Di tengah angin dingin yang menerpa, hanya ada Arya dengan wajahnya yang suram dan sepasan kekasih yang sedang berpegangan tangan.
Wajah tampan Satya tidak mengalami perubahan, seolah-olah dia memilih untuk tidak mendengarkan percakapan Laras dan Arya. Dia tentu saja tidak ingin mengganggu urusan orang lain meski namanya disebut-sebut.
Citra melirik ke arah mobil mewah yang diparkir di tengah jalan, lalu memandang Arya dengan jijik. Dia pun berkata dengan jijik, "Arya, aku berkata seperti ini karena aku tidak peduli siapa dirimu, tapi kamu adalah pria yang paling murahan yang pernah ada di dunia ini. Kenapa rasa hormatmu pada wanita sangat rendah?"
Arya menyipitkan mata dan menatapnya dengan tatapan kosong.