"Ada yang nyari lowongan ga teman lu ca?"
Reko teman sekantor Nisa menggeser mejanya mendekat kearah Nisa. Nisa yang saat itu tengah mengetik terhenti ketika mendengar suara Reko.
"Gaada kayanya, emang kenapa?"
Reko mengangguk dan mengetik membalas pesan setelah mendengar perkataan Nisa.
"Ca, gue mau ke ruangan pak Cahyo dulu ya."
Setelah Reko pergi, Nisa melanjutkan pekerjaannya. Sudah lewat satu jam akhirnya pekerjaan Nisa selesai.
Drtd.. drt..
Getaran dimeja kerjanya membuat Nisa mengambil ponselnya, Nisa mengerutkan dahinya dan membuka pesan tersebut.
"Ca, dikantor lu ada lowongan ga? gue baru abis kontrak."
"Ngapain Ca?"
Tiba-tiba Reko datang, udah duduk dimeja kerjanya. Nisa menghela nafasnya sebelum menunjukkan isi pesan dari teman masa SMAnya.
"Ko, si Sri nanyain lowongan ada kan?"
Reko melihat isi pesan dari Sri dan tersenyum tipis.
"Baru aja gue bilang, bilangin ke Sri kirim lamarannya sekarang soalnya divisi keuangan lagi butuh orang."
Gue ngangguk dan membalas dengan cepat. Setelah itu gue berdiri buat ngambil kertas yang baru aja udah diprint.
"Rumornya ada pengurangan karyawan tapi kok divisi keuangan lagi nyari lowongan, aneh deh."
Sayup-sayup Nisa mendengar beberapa rekan kerjanya tengah membicarakan sesuatu.
"Eh ca, lu tau ga beritanya? katanya mau ada pengurangan karyawan dan itu terbukti baru kemarin si Siska divisi marketing dipulangin. Aduh gue jadi takut."
Semoga berita itu bohong, gue gamau dipulangin karena gue masih harus kerja buat keluarga gue. Tapi harapan yang gue ucapin ga terkabul setelah kedatangan Sri karir gue terancam, menyesal setalah apa yang gue lakuin.
.
.
.
"Kamu dipulangin, tolong mengerti keadaan perusahaan saat masa pandemi."
.
.
.
Bersambung...