Satya menatap mata merah Citra, terkadang dia benar-benar tidak mengerti makhluk seperti apa wanita ini.
Citra telah melihat semua luka di tubuh Satya. Saat itu karena Satya harus terus terjaga, dia terus membuat luka baru, jadi bekas luka ini terlihat banyak, tetapi tidak dalam. Jika tidak, saat efek obat perangsang itu menjadi lebih kuat, dia tidak akan bisa menahannya. Satya telah menjalani kehidupan di berbagai tempat, jadi dia memiliki banyak pengalaman, termasuk tentang penggunaan pisau. Dia bisa memperkirakan kedalaman sayatannya dengan sangat akurat.
Satya menundukkan kepalanya dan mencondongkan tubuhnya ke dekat wajah Citra. Napas hangat dari hidungnya disemprotkan ke wajah gadis itu, "Kamu merasa tertekan?"
Citra mengerucutkan bibirnya dan mengangguk. Bibir tipis pria itu menempel di telinganya yang putih dan lembut. Dia memegangnya lagi, dan menciumnya. Suaranya menjadi sedikit menggoda, "Baiklah, mengapa kamu tidak menciumnya untuk menebusnya?"