Chereads / LEONA (The Missing Prince of Omelas) / Chapter 15 - Sebuah Pesan

Chapter 15 - Sebuah Pesan

Sepeninggalnya dari rumah Jeff, Leona kembali melanjutkan perjalanan untuk mengantarkan lelaki elf ini pulang. Bicara soal lelaki elf, akhirnya Leona tahu jika dia bernama Peter.

"Apa keadaanmu sudah lebih baik?" tanya Leona pada Peter saat mereka berjalan bersebelahan.

Pasalnya Leona tahu, jika sebentar lagi mereka akan masuk ke area Cryos Forest yang dingin sebelum akhirnya menemukan perbatasan. Gadis itu hanya khawatir jika kondisi Peter akan memburuk seperti sebelumnya saat mereka pertama kali bertemu.

"Ya," jawab Peter singkat. Ia masih malu berbicara dengan Leona.

Di tengah keheningan yang mereka rasakan. Tiba-tiba terdengar suara serigala yang menggonggong menuju ke arah mereka berada. Sontak Leona langsung bergegas menyeret Peter untuk segera bersembunyi di salah satu pohon Cemara yang berukuran besar.

"Ada apa?" tanya Peter.

Dia tidak mendengar suara apapun. Tapi melihat raut wajah Leona yang mulai serius. Peter bisa menyimpulkan jika ada bahaya yang besar sedang mengintai.

"Duduk dan diam saja di sini," perintah Leona.

Tangan kanannya sudah siap mengambil belati yang ia sembunyikan kalau-kalau ada bahaya yang datang.

Benar saja, beberapa menit setelah mereka bersembunyi. Terlihat sekelompok pasukan berpakaian baju besi yang menunggangi serigala.

Pasukan itu berhenti tepat, di tempat terakhir Leona dan Peter berpijak sebelum bersembunyi tadi. Jumlahnya lebih dari sepuluh orang dan mereka memegang sebuah tongkat sihir.

Cih! Leona mendecih pelan. Ia langsung tahu jika mereka pasukan dari mana.

Peter yang melihat ekspresi wajah Leona yang semakin mengeras hanya bisa terdiam. Baru kali ini dirinya berada di sebuah konflik antar manusia.

"Apa kau menemukan jejak mereka?" tanya pria berambut putih salju pada anak buahnya.

Mereka semua hanya menggeleng tidak tahu.

"Tsk, sial!" decih pria itu kesal.

"Aku tidak mau tahu, hidup atau mati mereka harus di tangkap!" titahnya sembari menyuruh para pasukan untuk mencari ke segala penjuru hutan.

Setelah dirasa kondisinya cukup aman. Leona kembali keluar bersama Peter. Ia menepuk bagian belakang celananya pelan yang terkena serpihan salju.

"Bagaimana bisa mereka tidak menemukan kita? Bukankah penciuman serigala begitu tajam?" tanya Peter.

Ia begitu penasaran tentang serigala yang tak bisa mengendus aroma mereka. Sekaligus dengan Leona yang penuh misteri.

"Bisa saja, jika kau memiliki sihir untuk menyamarkan aroma." Alis Peter menaut.

"Sihir? Kukira kau tak punya sihir semacam itu," ucapnya masih tak mengerti dengan Leona.

"Ya, aku memang tidak memiliki sihir. Tapi temanku punya hal itu," balas Leona cepat.

Gadis itu tidak mau lagi membuang-buang waktu di hutan salju ini.

Peter yang merasa jika Leona ingin segera pergi mulai mempercepat langkahnya. Mungkin saja teman yang Leona maksud itu Jeff. Lagi pula mereka berdua sempat membisikkan sesuatu tadi sebelum berpisah, pikir Peter.

Leona dan Peter akhirnya sampai di perbatasan wilayah sebelum petang. Mereka berdua langsung keluar begitu saja setelah mengendap-endap pelan dari intaian para prajurit Frozen Sea yang berjaga.

Hanya saja Leona masih merasa bingung, mengapa waktu itu dirinya bisa dengan mudah masuk ke dalam Cryos Forest tanpa bertemu penjaga?

"Tunggu sebentar, apa bangsa Elf punya semacam ikatan batin dengan burung gagak?" tanya Leona tiba-tiba.

Peter menyipitkan matanya lantas mengangguk. "Kenapa?"

"Pangeran bilang, masing-masing penduduk asli Nort Vale memiliki satu hewan pelindung. Jadi, aku menyuruhmu untuk memanggil gagak supaya bisa membantuku menyampaikan pesan pada salah satu temanku," jelas Leona.

Peter langsung menengadahkan kedua tangannya, lalu memejamkan mata.

"Kepada roh hutan dan seluruh alam yang agung. Aku mohon bantulah temanku untuk menyampaikan sebuah pesan pada temannya," ucap Peter.

Lalu tak berselang lama munculah cahaya berwarna hijau terang mengelilingi tubuh Peter. Hal itu hanya berlangsung selama beberapa menit saja, sebelum akhirnya keluarlah seekor burung gagak yang mulai terbang merendah dan hinggap di tangan Leona.

"Wahai burung cantik, sampaikan pesanku pada tuan Lucas jika aku dalam kondisi baik-baik saja. Ah, satu lagi. Aku juga akan segera kembali ke Nort Vale." Pesan Leona pada sang gagak.

