Chereads / WISHES / Chapter 4 - Part 3: Duo.

Chapter 4 - Part 3: Duo.

Aku dan Akiong berjalan menuju kelas kami. Ketika kami sudah berada di depan gedung Akiong terlihat terkejut melihat gedungnya.

Di sekolah ini terdapat 2 gedung berwarna merah berlantai 4 yang berdiri bersampingan. yaitu gedung A dan gedung B, kedua gedung tersebut terhubung di lantai 2 dengan jembatan penghubung yang bisa dijadikan tempat makan ataupun tempat berkumpul. Sesuai peta sekolah, kelas kami berada di gedung A lantai 4. Ketika melihat gedung tersebut, Akiong terlihat melongo melihat gedung sekolah yang tinggi dan besar.

"Wih gila ya sekolah ini, gedungnya gede-gede." Ucap Akiong dengan bersemangat.

"Iya gak nyangka juga gua." Jawab ku.

"Yaudah yok cari kelas kita."

Aku dan Akiong memasuki gedung A dan terlihat suasana ruangan loker yang rapi dan bersih, dengan udara AC yang sejuk.

"Keren yah tempat ini. bersih, rapi, sejuk. idaman gua banget tempat ini." Kata Akiong yang senang.

"Hmm menarik juga sekolah ini." Jawab ku.

Di lantai 1 tersebut terdapat loker yang berjejer rapi, 4 ruang belajar yang luas, 2 toilet pria dan 2 toilet wanita, 4 ruangan yang belom diketahui mungkin tempat penyimpanan kecil, tangga besar yang menuju ke atas, dan yang paling mengejutkan yaitu adanya lift.

"What! Ada lift di sekolah ini. keren parah." Ucap Akiong sambil bertepuk tangan.

"Lumayan keren sih sekolah ini."

"Iann, mau naik pake tangga atau lift?"

"Naik pake tangga aja, biar kita bisa liat-liat ada apa aja di setiap lantai."

"Boleh juga, yaudah yok sekalian tour gedung A."

Kami berdua memasuki gedung lebih dalam. terdapat beberapa siswa yang memakai seragam olahraga sedang menaruh barang-barang mereka di loker.

Sepertinya mereka akan olahraga. Kami menuju tangga, lalu melangkah sembari melihat sekeliling. Sesampainya di lantai 2 ternyata lantai 2 adalah kantin. Ku kira kantin hanya ada di dekat lapangan tadi, ternyata ada juga di dalam gedung ini. Kantin tersebut menjadi penghubung gedung A dan gedung B.

"Waw keren banget kantinnya, lebih bagus dan lebih luas dari pada kantin yang tadi." Ucap Akiong.

"Jadi ini penghubung antara gedung A dan gedung B. Hmm menarik."

"iya betul, jadi di sini bisa ketemu temen yang ada di gedung seberang. Bisa kumpul-kumpul juga di jembatan penghubungnya "

Lantai 2 terasa rapi dan bersih. Walau pun lantai 2 adalah kantin tapi lebih terasa seperti tempat cafe yang ada di hotel bintang 5. Suasananya sangat nyaman, Dengan AC yang sejuk membuat rasa nyaman. Kami mencoba melihat-lihat bagian jembatan penghubung. Terdapat meja dengan payung di tengahnya dan bangku yang bisa digunakan untuk berkumpul dengan teman-teman.

Serta terdapat tanaman yang menghiasi pinggiran jembatan tersebut.

"Widih, bagus sih tempat ini. Emang sekolah impian gua banget. Kerasa nyaman banget kalo waktu istirahat. Kalo kantinnya kayak gini gak bakal balik ke kelas kalo udah bel masuk." Kata Akiong dengan senang.

Aku juga sedikit terkesan dengan desain dan pemandangan jembatan penghubung tersebut. Memang sangat terlihat keren dan sangat nyaman untuk ditempati. Cocok untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-teman.

"Gua gak ekspek sekolah ini punya fasilitas kayak gini." Kata Akiong.

Akiong berlari menuju tengah jembatan tersebut, lalu bersandar di pinggir pagar jembatan tersebut.

"Iann liat geh pemandangannya. Bagus banget cuy." Ucap Akiong kegirangan.

"waw" jawab ku.

Aku terpukau dengan pemandangan sekolah yang terlihat dari gedung tersebut.

