Satya tersenyum singkat, "Jika ini masalahnya, kamu dapat memikirkannya lagi. Apakah kamu bisa membuatku marah lalu memberimu perlakuan yang menyakitkan seperti tadi malam, atau kamu bisa memberi penjelasan yang lebih masuk akal. Apa kamu tidak akan berpikir bahwa tadi malam kamu seperti pelacur yang terus memohon agar aku menyerangmu untuk menebus kesalahanmu?"
Citra kaget dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Satya tidak peduli. Dia berbalik dan berjalan keluar. Kesunyian kembali memenuhi kamar tidur.
Citra melihat obat yang dilemparkan pria itu ke tempat tidur, mengeluarkannya dan melihatnya. Itu semua adalah obat penenang agar trauma Citra tidak semakin buruk. Sepertinya Satya juga tahu betapa keras Citra menahan dirinya tadi malam.
