Chereads / Married With CEO Playboy / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

Yey, up up up...

Happy Reading guys...

Hari ini hari ulang tahun Neneknya. Rasanya Elang malas datang di acara ulang tahun Neneknya. Ia akan bertemu Kartika dan orang tuanya akan membahas pertunangannnya. Sedari tadi handphonenya terus berbunyi tapi, tidak sedikitpun Elang ingin mengangkat telponnya.

Id caller si pemanggil bertuliskan Ibu Ratu yang artinya panggilan dari Mamanya. Memilih mengabaikannya walau ia tahu nantinya akan mendapatkan omelan. Waktu sudah menunjukkan pukul setegah enam sore, tapi Elang masih duduk diam di kursi kerjanya. "Apa yang harus gua lakuin?" tanyanya entah pada siapa.

"Gua gak mau di jodohin dengan cewek manja sepertinya," ucap Elang kesal.

Elang belum pernah bertemu Kartika kembali semenjank ia lulus SMA karena ia melanjutkan kuliahnya di Jerman sedangkan Kartika melanjutkan kuliah di Indonesia. Ia tidak mau jauh dari ke dua orang tuanya. Setiap kali ada pertemuan ke dua keluarga, entah Elang ataupun Kartika tidak saling bertemu karena Kartika yang katanya sedang dinas ke luar kota atau sebaliknya.

Elang benar-benar malas bertemu Kartika, ia tidak suka jika nantinya Kartika akan bersikap manja di depan semua orang. Kenangan masa kecil hingga ia lulus SMA masih teringat jelas, jika Kartika selalu menempelinya bahkan dirinya mengeklaim Elang sebagai miliknya di depan seluruh anak sekolahannya.

Elang waktu itu marah bahkan membentak Kartika karena baginya sikap Kartika sudah berlebihan. Kartika menangis keras saat itu membuatnya tidak bisa berkutik apalagi setelah hari itu ia di marahi Papanya habis-habisan bahkan Papanya sampai memukulnya. "Jika tidak menyukai Kartika seharusnya ia bisa berbicara lembut, bukan dengan bentakan." Itu yang di katakana Papanya. Sungguh ia benar-benar tidak menyukai dan ia juga membencinya.

Elang berdiri dari duduknya ia mengambil handphone kunci mobil dan menyampirkan jas di lengannya. Ia melangkahkan kaki untuk ke luar dari ruangannya. Sampai di parkiran ia masuk ke dalam mobil dan melajukannya. Ia langsung pergi ke rumah Neneknya karena acara memang di lakukan di rumah Neneknya. Halaman belakang rumah Neneknya cukup luas untuk mengadakan pesta.

Sekitar pukul 7 malam ia pun baru sampai di rumah Neneknya. Tamu-tamu undangan pun sudah banyak yang datang. Ia dengan santai turun dari mobil dan berjalan masuk melalui pintu utama. Sampai di dalam, ia bertemu dengan asisten rumah tangga Neneknya.

"Mas Elang baru sampai?"

"Iya, nih, Bi. Aku mau ke kamar dulu. Acara belum mau di mulai, kan?"

"Mungkin sebentar lagi Mas. Soalnya tamu-tamu sudah pada datang."

"Ya udah, bibi tolong bilang ke Nenek ya, kalau aku lagi mandi."

"Baik, Mas."

"Oke, Bi. Kalau begitu, aku ke kamar dulu, ya," ucapnya dan berlalu pergi.

***

Elang menghampiri Neneknya yang sedang duduk bersama keluarga yang lain. "Nek," panggilnya kemudian mencium punggung tangan Neneknya setelah itu mencium pipi kanan dan kirinya.

"Sendirian aja?" tanya Nenek sambil mendongak menatap Elang yang berdiri di sampingnya.

"Iya," jawabnya singkat.

"Bu, lebih baik kita mulai acaranya," ucap Hanan Papa Elang.

"Iya," jawab Hanum-- Nenek Elang.

Hanan Eko Pradipa adalah anak pertama dari pasangan Haris Pradipa dan Hanum Nawangsih. Ia memiliki dua adik perempuan bernama Harum Dwi Pradipa dan Agilia Putri Pradipa. Karena Hanan anak laki-laki dan ia juga anak pertama, maka kekuasaan kekayaan dari peninggalan sang Ayah lebih banyak di berikan padanya.

MC mulai membuka acara, kemudian sambutan dari Hanan baru di lanjutkan dengan acara tiup lilin. Selesai acara tiup lilin, acara di lanjutkan dengan acara bebas. Sedari tadi Elang hanya duduk diam di samping Neneknya tanpa banyak bicara sampai Arifka datang bersama Kartika dan Mamanya.

"Hai, Lang," sapa Kartika seraya tersenyum manis.

"Kartika?" tanya Elang mengernyitkan dahinya.

"Apa aku berbeda dari sebelumnya?" tanya Kartika masih dengan senyumannya.

"Hum, jauh lebih elegan dan dewasa."

"Ada-ada aja kamu, Lang. Aku masih Kartika yang sama," ucap Kartika yang masih mempertahankan senyumannya.

"Kalian sudah lama tidak bertemu, sudah sana, lanjutkan mengobrol di tempat lain," ucap Arifka sambil menarik pergelangan tangan anaknya agar berdiri.

"Mau mengobrol di tempat lain?" tanya Elang yang kini sudah berdiri di hadapan Kartika.

"Ayo," jawab Kartika.