Terlihat indah dan memanjakan mata. Dibantu dengan matahari pagi membuat pemandangan tersebut kian menawan.

"Kebayang gak sih kalo kita dateng pagi kita bisa liat sunrise, Dan kalo pulang sore kita bisa liat matahari sore. Bayangin kita tiap hari kayak gitu. Bersyukur banget bisa masuk ke sekolah ini." Kata Akiong.

Aku berpikir kalau sekolah yang aku tempati ini adalah sekolah yang buruk, ternyata tidak. Aku agak bersyukur bisa berdiri di sini sambil melihat pemandangan sekolah ini. Sampai-sampai mata ku tidak bisa lepas melihat pemandangan ini.

"Kayaknya udah cukup deh, lanjut yok naek ke atas." Ucap ku.

"sebentar lagi lah."

"Yaudah tapi jangan lama-lama."

Akiong mengeluarkan handphone-nya lalu mengambil foto pemandangan tersebut, lalu mengambil selfi.

"Iann sini foto bareng gua." Kata Akiong.

"oke"

Aku mendekatkan diri ku ke Akiong. Akiong membuka kamera depan lalu mengangkat handphone-nya.

"Senyum Iann."

Aku tersenyum lalu Akiong mengambil gambar. *ckrik* suara handphone Akiong.

"Liat nih. Bagus gak?" Tanya Akiong.

"Bagus." Jawab ku.

"Sabar, gua masukin ke album kenangan gua dulu."

Foto tersebut terlihat sangat bagus. Foto dua orang yang dilatari dengan pemandangan sekolah dari atas jembatan, menjadi foto kenangan pertama ku dengan teman pertama ku di sekolah ini.

"Iann, gua minta nomor kontak lo. Biar gua bisa kirim foto kita ke handphone lo."

*Aku mengeluarkan handphone ku, dan menunjukan nomor ku.*

"Boleh, nih." Kata ku

Akiong langsung mencatat nomor ku, dan langsung mengirim foto kami berdua.

"Yaudah yok kita naik ke atas." Kata Akiong.

"ayok."

Akiong berjalan cepat menuju dalam gedung, lalu aku mengikutinya. Ketika berada di pintu, dia menunggu ku sambil membukakan pintu untuk ku.

"Ayok Iann gua tunggu." Ucap Akiong sambil membukakan pintu untuk ku.

"Makasih."

Ketika berada di dalam gedung, kami berjalan menuju tangga yang menuju ke lantai 3. Langkah demi langkah kami naiki tangga tersebut. Terlihat banyak orang yang duduk di anak tangga tersebut. Sepertinya mereka anak kelas 8. Mereka semua melihat ke arah kami. Kami melewati satu persatu satu orang yang duduk. Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundak ku. Aku menengok lalu...

"Maen lewat-lewat aja nih?" Tanya kakak kelas di belakang.

"Terus gua harus apa?" Tanya ku.

"Duit dulu dong, kalo lewat sini harus bayar."

"Enak aja lo, emangnya lo siapa?"

"kurang ajar lo nih, masih kelas 7 udah belagu aja."

"Memang iya, terus?"

"Memang harus ada pelajaran buat murid kayak kalian ini."

Situasi berubah menjadi memanas dalam sekejap. Akiong terlihat ketakutan dengan hal tersebut, dia melihat ku dengan tatapan takut dan mungkin berharap bantuan dari ku. Melihat Akiong yang terlihat ketakutan, aku langsung membalikkan badan dan berhadapan dengan kakak kelas yang menepuk ku tadi. Aku langsung menatap tajam orang tersebut, lalu memegang kerah bajunya dengan tangan kanan ku.

"Coba ulang kata-kata lo tadi." Ucap ku.

"Gak kok, tadi cuma bilang silakan lewat." Jawab kakak kelas tersebut.

"Gua denger tadi ada kata-kata "duit." bener gak?"

Aku melihat sekitar. Semua orang di sekitar tangga tersebut terkejut, mungkin karena belom pernah ada yang melawan mereka. Aku langsung melihat sekitar, semua orang langsung memalingkan pandangannya. Lalu aku mendorong sedikit kakak kelas tersebut sambil melepas genggaman ku dari kerahnya. Suasana sunyi tanpa suara. Aku dan Akiong langsung lanjut berjalan menuju lantai 3. Terlihat Akiong yang naik secara tergesa-gesa meninggalkan ku. Sesampainya di lantai 3 Akiong terlihat menghela nafasnya

"Hampir aja tadi, untung ada lo Iann." Ucap Akiong.

