-POV Nayla-
Meninggalkan kejadian di resto hotel tadi. Kini gue dan Aira udah sampe di Jakarta. Sepanjang perjalanan, kami sama-sama diam aja. Tadi, Aira sempat bilang, kalo dia nyesel udah menyanggupi apa pun buat bayar kebaikan Arka ngasih kita tempat tinggal.
Gue nggak mau menanggapi itu. Pikiran gue justru berfokus sama kondisi gue sekarang dan hal-hal yang akan menimpa hidup gue di masa yang akan datang.
Kami mengikuti mobil di depan. Dia memasuki kawasan rumah, yang cukup sederhana. Gue nggak tahu sih, ini mau dibawa ke mana. Cuma yang jelas saat masuk ke dalam rumah itu. Kami langsung dihadapkan sama wajah tua, yang sekarang tampak kurus dan kuyu. Gue ingat, dia, ya, penabrak bayaran itu.
Bayangan saat dia turun dan sengaja lihat kondisi gue dan Ayah setelah ditabrak, muncul dalam benak. Ditambah dengan foto yang diperlihatkan Arka kemaren. Meski terdapat perbedaan yang mencolok antara situasinya yang dulu dan sekarang, gue yakin masih bisa mengenalinya.
