Chereads / Euphoria From The Dark / Chapter 7 - Part 6 - Makan Siang

Chapter 7 - Part 6 - Makan Siang

Yomewyne Arzalika POV

Aku benci dia ada disini, mengusik tidur ku yang nyenyak. Sungguh mungkin lebih baik kemarin aku membiarkannya disana dan dibunuh saja.

" Lika, kau mendengarku bukan? Ayo keluar, aku bosan di flat mu terus, Lika ayooo aku tahu kau sudah bangun dan sedang mengumpat didalam bukan?." kalian dengar? bocah sialan ini benar-benar membuat ku geram. Ini masih pukul 11 dan dia mengajak ku keluar.

Berjalan gontai kearah pintu kamar dan melihat bocah menyebalkan ini menyengir lebar melihatku.

" Aku benar bukan kau sudah bangun pastinya, ayo siap-siap aku ingin keluar dan makan direstoran." dia masih memberikan senyum kelincinya didepan ku

" Tidak, aku mengantuk. Kau bisa pergi sendiri." ucapku sambil menutup pintu

Kalian pasti tahu yang selanjutnya, dia menahannya seperti kemarin

" Yak Lika, tidak Nona Lika. Kau bilang kemarin kalau mereka masih mencariku. Jadi aku mengajak mu agar bisa melindungi aku selagi makan." aku melihatnya datar

" Apa aku sekarang beralih profesi menjadi pengawalmu bocah Jeon? Kau bisa pergi aku.." ucapku menggantung saat dia menyeretku keluar kamar dan mendorong ku kearah kamar mandi dan menguncinya.

" Yak bocah Jeon keparat, aku tidak ingin pergi. Sialan cepat buka pintunya."

" Lika kau..tidak tidak Nona Lika. Aku hanya ingin mengajak mu pergi makan, aku juga memiliki banyak uang jadi kau tidak perlu bingung untuk membayarnya. Oh setelah ini aku juga pergi tidak apa sungguh, aku pergi dari rumah mu. Jadi bagaimana?."

Aku menimang sebentar ucapannya barusan, baiklah aku fikir akan bagus jika dia pergi dari kehidupan ku ini.

" Ya." ucapku singkat dan membersihkan tubuh di kamar mandi, setelah selesai aku mengenakan bathrobe dan keluar dari kamar mandi. Aku melihatnya duduk santai di meja telivisi sambil meminum soda.

Aku bersiap untuk pergi dengan bocah Jeon itu. Sweater kebesaran, ripped jeans dan sepatu booth.

Aku keluar dan sudah melihatnya yang berdiri didepan kamar ku.

" Ayo Nona Lika, kita jalan-jalan." dia sangat senang hanya karena aku menurutinya pergi disiang hari ini.

Jeon POV

Aku bosan ada diflatnya jadi aku fikir kalau pergi sebentar dia tidak akan marah. Tapi, dia bilang masih ada yang mengincar ku. Terlintas ide gila difikiran ku, ayo Jeon kau bisa mengajak gadis berbisa itu keluar dari kamarnya ayo.

Aku menyemangati diri sendiri sebelum aku berteriak kearah kamarnya, aku rasa dia kesal. Mana pernah dia tidak kesal dengan ku? Tidak pernah bukan, jadi ya sudah hehehe

Menunggunya mandi dan bersiap-siap, aku menonton film kartun sambil meminum soda diruang televisi. Ku kira dia tidak akan ikut, tapi aku menawarinya ide gila untuk pergi dari rumahnya setelah dia mau menemaniku siang ini makan dan jalan-jalan. Aku berjalan dan menunggunya didepan pintu kamar.

"Ayo Nona Lika, kita jalan-jalan." ini kalimat pertamaku saat dia membuka pintu, dia manis dengan baju kebesaran, ripped jeans dan jangan lupakan sepatu boothnya. Aku rasa dia punya banyak dikamarnya.

"Jalan lah duluan aku dibelakangmu." itu katanya, aku mengangguk dan pergi menuju pintu flatnya.

" Untuk apa keluar disiang hari? aku mengantuk." suaranya terdengar lagi saat aku keluar dari flatnya. Aku menengok kearahnya "Ayo kita jalan-jalan aku bosan di flat mu."

Dia betul-betul jalan dibelakang ku sambil melihat gedung dikanan dan kiri. Memperlambat langkah agar bisa beriringan dengannya.

" Kau bisa jatuh jika terus menengok kanan kiri tanpa melihat arah depan Nona Lika." dia bahkan kaget saat melihat aku disampingnya.

" Aku tidak akan jatuh semudah itu bocah Jeon." dia masih melihat kanan kiri tanpa melihat jalan didepannya. Aku hanya tersenyum dan mungkin sebentar lagi tertawa

Mari kita berhitung

1

2

3

Dug

" Aww aww kepala ku, yak sialan siapa yang meletakkan tiang ditengah sini?." dia berteriak dan aku hanya bisa tertawa sedangkan pejalan kaki lain melihatnya aneh

" Hahahaha, Nona Lika aku sudah bilang bukan untuk melihat jalan mu? Hahaha." aku menariknya kedekat ku dan mengelus lembut kepalanya yang tadi terbentur

" Sudah tidak sakit? atau kita harus ke klinik?." aku bertanya dan dia diam

" Kau jadi batu sekarang Nona berbisa?." dia menarik diri dari ku setelah dia diam tadi

" Tidak, tidak perlu. Aku tidak akan mati hanya karena terbentur. Kau ingin makan dimana?."

