Sebelum Citra mendekat, dia memperhatikan bahwa saat dia berada hampir dua meter dari Satya, pria itu telah mematikan rokok yang belum habis itu dengan cepat.
Satya berdiri tegak, "Ci-" Sebelum dia selesai melafalkan namanya, dia disela oleh suara wanita itu. Citra mengangkat wajahnya untuk menatapnya. Dia mengerucutkan bibirnya. "Makan dulu, aku lapar."
Satya mengangkat alisnya sedikit, tampak terkejut. Suaranya terdengar rendah dan serak, "Kamu… ingin makan denganku?"
Citra melihat wajah Satya yang diterpa cahaya, hatinya terasa sakit, "Memangnya kenapa? Aku lapar."
Satya secara alami membawanya ke restoran terdekat dengan segera. Setelah Citra duduk, dia menunduk dalam keadaan linglung. Dia bahkan tidak sadar bahwa dia telah melamun. Pria itu mengerutkan kening, menatap wajahnya. Dia bertanya dengan suara rendah, "Jika kamu tidak menyukai makanan di sini, ayo kembali ke pusat kota. Kita bisa mencari makanan kesukaanmu di sana."