Dia menulis seperti ini. "Jangan hanya memboroskan air mata. Penolakan juga sebuah ilmu, kamu perlu banyak mengucapkan kata-kata yang penuh kasih sayang dan yang menimbulkan sakit hati. Dan jangan hanya mengikuti kata hatimu."
Saat jarinya bertumpu pada keyboard dan menutup pintu hatinya, disaat itulah pertumbuhan berlanjut. Dulu, dia selalu merasa puas dan ingin menyelesaikan sesuatu. Sekarang dia menjalani hidup seperti yang dia inginkan. Dia telah kehilangan banyak hal, tapi juga mendapatkan lebih banyak. Ini adalah inti kehidupan yang tidak akan pernah disadari oleh orang lain.
"Nona, bos menelepon lagi hari ini untuk bertanya apakah kita ingin bekerja sama dengannya. Aku tidak tahu bagaimana menolaknya." Pagi-pagi sekali, Wahyu bangun dan berdandan dan hendak pergi berbelanja. Pada saat itu, telepon terus berdering, dan memang, sejak beberapa waktu yang lalu ada beberapa panggilan berturut-turut.