Lihat, dia langsung mengalihkan topik pembicaraan ku.

Aku menunjuk salah satu kedai mie yang cukup ramai, mungkin saja enak. " Kesana, aku ingin makan mie." menariknya kearah kedai mie dan dia diam saja saat aku menariknya.

Mencari kursi yang kosong dan aku mendapatkan kursi didekat jendela. "Kau duduk disini, aku akan pesan dan jangan lari. Aku memantau mu Nona Lika." menyuruhnya duduk dan aku memesan mie 2 porsi sambil terus melihatnya yang sedang melihat kearah luar kedai.

" Kau melamun Nona Lika?." dia diam

" Hei Nona Lika?." dia masih diam

Aku menyubit pipinya " Nona Lika, aku sudah memanggil mu 2 kali dan kau tidak menjawab." sontak dia langsung menoleh dan menepis tanganku

" Siapa yang bilang kau boleh menyentuh ku?." ucapnya dingin

Padahal saat tadi dia melamun, tatapannya berbeda dengan yang ini. " Oh maaf kalau aku lancang, kau juga melamun Nona Lika aku lelah memanggilmu dan ini lihat mienya hampir mekar." mengambil sumpit dan memakannya

Ini enak pantas saja orang-orang ramai disini. Kenapa dia diam dan terlihat bingung.

" Kau tidak ingin? Kalau begitu aku saja yang makan."

" Tidak bocah, aku...begini." dia seperti sedang berfikir dan menghela nafasnya ketika ingin melanjutkan kalimatnya itu

" Aku tidak bisa pakai sumpit." ucapannya sangat cepat dan kecil tapi tenang saja aku bisa mendengarnya.

Aku tertawa saat mendengarnya, lihat saja dia berwajah Asia dan tidak bisa menggunakan sumpit?

" Apa yang kau tertawakan Jeon?." dia menatapku seperti ingin membunuh sungguh kenapa gadis ini menakutkan.

" Tidak, bukan begitu. Aku akan mengambilkan garpu dan sendok untuk mu, tunggu disini." berlalu menuju meja pesanan dan meminta sendok dan garpu. Aku kembali sesudah mendapatkannya.

" Harusnya kau bilang dari awal, ini sendok dan garpunya. Aku traktir kau makan hari ini." dia menerimanya dan langsung makan mie tanpa mengatakan apapun. Aku rasa sesuai dengan lidahnya makanya dia diam.

Cukup hening saat dia dan aku makan. Aku membuka obrolan sebentar dengannya.

" Siapa nama mu? Kita belum berkenalan secara resmi ngomong-ngomong." dia menatapku sekilas sebelum beralih kearah luar kedai. Hujan turun begitu saja

" Bukannya kau sudah tahu nama ku Jeon?." itu balasnya

" Begini Nona Lika, aku bingung kau dipanggil Lika dimalam itu dan Arza oleh teman lelaki mu saat di Bar. Jadi katakan siapa nama mu sebenarnya?."

" Apa itu penting?." aku rasa dia tidak tertarik tapi aku ingin tahu namanya

" Ya untuk ku nama itu penting, jadi katakan."

" Yomewyne Arzalika." dia menoleh dan mengucapkan namanya setelah itu berbalik menatap luar kedai lagi

" Nama mu sulit, oh iya aku Jeon Jungkook atau Jeon Ian. Kau bebas memanggilku apa saja asal jangan bocah tengil, sialan dan aku bukan bocah ingat. Aku hanya beda mungkin.."

" Beda 2 tahun."

" Ya, jadi kau bisa memanggilku Jungkook saja jangan panggil margaku."

" Ya." sungguh aku sudah berusaha membuka percakapan tapi gadis ini masih menatap hujan diluar.

" Aku senang tidak ada senja hari ini, aku lebih suka hujan badai dibanding senja yang dilihat orang lain bagus itu." dia bicara kepada ku? sungguh. Ide gila terlintas dikepala ku

Aku menariknya untuk bangun dan dia diam menatapku seperti bertanya "Apa?"

" Mau bermain hujan dengan ku? Disana aku lihat ada taman dekat apartemen itu saat kita jalan kesini." sepertinya dia sedang menimang-nimang

" Bermain hujan? Tidak sakit?." dia sudah besar dan bisa membunuh tapi dengan hujan takut sakit

" Iya bermain hujan, tidak akan sakit. Kau bersama ku, kita akan bersenang-senang... Lika." aku sudah memikirkannya aku suka memanggilnya Lika.

Menarik tangannya saat dia mengangguk dan aku anggap itu setuju. Keluar kedai dengan menarik tangannya dan menggenggamnya.

Dia hanya ikut berlari dan tersenyum cerah saat sudah sampai di taman dekat apartemen tadi. Berputar-putar dengan senyumnya yang belum pernah aku lihat, aku bersenang-senang bersamanya menaiki ayunan bersama sambil tertawa.

Saling berlari dan mengejar satu sama lain, dia berbeda dengan gadis yang aku temui malam itu.

Senyumnya hangat, tawanya renyah diguyuran hujan sore ini sampai aku lupa tujuan ku menemuinya.

Ayo tebak Jungkook mau apa nih ketemu sama Lika????