Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ahjussi Rasa Oppa

🇮🇩Van_Theglang86
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7k
Views
Synopsis
Bagaimana rasanya mengetahui dirimu sebenarnya anak rahasia CEO agensi artis? Itulah yang terjadi pada Go Ae Ri, gadis 21 tahun yang dibesarkan oleh neneknya. Ketika sang nenek menghembuskan nafas terakhirnya, barulah rahasia besar terungkap. Go Ae Ri adalah anak rahasia seorang CEO! Sang gadis itu akhirnya pergi ke Seoul untuk mencari ayah kandungnya. Dirinya menyamar menjadi peserta audisi dari agensi ayahnya. Namun ... Dirinya bertemu dengan Han Yong Ju, seorang CEO Young Grup, pria berusia 35 tahun. Ahjussi yang seperti oppa!. Eh, rupanya sang Ahjussi adalah tunangan dari saudari tirinya Go Ae Ri. Dan dia juga punya phobia keramaian. Bagaimana kisah keduanya ketika Han Yong Ju telah memiliki tunangan? Dapatkah Go Ae Ri bertemu dengan ayahnya? Dan apakah ayahnya akan menerima dirinya sebagai anaknya? Ikuti perjalanan cinta dan karir Go Ae Ri sebagai artis di agensi ayahnya di "Ahjussi Rasa Oppa".
VIEW MORE

Chapter 1 - Dipecat

"Ini sudah yang ke sekian kalinya kau mengacaukan nama baik resto ini. Kau ku pecat!" teriak seseorang ibu tua dengan menunjuk seorang gadis muda yang terlihat sedang menunduk sambil mengetuk-ngetuk kaki kanannya ke lantai. Wajahnya terlihat menahan marah karena dia baru saja dipecat dari pekerjaannya.

Go Ae Ri kemudian melepas jaket seragam pekerja paruh waktunya dan menyerahkan pada ibu itu dengan wajah yang tidak tersirat sebuah penyesalan.

"Hei Go Ae Ri jangan dulu pergi sebelum kau mengganti semua kekacauan yang kau buat hari ini!" teriak ibu pemilik resto itu tanpa belas kasih. Sudah memecat tanpa uang pesangon, dan sekarang Go Ae Ri diminta untuk membayar ganti rugi atas semua hal yang sama sekali bukan salahnya.

[Tiga Jam sebelumnya ...]

Go Ae Ri mendapat pesanan antar dua puluh paket jajangmyeon yang harus dia antar ke sebuah lokasi syuting di Hongdae . Seorang staf atau kru film memesan ke restonya. Dan Ae Ri pun yang ditugaskan untuk mengantar paket pesanan itu ke sana.

Dengan mengendarai sekuternya Go Ae Ri pun menuju ke sana membawa semua pesanan itu penuh dalam kotak pengirimannya. Dengan berpacu dengan waktu Ae Ri berusaha untuk bisa tepat waktu mengantar pesanan dua puluh paket jajangmyeon itu ke sana. Namun di tengah perjalanan, Ae Ri mengalami kejadian yang tidak terduga. Dia terhalang oleh beberapa massa yang sedang unjuk rasa. Karena tidak bisa lewat Ae Ri pun mencoba memutar arah, meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak mudah. Tapi jika dia menunggu dan menerobos kerumunan massa itu, itu juga akan memakan waktu yang lebih lama juga. Go Ae Ri pun kemudian memutar arah menuju lokasi itu. Dan hampir saja dia sampai di lokasi, hal terduga lainnya pun datang kembali. Kali ini ada seorang anak kecil yang menyebrang tanpa memperhatikan kalau ada kendaraan lewat. Ae Ri hampir saja menabrak anak kecil itu, kalau dia tidak membanting stang motornya ke arah kiri. Dan rupanya di sebelah kiri terdapat parit. Dan tentu saja Ae Ri pun terjatuh dan menyebabkan beberapa kotak jajangmyeon-nya tumpah.

"Aiish, sial sekali hari ini!" umpat Go Ae Ri sambil mencoba bangun dan meraih sekuternya. Dan begitu sadar kalau ada beberapa kotak jajangmyeon yang terjatuh, Ae Ri pun kembali mengmpat serapah. Baru saja dia mau memarahi anak kecil yang sudah menyebrang tanpa hati-hati itu, Ae Ri sudah melihat anak kecil itu lari ketakutan.

"Pffffhh," Ae Ri mengumpat sambil mendengus kesal.

Kemudian Ae Ri menghitung jumlah kotak jajangmyeon yang tumpah. Ternyata ada tujuh kotak yang tumpah tanpa bisa diselamatkan. Kemudian Ae Ri merapihkan sisa-sisa kotak yang masih bisa diselamatkan ke dalam keranjangnya. Lalu kembali bersiap-siap untuk melanjutkan perjalananya. Dia tidak memedulikan kalau tangannya terkilir dan terluka karena benturan. Yang ada di dalam pikirannya saat ini dia harus segera mengantarkan pesanannya. Dan dia sudah terlambat selama sepuluh menit.

Dan ketika Ae Ri berhasil menuju lokasi sana. Dan menghubungi orang yang sudah memesan jajangmyeon di resto tempat dia bekerja. Dan setelah menunggu lima belas menit, akhirnya orang itu datang menghampirinya.

