-PoV Nayla-
Besoknnya gue tespack. Perasaan hati bener-bener berdebar-debar. Sekitar lima menit baru gue berani lihat hasilnya.
Hmmmm, nggak ngerti. Apakah ini tandanya positif apa negatif. Gue tanya Aira aja deh.
"Ra, Ra." Gue tepuk-tepuk muk dia. Udah jam delapan, masih aja molor. Semalam entah jam berapa dia ketiduran, nempel terus sama gue.
"Mmm." Aira ngejawab, tapi nggak sampe buka mata, sebatas itu aja.
"Ra, lihat nich. Artinya apa?" Gue sodorin aja itu alat ke muka dia.
Aira langsung ngejauhin tespack dari mukanya, saat dia membuka mata.
"Woi, kira-kira dong, Nay. Itu bekas pipis lo, malah disodorin ke muka gue."
"Ya, kan gue dari tadi udah bangunin, lo. Malah nggak bangun-bangun."
Aira mengerutkan dahi, dia lalu bangkit, duduk sambil garuk-garuk kepala. "Mana?" Trus dia minta lagi yang tadi gue kasih lihat.
Perhatian Aira kini tertuju pada benda itu. Nggak butuh waktu lama buat dia ngasih jawaban.