Mereka berdua pun pergi ke tempat yang lebih tenang. Arifka, Nenek dan juga Arumi-- Ibu Kartika tersenyum melihat interaksi Elang dengan Kartika. "Semoga saja mereka akan lanjut ke jenjang yang lebih lagi, ya," ucap Nenek yang hanya di jawab dengan senyuman oleh menantunya dan Arumi.

Elang dan Kartika kini duduk di batu-batu yang mengarah ke kolam ikan. "Bagaimana kabarmu?" tanya Elang.

"Baik, kamu?" tanya balik Kartika.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik."

"Udah lama ya, kita tidak bertemu," ucapa Kartika seraya tersenyum.

"Hum, semenjak kita lulus SMA."

"Iya," jawab Kartika singkat. "Apa kamu sudah memiliki kekasih?" tanya Kartika yang kini menatap serius ke arah Elang.

"Iya," jawab Elang sambil menoleh menatap Kartika.

"Oh," ucap Kartika hanya ber oh saja kemudian ia kembali menghadap depan tanpa mau menatap Elang.

Elang tersenyum, kemudian ia kembali berkata "Kekasihku masih sama seperti jaman SMA walau aku sering tidak mengakuinya. Ia menemani aku dari TK sampai SMA dan mengeklaim dirinya sebagai kekasihku." Perkataan Elang sukses membuat Kartika langsung menoleh ke arahnya.

"Maksud kamu?"

"Kekasihku bernama Kartika Kumala Dewi Ningtyas Brotowijaya,"

"Elang," ucap Kartika tidak percaya.

Elang tersenyum kemudian ia meraih kedua tangan Kartika. Ia mencium kedua punggung tangan Kartika bersamaan membuat wanita di hadapannya ini menatap tidak percaya. "Maaf waktu itu aku pernah memarahimu, hanya saja aku dulu tidak menyukai caramu. Aku minta maaf, ya," ucapnya seraya tersenyum dan kembali mengecup punggung tangan Kartika.

Kartika tersenyum dan menganggukkan kepalanya pertanda ia memaafkan Elang. Elang tersenyum melihatnya dan reflek ia langsung menarik tubuh Kartika untuk di peluk.

"Um, maaf," ucapnya karena merasa tidak enak sudah memeluk Kartika tiba-tiba.

"Gak apa," jawab Kartika seraya tersenyum.

Mereka berdua kembali berbicara mengenai masa kuliah mereka dulu. Elang yang tadinya memang tidak menyukai Kartika, tapi pada akhirnya menyukainya karena wanita yang di dekatnya sekarang berbeda dari wanita yang saat dulu selalu menempelinya. Penampilannya begitu elegan dan terlihat dewasa. Berbeda sekali dengan Kartika, yang saat dulu bertemu dengannya tanpa sungkan ia langsung merangkul lengannya dan bergelanyut manja di lengannya. Cara bicaranya juga begitu manja hingga membuatnya sangat risih.

Suara dari atas panggung menginterupsi Kartika dan Elang untuk melihat ke arah panggung. "Sebelumnya, aku mau ngucapin selamat ulang tahun untuk Nenekku tersayang," ucap Raja adik sepupu Elang.

"Raja mau kasih kabar baik untuk Nenek, cucu kesayangan Nenek Mas Elang sebentar lagi akan menikah," ucapnya membuat Elang mengernyitkan dahinya sedangkan para tamu tersenyum mendengarnya termasuk Kartika.

"Kalau Nenek tanya kenapa Raja bisa berkata seperti ini, karena Raja punya video di mana secara tidak langsung Mas Elang mengumumkan kekasihnya di depan seluruh karyawan perusahaan," ucapnya seraya tersenyum senang.

Elang sudah memasang wajah khawatir, begitupun dengan ke dua orang tuanya sedangkan Kartika mengernyitkan dahinya. "Matikan lampunya," ucap Raja pada orang yang sudah ia perintah sebelumnya.

Lampu pun seketika mati dan tidak lama layar besar yang ada di sana menampilkan sebuah video yang cukup membuat tercengang. Sebuah video Elang yang sedang mencium Elita saat terjatuh di depan lift karena tersenggol OB dan yang ke dua ciuman di depan lift saat ia terkejut dengan Elita yang berhenti secara mendadak. Terlihat di kedua ciuman itu Elang menikmatinya membuat semua tamu di sana mulai berbisik-bisik.

Nenek berdiri dari duduknya tapi, saat ia akan melangkah ia malah terjatuh. "Ibu," ucap Arifka dan segera membantu Nenek berdiri.

"Antarkan aku ke kamar," ucapnya yang segera di turuti Arifka. Ia di bantu adik iparnya untuk membawa Nenek ke kamar.

"Kamu bohong!" ucap Kartika tiba-tiba membuat Elang kini menatap Kartika.

"Kamu salah paham," ucap Elang gelagapan.

"Apanya yang salah paham? Itu video asli, Lang!" marah Kartika.

Kartika berdiri dari duduknya dan akan melangkah pergi meninggalakan Elang, tapi dengan cepat Elang meraih pergelangan tangan Kartika. "Aku bisa jelasin, itu gak seperti—" ucapan Elang terhenti kala satu tamparan kuat dari Kartika mendarat di pipinya.

"Omongan sampah!" marah Kartika membuat Elang melepaskan pegangan tangannya. Kartika segera melangkah pergi meninggalkan Elang yang hanya terdiam.

TBC...

Yuhuu.. up lagi,

yuks lah Komen, Vote dan Power stonenya, yes

weheheh...