"Kau sudah terlambat hampir setengah jam," protes orang yang memesan.

"Sebenarnya aku sudah datang sekitar lima belas menit yang lalu Tuan," jawab Ae Ri sambil mengasongkan pesanan itu.

"Ini sudah lewat jam istirahat makan, kami harus segera bekerja lagi karena harus mulai pengambilan gambar lagi. Dari tadi kami menahan lapar dan dua puluh menit yang lalu kami sudah memesan mie dingin di sekitar lokasi ini. Maaf jadi aku tidak jadi memesan," kata orang itu sambil berlalu.

"Tapi Tuan, ini sudah dipesan dan tidak bisa dikembalikan lagi," jawab Ae Ri menahan tangan orang itu agar mau bertanggung jawab dengan pesanan makanan itu.

"Kau sudah terlambat sekali, dan aku sudah membatalkan pesanannya dua puluh menit yang lalu dengan menelepon ke resto, apa bosmu tidak memberi tahumu?" kata orang itu dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Tapi Tuan, aku terlambat karena harus memutar arah. Rute yang terdekat tadi ada unjuk rasa, jadi aku ...."

"Maaf Nona, sesuai motto resto kalian. Kalau kalian tidak bisa tepat waktu, kami bisa membatalkan dan boleh tidak membayar dan gratis memakannya. Berhubung aku masih berbaik hati. Jadi aku tidak mengambil jajangmyeon itu. Kau bawa pulang lagi ke restomu itu!" jawab orang itu kemudian melepas tangan Ae Ri.

"Tuan, tidakkah kau kasihan padaku. Sekali ini saja kau tolong aku, aku cuma pekerja paruh waktu, dan pasti aku akan dipecat ..."

"Maaf Nona, aku tidak punya waktu lagi, karena kam harus segera syuting lagi. Jadi tolong pergi!" usir orang itu kemudian segera berlari menuju set syutingnya.

Ae Ri menghela napas panjang dan melihat dari jauh lokasi syuting itu. Dia juga sempat melihat beberapa artisnya yang sedang siap-siap kembali untuk syuting. Ae Ri menatapnya dengan penuh tatapan sedih. Kemudian dia pun mengambil paket jajangmyeon itu dan memasukkannya lagi ke dalam kotak pengiriman di jok belakang sekuternya.

[Saat ini ...]

"Kau sudah menumpahkan tujuh kotak jajangmyeon, jadi kau harus membayarnya!" ucap ibu tua itu sangat kejam tak berperasaan. Namun bagi Go Ae Ri yang hanya seorang pekerja paruh waktu, tentu saja dia tidak bisa mendapat uang pesangon, karena dia baru dua bulan bekerja di sana. Ae Ri kemudian merogoh dompet di tas pinggangnya dan mengeluarkan sisa uangnya yang tinggal 2 lembar pecahan 5000 won.

"Ahjumma, aku hanya punya uang 10.000 won," kata Ae Ri itu menyerahkan seluruh uang yang ada di dompetnya. Sementara harga satu paket jajangmyeon 3.000 won. Dan dia hanya bisa membayar 3 paket jajangmyeon dari 7 paket jajangmyeon yang dia tumpahkan tidak sengaja karena sebuah kecelakaan itu.

"Ini tidak cukup, apalagi kau sudah merusak sekuterku itu!" kata pemilik resto itu protes.

"Wahh aku memang sial karena sudah mempekerjakanmu di sini. Aku malah mengalami rugi," ucap si pemilik resto terlihat kesal.

"Ahjumma, nanti aku akan mengganti sekuter itu dan sisa 4 paket jajangmyeon yang belum terbayar kalau aku sudah mempunyai uang," kata Ae Ri berjanji.

"Ti-tidak, aku tidak ingin. Lebih kau jangan ke sini lagi.Aku tidak mau tambah sial. Jadi lupakan saja itu, asalkan kau tidak kembali lagi ke sini!" ucap pemilik resto itu sambil mengusir Go Ae Ri.

Dengan perasaan terluka dan sedih, Go Ae Ri pun kemudian melangkah pergi dari resto itu. Berjalan kaki menuju halte bus.

Ae Ri pun kemudian duduk di kursi tunggu halte bus menunggu bus jurusan ke rumahnya datang. Dia pun melihat keramaian kendaraan yang berada di hadapannya. Kendaraan lalu lalang di depannya membuat Ae Ri leluasa untuk melamun tanpa seorang pun yang peduli dengan dirinya di halte itu. Ae Ri kemudian meringis kesakitan. Dia baru tersadara kalau tangannya terluka. Kemudian dia menggulung lengan kemejanya yang panjang, dan melihat beberapa luka gores dan lecet di lengan kanannya. Ae Ri pun meniup-niup lengannya. Lalu membasuhnya dengan air di botol minumannya.

"Shhhh ..." Ae Ri meringis karena merasa perih.

Tak lama kemudian bus jurusan ke rumahnya datang. Ae Ri pun segera naik ke bus ini. Ini masih siang, pasti neneknya akan curiga kalau dia pulang terlalu cepat.