KRIIIIIIIING!!!
Suara jam alarm yang sangat keras itu lantas membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Aku langsung menekan jam tersebut dan terduduk di samping tempat tidur, berusaha mengumpulkan kesadaran. Setelah diriku cukup sadar, aku pun melihat sekeliling kamar. Terdapat lemari berwarna coklat teapt di depanku dan beberapa meja yang berisi buku-buku sekolah.
Hari ini merupakan hari yang biasa dan tidak istimewa, bagiku, namun mungkin istimewa bagi teman-temanku yang lain, karena hari ini merupakan hari pengumuman kelulusan jalur undangan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perkuliahan.
"Adiiiiiiii," terdengar suara ibuku berteriak dari bawah.
"Iya, bu. Tunggu sebentar." Jawabku.
Aku pun langsung membereskan kasur dan membersihkan diri, serta memakai baju yang biasa kupakai setiap hari. Kaos berkerah berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru. Seselesainya mempersiapkan diri, aku langsung keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan. Dapat terlihat meja makan yang berwarna putih tersebut terisi oleh beberapa makanan seperti sayur kangkung, nasi putih, tempe goreng dan ikan asin. Tipe makanan seperti ini merupakan makanan yang sangat aku suka.
Sesampainya di ruang makan, kursi pun aku duduki dan langsung mengambil piring kaca berwarna putih serta sendok dan garpu, untuk mengambil lauk pauk yang akan aku makan.
"Tumben, Bu, bikin yang aku suka."
"Ya iyalah, Nak. Hari ini kan hari penting." Jawab ibuku.
"Hari penting apa bu?" tanyaku dengan bingung.
"Hari pengumuman kelulusan lah, kamu pasti lolos kan?"
"Ya iyalah, anak Ayah yang pinter ini pasti lolos dong." Tiba-tiba ayahku berkata seperti itu sambil mengusap kepalaku.
"Iya, Yah." Aku hanya bisa menjawab seperti itu terhadap respon ayahku.
Besar sekali harapan ayahku agar aku bisa lolos di jalur undangan ini. Terlebih Fakultas yang dipilih merupakan Fakultas Kedokteran yang sangat didamba-dambakan oleh semua orang dengan kesempatan mendapatkan beasiswa sepenuhnya selama kuliah. Hal itulah yang membuat diriku agak terbebani karena Ayah sangat berharap besar dalam hal ini.
Sekitar pukul 7 pagi kami bertiga mulai makan bersama, dalam keheningan. Tidak ada pembicaraan apapun. Sekitar setengah jam kemudian aku pun selesai makan dan bersalaman dengan Ayah dan Ibuku, bersiap-siap untuk berangkat menuju tempat les. Walaupun aku yakin aku lolos, namun aku tetap mempersiapkan diri untuk jalur tulis.
"Hati-hati ya, Nak. Ditunggu kabar baiknya jam 1 siang nanti." Ucap ayahku.
Diriku hanya bisa mengangguk dan berangkat, melewati pintu berwarna coklat muda yang berada di ruang tamu.
"Aku berangkat dulu, Yah, Bu. Do'akan Adi, ya."