Ekarno dan Foden terkejut karena ada mahluk besar yang jatuh. Foden mengatakan dari bentuk bayangannya itu adalah naga. Naga itu mengipas dengan sayapnya sampai asap yang nya menjauh dan menjauh. Naga itu penuh dengan darah dan kesakitan dan gerakannya tidak stabil
Ekarno : Kenapa mahluk merah itu banyak bergerak? Dan kenapa ada batu yang terbakar di sana?
Foden : (tunggu.... Naga itu kesakitan dan ada batu yang berapi... Jangan jangan....) Ekarno naga itu sedang terluka sangat parah. Sekali saja kau salah serang, naga itu bisa mati (Ekarno melawan gurita raksasa dan dia masih hidup, itu artinya serangannya bukan serangan biasa. Tapi jika kondisi seperti ini juga, Ekarno tidak bisa bergerak dengan mudah)
Naga : GRAAAAAAAA
Ekarno : Tch
Foden : !!!
Naga itu berputar dan mengayun ekornya je arah Ekarno. Ekarno mencoba berlari dan dia hanya bisa berlari 3 langkah saja karena dia kekenyangan. Ekarno menghadap naga itu dan melindungi diri dengan tangannya. Ekor naga itu menghajar Ekarno sehingga Ekarno terbang mejauh dan menabrak batu. Ekarno jatuh dan mengeluarkan darah dari mulutnya dan dia kesulitan untuk bernafas.
Foden : Ekarno!!!! (sial.... Harus aku apakan naga ini? Sihir yang aku miliki bukan untuk bertarung dan aku juga tidak bisa bertarung)
Ekarno : Argh (Foden mengatakan mahluk ini sedang terluka. Itu artinya kekuatannya juga tidak stabil. Tapi.... Naga itu memukul aku sampai terbang dan terbentur tapi itu tidak menjadi alasan untuk membunuhnya) Foden, bagaimana aku melawannya
Foden : Kau mau membunuhnya?
Ekanro : Tujuanku hanya menjatuhkan mahluk itu
Foden : Kondisi naga itu tidak stabil. Naga itu bisa mati jika dia memaksa melawan
Ekarno : Itu artinya aku tidak perlu menyerang
Foden : Kau selamat dari gurita raksasa, itu artinya kau mahluk yang kuat. Jika kau menyerang naga itu, maka naga itu bisa mati
Ekarno : Tadi kau berkata naga itu adalah mahluk planet ini. Maka tidak akan aku membiarkan naga itu mati
Foden : Naga itu kesakitan karena meteor menabraknya
Ekarno : Meteor?
Foden : Ya, kau bisa melihat ada batu besar yang terbakar di belakang naga itu. Jadi naga itu jatuh karena meteor mendorongnya
Ekarno : Alasan apa sampai kau berkata seperti itu?
Foden : Itu logika paling masuk akal. Alasan? Naga itu terluka parah sisi tubuhnya dan sisi kulitnya
Ekarno : ....
Naga itu berteriak sekuat mungkin dan terlihat ada api di dalam mulutnya. Foden menyadari apa yang akan dilakukan naga itu tapi Ekarno tidak. Naga itu menyeburkan api lewat mulutnya, Foden langsung menarik Ekarno dan lari menjauh dari jangkauan api itu. Setelah naga itu berhenti menyebur api, naga itu jatuh. Kepalanya di pasir dan seluruh badanya tidak bisa bergerak. Naga itu berusaha untuk bangkit tapi dia kehabisan tenaga, dia hanya bisa mengangkat kepalanya dan mengeluarkan suara. Ekarno berlari ke arah naga itu
Foden : Hey apa yang kau lakukan
Ekarno : (menarik nafas) Ini kesempatan untuk menyelamatkan dia (membuang nafas)
Foden : Menyelamatkan?
Ekarno : Foden bantu aku menarik naga itu ke dekat air
Foden tanpa berpikir panjang, dia berlari bersama Ekarno mendekati naga itu dan mendorng naga itu sesuai Ekarno perintahkan. Naga itu masih sadarkan diri tapi dia tidak bisa melawan. Ekarno langsung mengambil air dan dia mengulas ke tubuh naga itu. Naga itu menahan rasa sakit dan mengaum
Ekarno : Tak apa... Tak apa
Foden : Ekarno kau juga penyihir
Ekarno : Jujur saja aku baru melakukan sihir ini 2x
Foden : 2x?
Ekarno : Ya, pertama aku menyembuhkan mahluk yang kau panggil "gurita" yang aku namakan Wartak
Foden : Nama yang aneh tapi bagus
Ekarno : Terima kasih?
Ekarno menyembuhkan naga itu selama 2 jam sampai malam hari. Naga itu merasa kuat dan luka di tubuhnya sudah sembuh. Ekarno kehabisan tenaga dan tidur di atas pasir. Naga itu mencoba membangunkan Ekarno tapi Ekarno tertidur karena kelelahan
Foden : Biarkan dia tidur, dia berjuang sekuat tenaga untuk menyembuhkanmu
Naga itu menunduk kepalanya dan dia membungkus tubuhnya dengan sayapnya.
Foden : Ekarno tidak ingin kau mati. Jadi dia ingin aku memberimu makan
Foden memberikan makanan untuk naga itu di malam hari dan naga itu memakannya. Sisa tulang dari makanan naga itu cukup banyak dan naga itu membakar tulang itu.
Foden : Kau mengerti kebutuhan kita
Naga membungkus tubuhnya dengan sayap dan tidur. Foden pun tanpa berpikir panjang, dia langsung tidur