Seolah mengerti, gagak itu langsung terbang kembali menuju ke arah Utara.

"Terima kasih, Peter!" kata Leona.

©©©

Lucas baru saja kembali ke istana setelah tiga hari bermalam di World Tree dan mencari Leona. Tubuhnya memang terasa lelah tapi pikirannya masih saja kacau.

Kondisinya saat ini tak jauh berbeda dengan Felix dan Azril. Ketiganya sama-sama menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga bocah unik itu.

"Ah, bagaimana keadaannya sekarang?" monolog Lucas.

Matanya masih sibuk melihat langit-langit kamarnya yang begitu luas. Sampai akhirnya tertuju pada seekor gagak yang masuk dari jendela kamarnya yang memang sengaja dibuka.

Gagak itu terbang melingkar di atas kepalanya sebanyak tiga kali seolah ingin menyampaikan sebuah pesan. Lucas sendiri yang sudah tahu jika hewan pelindungnya seekor gagak langsung bangkit dari posisinya dan duduk di atas ranjang.

"Ada apa?" tanya Lucas.

Tangannya sudah memberikan tempat untuk dihinggapi si gagak.

"Kau ingin menyampaikan pesan padaku?" tanyanya lagi. Burung gagak itu mengangguk.

Hewan itu lantas mengambil kapur yang sengaja di sediakan Lucas lalu menulis sebuah nama di atas meja kerjanya.

"Leon?" ucap Lucas tak percaya.

Dia mengamati setiap gerak-gerik si gagak yang mulai menyampaikan pesan satu persatu. Sampai akhirnya gagak itu terbang ke arah World Tree.

"Aku mengerti sekarang!" ucap Lucas.

Setelah mendapatkan sebuah pesan, dia langsung bergegas ke kediaman Felix untuk menyampaikannya.

"Salam hormat kepada matahari Nort Vale, Pangeran Felix."

Lucas membungkukkan sedikit badannya saat baru saja sampai di pintu kediamannya Felix.

Felix yang melihat Lucas berkunjung malam-malam begini hanya bisa mengernyitkan alis bingung. Buru-buru dia mendekati Lucas untuk bertanya perihal apa yang ingin disampaikannya.

"Ada apa Jenderal?" tanya Felix.

Lucas masih membungkuk sembari berucap, "Ampuni hamba yang sudah menganggu waktu istirahat Anda malam-malam begini, tuan. Tapi hamba ingin menyampaikan sebuah pesan penting."

"Sebuah pesan? Apa itu?" tanya Felix lagi.

"Hewan pelindung hamba baru saja kembali dan menyampaikan sebuah isyarat, jika dia baru saja bertemu dengan Leon."

"Apa yang hewan pelindungmu bilang?"

"Dia mengatakan jika Leon masih hidup dan dalam kondisi baik-baik saja. Selain itu, Leon juga bilang jika dia akan segera kembali ke Nort Vale secepatnya," jelas Lucas.

Entah Lucas melihat atau tidak, tapi sebuah senyum samar tersungging di bibir Felix. Jujur pria itu merasa senang mendengar jika pengawal pribadinya baik-baik saja.

Hanya tinggal menunggu waktu mengembalikan Leon padanya. Ya, setidaknya orang-orang sialan itu tidak menemukan Leon.

"Begitu?" kata Felix.

Lucas hanya mengangguk pelan.

"Setidaknya dia masih hidup dan baik-baik saja. Ah iya, setelah Leon kembali, aku ingin mengadakan pesta penyambutan untuknya."

Lucas menoleh. "Baik, pangeran!"

Di lain tempat Leona sudah berhasil memasuki jantung World Tree bersama Peter. Sayangnya saat mereka akan memasuki wilayah bangsa Elf. Keduanya diserang oleh seseorang berbaju hitam.

Gerakannya begitu lincah meloncat-loncat di atas pohon. Dan dari tangannya keluar sebuah jarum berwarna hitam gelap yang begitu panjang dan runcing.

Sosok itu mengincar Peter. Berulang kali ia berusaha mengarahkan senjata itu padanya. Leona yang melihat hal itu tidak bisa tinggal diam. Dia berusaha melawan hingga sosok itu kewalahan. Beruntungnya dia bisa mengalahkan sosok itu sampai tak berkutik dan akhirnya melarikan diri.

Setelah sosok hitam itu lenyap, Leona berjalan menghampiri Peter.

"Kau tak apa?" tanya Leona.

Bukannya menjawab Peter malah berfokus pada lengan kanan Leona yang tergores saat bertarung untuk melindunginya tadi. Dirabanya luka itu sampai membuat Leona meringis namun masih bisa terbahak.

"Hey, itu sakit tahu!" kata Leona tergelak.

Dia masih bisa bersikap seolah tak terluka sedikitpun. Namun, di langkah ketiga saat dirinya dan Peter hampir sampai di batas portal kasat mata yang dibuat bangsa Elf.

Pandangan mata Leona tiba-tiba saja mengkabur, yang berujung pada kegelapan yang akhirnya merenggut kesadarannya.

Bruks ...

Tubuhnya terjatuh bebas tanpa daya, hanya satu hal yang ia bisa dengar yaitu suara teriakan Peter yang menyebut namanya.

"Leon!"