"... Bisakah kau berhenti mengikuti?"
Aku melihat ke belakang, si Reliave masih mengikuti ku.
"Ah kok ketahuan sih"
"Haah...."
Aku berjalan ke arah nya.
Lalu ku memegang bahu nya
"Mana charger"
"!?"
Aku melihat mana nya keluar sedikit.
"Hiaaaah!???"
Dan kemudian ledakan seperti ledakan granat tercipta.
Kbooom*
"Waaah!!" Teriak orang orang di sekitar kami.
Kami berdua baik baik saja, hanya saja baju Reliave agak rusak.
Aku menyentuh baju nya.
"Repair"
Baju nya lalu kembali bagus lagi.
Tak lama kemudian asap yang mengelilingi kami hilang.
"Woah mereka baik baik saja"
Aku segera mengaktifkan mode berbohong ku.
"Aaaa tadi ada lingkaran sihir di bawah kaki ku"
Aku memeluk ke arah Reliave, lalu dengan cepat ku menggambar kertas dengan lingkaran sihir dengan tulisan ledakan.
Lalu aku jongkok dan secepat mungkin menyelipkan ke bawah kaki ku.
'aktif!'
Kertas sihir itu pecah dan keluar lingkaran sihir sesuai yang ku gambar.
"Aaah ada lagi!!"
Reliave yang masih kebingungan merangkak agak menjauh, aku juga melompat menjauh dan boooom*, ledakan agak kecil tercipta
"Hei kalian berdua baik baik saja?" Tanya seorang petualang yang lewat
"Ya kami baik baik saja" jawab ku.
"Baguslah, semua nya harap tenang, aku tidak merasakan adanya lingkaran sihir di area sini"
Tangan ku tiba tiba di tarik Reliave, ku mengikuti arah dia berjalan tanpa memberontak.
Lalu dia berhenti di gang yang agak sepi.
"Tadi mana ku berlebih itu ulah mu kan?"
"Yaah.. aku hanya penasaran sebenarnya apa efek nya"
"Tolong jangan lakukan itu lagi"
"... Yah baiklah"
"Aku punya ingatan buruk soal itu"
"..."
"Tapi bolehkan kamu ajari aku cara kamu menahan ledakan mana?"
"..... Aku tidak tahu apa yang membuat mana liar meledak"
"Oh! Kalau begitu aku akan memberitahu mu"
Dia membuat kursi dari tanah lalu duduk.
Dia juga membuat 1 untukku.
Aku mengumpulkan mana ku ke tangan ku.
Lalu aku memegang kursi itu.
"Cleaning"
Kursi tanah itu jadi kinclong lalu aku duduk.
Lalu dia mengeluarkan bola kaca.
"Hmm apa sihir inventory bisa di pakai semua orang?"
"Hmm? Tidak juga, kurasa di desa ini hanya 8% yang bisa memakai nya"
"Hmm...."
"Nah coba kamu pegang bola kaca ini"
"Menurutmu apa yang terjadi kalau kaca ini tiba tiba ke tempat panas"
"Tidak terjadi apa apa, karena kaca ini tebal dan juga tergantung suhu nya, dilihat dari diameter bola kaca ini kemungkinan ini akan memuai 0,9 cm jika di panaskan di suhu 100 celsius"
"Haah?"
"Emangkan, coba kau lakukan"
"Lah bukannya pecah?"
"Pecah itu kalau kaca nya tipis"
"Oooh!"
Dia mengambil bola kaca itu lalu mengeluarkan cermin.
"...."
"??? Ada apa ini juga kaca kan?"
"Sudah ke intinya saja apa yang terjadi saat mana terlepas"
"Ah.. iya pada dasarnya dunia di bentuk dari mana liar yang tersebar"
'hmm.. kalau bumi dari tumpukan nebula matahari yang meledak, apa dunia ini mengganggap itu mana'
"Nah mana di udara berbeda dengan mana di dalam tubuh kita"
"Lalu?"
"Kalau mana kita keluar maka mana kita akan di tolak oleh mana liar di udara akhirnya menyebabkan ledakan"
"....."
'apakah dengan menambah 1 variabel ini seluruh teori di bumi akan terganggu'
"Oh begitu, apakah ada faktor lain?"
"Hm.. katanya karena kita bukan terbentuk oleh mana"
"Ooh... Bagaimana dengan monster?"
"Mereka itu makhluk yang muncul dari ketidak-adaan yang artinya mereka di bentuk oleh mana liar"
'hmm apa tubuh ku ini terbuat dari mana?'
"Lalu bagaimana saat kalian membuat sihir seperti bola api, atau kursi yang kau buat tadi"
"Ooh itu kami mengendalikan dan mengubah mana di alam liar, tapi sebagai gantinya kami mengubah mana kami menjadi mana liar"
'ribet amat anjir'
"Hm.."
Aku melepas mana ku dan menyelimuti telapak tangan ku lalu ku memperlihatkan tangan ku ke arah nya.0
"Bagaimana dengan ini?"
"Hah!?"
Dia memegang tangan ku.
"Mana mu... Kamu elemen cahaya?"
"Hooh..."
"Pantas baju ku tadi di perbaiki sendiri"
"...."
"Mana mu agak sama dengan mana di liar, kamu dari ras mana?"
"Aku 100% manusia"
"Hah? Manusia??"
"Ada apa? Bukan nya kamu juga manusia?"
"Tidak manusia sudah tidak ada didunia ini"
"Apa maksudmu?"
"Manusia adalah ras yang bisa mempelajari apapun, kemampuan mereka untuk berkhayal sangat tinggi"
"Tunggu kau ini ras apa?"
"Aku ras human"
'anjing goblok, tolol emang nih orang'