-POV Nayla-
Pagi ini, gue kerja kaya biasa, dijemput Reza, dibekalin sama Ibu. Bedanya sekarang bekalnya cuma tiga. Soalnya Arya juga nggak ada. Dan soal bisnis catering Ibu, semalam udah kasih penjelasan, kalo Arka itu juga termasuk dalang dibalik ini semua. Jadi, gue pengen banget, Ibu berhenti kerja keras. Mungkin inilah hikmah dibalik semua yang udah terjadi.
Ibu malah bilang, nggak mau nyantai aja. Udah biasa kerja keras. Apaan? Gue tetep ngelarang, kalo cuma bikin kue-kue yang diorder via aplikasi, sok mangga, silakan, yang penting catering stop. Ibu udah tua, harus banyak istirahat dan sehat terus, biar bisa ibadah lebih khusyu.
"Bagaimana tidurnya semalam, Nayla?" tanya si kasep di sebelah.
"Hmmm, tidurnya enak. Udah di rumah, jadinya nyenyak, apalagi udah dipeluk Ibu."
"Kalau dipeluk saya, apa mungkin tidurmu juga akan enak, dan nyenyak?"
Ih, Reza mancing-mancing nich.
"Mana bisa. Beda auranya, he he he." Gue natap dia dengan sorot kejahilan yang hakiki.