Emira menarik nafas lega setelah ia berhasil keluar dari gedung pencakar lagit tersebut. "Alhamdulilah." Ucap Emira sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan, lalu kembali berjalan menyusuri trotoar. Dia harus berjalan untuk sampai di rumahnya. Jauh. Itu pasti, namun ia tak cukup memiliki uang untuk naik angkutan umum yang dapat mengantarkannya hingga kerumah.
Emira berjalan lesu, untung saja hari sudah sore, hingga sorot matahari tak menjadi penambah penat langkahnya. Setelah berjalan hampir setengah dari perjalanan, Emira mengingat sesuatu, Buku yang tadi ia beli.
Emira menepuk jidatnya, buku tersebut pasti tertinggal di dalam mobil itu atau di dalam ruangan orang pemilik dompet tadi.
Emira manarik nafas pasrah, susah payah Ia mengumpulkan uang untuk membeli buku tersebut, namun buku itu harus ia relakan tertinggal bersama pengawal itu atau entah dimana.