"Kamu putus begitu aku kembali ke sini. Apakah kamu takut aku akan mengganggu tunanganmu, atau…" Juwita membiarkan kalimatnya tergantung. Jari-jarinya kini menempel di kerah jaket pria itu. Dia tersenyum sambil menjilat bibirnya, "karena kamu menyukaiku?" Kemudian, Juwita mencium dagu Satya.
Juwita adalah tipikal gadis super genit. Dia berani merayu orang-orang di depan umum. Kekasihnya bahkan sering melihat kelakuan Juwita yang seperti ini, tapi dia tidak marah, hanya saja wajahnya memerah karena cemburu.
Pintu lift terbuka. Sedetik sebelum bibir Juwita menempel pada dagu Satya, kakinya yang ramping melangkah keluar dari lift terlebih dahulu. Dia melakukan itu tanpa terburu-buru, seolah-olah dia tidak memedulikan perlakuan Juwita padanya sama sekali.
"A-apa? Dia tidak menggubrisku sama sekali?" Juwita merasa kesal. Dia dan Bening juga berjalan keluar dari lift, mengikuti Satya dan wanita di sebelahnya.