-POV Nayla-
"Nayla hilang lagi, Bos." Setyo memberitahukan. Jantung saya langsung memompa dengan cepat. Siapa lagi yang melakukannya? Apa Arka?
"Siapa yang memberitahu?"
"Aira, Bos."
"Apa Arka pelakunya?" tanya saya tidak tenang.
Setyo menggeleng, "Sayangnya bukan, tapi Bos Besar."
Jantung saya berdetak kian kencang. Pantas saya diasingkan. Ternyata papa melakukan hal buruk kepada Nayla. Saya tidak akan tinggal diam.
"Ayo ikut saya!"
Saya menarik Setyo.
Kami sudah kembali ke luar area rumah. Belum ada yang curiga mungkin dengan kedatangan saya. Mereka tampak acuh tak acuh saja. Terlebih dengan kepergian saya bersama Setyo.
Saya mengendarai mobil yang tadi subuh saya tukar paksa dengan orang di SPBU.
"Kita mau ke mana, Bos?" tanya Setyo sambil berpegangah kuat pada gagang tangan di atas kepala.
"Mencari Nayla." Saya menjawab dengan tetap fokus pada jalan.
Seterusnya, Setyo tampak tak banyak bicara. Ia membiarkan saja saya dengan segala hal yang ingin dilakukan.
