Pada jam delapan pagi, Satya menerima telepon dari penata rias sebelum Agnes tiba di rumah. "Tuan, Nona Citra tidak ada di apartemennya. Teleponnya juga tidak dapat dihubungi. Bisakah Anda menghubunginya?"
Satya mengerutkan kening, "Dia tidak ada di apartemennya?"
"Ya, tidak ada yang menjawab meski kami sudah menekan bel pintu berulang kali. Nona juga tidak menjawab telepon dari kami."
Bibir tipis Satya mengerucut, lalu dia berkata pelan, "Aku akan meneleponnya, kalian bisa menunggu sebentar."
"Baik, tuan."
Satya menutup telepon dan beralih untuk menelepon Citra. Benar saja, tidak ada yang menjawab. Dia menoleh ke arah pintu, lalu melihat Agnes di sana.
Agnes berlari ke arahnya dengan cepat, "Kakak!"
"Apakah kamu datang dengan kakak iparmu?"
"Tidak, aku baru saja mengantar kak Bening pulang, lalu pergi ke sini."
"Bukankah kamu mengatakan bahwa melihat pengantin wanita lebih menyenangkan? Kenapa kamu ke sini?"