Satya memberi penekanan pada kata "pria lain" di kalimat itu. Tatapan matanya sangat berbahaya.
Pria lain?
Citra tercengang, dan segera menyadari bahwa sikap Satya yang tidak normal ini mungkin karena dia tahu bahwa Citra makan siang dengan Miko hari ini.
Suara pria itu terdengar lagi. Kali ini tatapan matanya lebih dalam dari sebelumnya. "Citra, jika kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku, maka cintamu benar-benar murah."
Murah?
Citra merasa seperti tersengat listrik, terkejut dengan perkataan Satya. Ketika dia melihat wajah Satya yang masih memancarkan ekspresi biasa saja itu, hanya tatapannya yang lebih dalam, hati Citra terbakar oleh amarah. Pikirannya yang tadinya tenang menjadi tidak karuan sekarang, "Cintaku murahan? Memangnya kenapa? Kamu tidak perlu peduli dengan cintaku karena itu adalah sesuatu yang tidak kamu inginkan. Kamu tidak perlu peduli apakah itu murah atau mahal."