-POV Reza-
Pukul sepuluh malam, pintu kamar ini dibuka. Seorang pengawal memberitahu, kalau tuan besar mereka mau bicara dengan saya. Saya diminta untuk turun dan menemui beliau di ruangan kerja di rumah ini.
Dengan langkah berat, saya pun mengikuti. Rasanya tidak peduli lagi akan hal apapun yang beliau ingin sampaikan. Sebagai anak, saya kecewa sekali rasanya.
Pintu dibukakan, lantas saya diminta masuk oleh mereka. Tidak usah disebutkan lagi, setiap sudut rumah ini ada pengawal. Bagaimana mama bisa betah dengan orang-orang asing di dalam rumahnya sendiri?
"Kali ini kau harus duduk, Reza!"
Saya ikuti. Kursi di hadapan, yang terpisah oleh meja, saya tarik, lantas duduki.
Saya menatap beliau dengan sorot mata yang cukup tajam, sebab, hati saya sedang merasa sangat kecewa. Tega sekali memperlakukan saya seperti ini.
"Kau harus tahu, kalau saat ini, Nabastala dalam kondisi darurat. Tiga hari lagi, deadline cetakan edisi ke dua bulan ini."