Gadis yang merupakan saksi mata kejadian itu hanya bisa menunduk pasrah. Dia tidak berani berkata yang sebenarnya dan mempermalukan Bunga di depan umum. Jika tidak, dia pasti akan mendapatkan akibatnya.
"Kamu…" Juwita merasa kesal.
Bunga melirik teman Juwita itu dan mencibir, "Kenapa? Kamu tidak punya saksi?"
"Aku melihatnya." Suara dingin terdengar tiba-tiba dalam suasana mencekam ini. Citra dengan malas melihat ke arah Bunga, "Aku melihat Juwita pergi dengan Bunga tadi, dan aku juga melihat bawahan Bunga dengan paksa membawa Juwita pergi."
Banyak orang melihat ke arah suara itu. Citra tidak menghiraukan mereka. Saat ini dia hanya duduk di sofa, memegang gelas anggur merah di satu tangan dan meletakkan pipinya di tangan yang lain. Dia menatap mereka dengan senyum santai di wajahnya.
Wajah Bunga berubah, dan kemudian dia mencibir lagi, "Kamu melihat seseorang secara paksa membawanya pergi dan kamu hanya menontonnya?"