Nuke berlari tanpa tujuan, menerobos orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Dia berbalik dan tidak mendapatkan orang yang dia harapkan di sana.
Lo berharap apa Nuke? Kenzie ngejar lo? Mustahil! Buat apa dia repot-repot ngejar lo, kalau liat lo sedih di depan mukanya aja dia nggak peduli.
Nuke duduk di sebuah halte, matanya mulai menggenang kembali. Ternyata melepaskan Kenzie dari hatinya lebih sakit dari pada membiarkan cowok itu menemui Amara.
Langit menghitam dengan guntur kecil yang menggetarkan awan-awan kelabu diatas sana. Cewek itu mulai menggigil saat udara dingin mulai menusuk pori-pori kulitnya. Dia menatap sekeliling, entah ada acara apa, tempat ini begitu ramai. Matanya meneliti setiap orang yang melintas di depannya, siapa tau ada orang yang dia kenal. Jujur dia takut saat ini, baterai handphone-nya habis, sementara tidak ada kendaraan umum yang lewat. Dengan apa dia harus pulang?