"Udah aman kok."

"Memang ya, di setiap sekolah pasti ada murid yang kayak gitu. Bikin susah aja."

"Itu dah biasa."

"Tapi lo keren sih bisa bikin dia diem gak ngelawan."

"Kalo dia ngelawan, dah habis dia sama gua."

"Serem amat. BTW kita lihat sekeliling yok."

Akiong langsung berjalan untuk melihat-lihat sekitar. Selang beberapa detik Akiong langsung kembali dan terlihat kecewa.

"Kenapa?" Tanya ku.

"Gak kenapa-kenapa. Yok naek lagi."

"Hmm?"

Apa yang terjadi kepada Akiong, dia tiba-tiba langsung naik tangga ke atas. Aku melihat sekitar lalu menyadari kenapa Akiong terlihat kecewa. Ruang lantai 3 terlihat sama seperti lantai 1, yang membedakan hanyalah lantai 3 terlihat lebih kotor dari pada lantai 1. Setelah melihat sekitar, aku langsung naik tangga ke lantai 4 menyusul Akiong.

"Hey tunggu." Teriak ku

Sesampainya di atas, sudah ada Akiong yang menunggu.

"Ruangan ini juga sama kayak yang di bawah. Bedanya di sini sepi. Cari kelas kita yok." Kata Akiong.

"Yaudah yok. Sesuai dengan map, ruangan kita ada di bagian kanan."

Kami pun berjalan menuju ruangan tersebut. Tertulis "VII A" di atas pintunya.

"Ini kan kelas kita?" Tanya Akiong.

"Yes" Jawab ku.

Kami berdua membuka pintu geser tersebut. Terlihat meja dan kursi yang masih ditumpuk di pojok ruangan.

"Astaga ruangannya masih keliatan kosong. Meja aja belom disusun." Ucap Akiong.

Ruangan kelas kami terdapat papan tulis putih, TV layar lebar yang berada di atas papan tulis, rak serbaguna yang berjejer rapih di belakang kelas serta dua buah AC yang menjaga suhu kelas agar tetap sejuk dan nyaman untuk belajar.

"Jadi setelah ini kita mau ngapain, gak ada apa-apa di kelas ini." Kata Akiong.

"Terserah lo aja."

"Udah gak ada yang bisa kita telusuri lagi. Masa mau di kelas aja sampai jam pulang."

"Kan masih ada roof top."

"Iya juga, kok gua lupa sih. Yaudah yok kita ke sana."

Kami keluar kelas dan langsung berjalan menuju tangga yang menuju roof top. Sesampainya di roof top, Akiong terlihat terpesona dengan roof top tersebut. Roof top tersebut seperti roof top yang di berada jepang-jepang. Terdapat tanaman-tanaman hijau di pinggir pagar pembatas yang menghiasi tempat tersebut. Tempat tersebut bisa dijadikan tempat santai karena terdapat banyak kursi dan meja. Bagus untuk tempat bersantai bersama teman-teman.

"Waw roof topnya keren banget. Dari sini juga pemandangannya sekolahnya terlihat lebih jelas dan lebih bagus." Ucap Akiong.

Pemandangan tersebut membuat Akiong terpesona, Ku akui memang pemandangan tersebut memanjakan mata.

"Hey Iann ayok kita habiskan waktu kita di sini."

"Memangnya mau ngapain aja."

"ngobrol atau ngapain gitu."

"Yaudah deh."

Karena kami tidak tau mau pergi kemana lagi, jadinya aku dan Akiong menghabiskan sisa waktu kami di roof top gedung A untuk mengobrol dan melihat pemandangan dari atas. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11:50 dan sebentar lagi akan bel pulang. Dikarenakan masih minggu pertama sekolah, jam pulang sekolah untuk minggu pertama adalah jam 12:00.

"kriiiiiing." Bunyi bel sekolah yang berarti sudah waktunya jam pulang.

"Dah bel pulang aja, perasaan barusan ngobrol. Yaudah yok balik ke rumah lo." Kata Akiong.

"Rumah gua?"

"Iya kan tadi gua dah bilang bakalan maen ke tempat lo. Masa lo lupa."

"Oh yaudah yok balik."