Satya berkata di belakangnya, "Bukankah kamu seharusnya bekerja sama dengan Miko untuk membalas perbuatanku? Kenapa menjadi Arya?"
Citra menggigit bibirnya, dan kemudian dia menjawab dengan ragu, "Jika kamu masih ingin bermain dengan Laras, tentu saja aku harus bekerja sama dengan Arya karena dia yang terlibat langsung dalam hubungan ini. Akan sangat tidak masuk akal untuk mengganggu Miko lagi, kecuali jika aku memang berencana untuk benar-benar menghabiskan sisa hidupku dengannya."
Satya mengerutkan kening. Apakah Citra berencana untuk menghabiskan sisa hidupnya bersamanya? Tanpa sepatah kata pun, dia membungkuk dan memeluk Citra.
Citra meronta-ronta, "Satya, apakah kamu tidak mengerti apa yang baru saja aku katakan?"
Satya memegangnya dengan kuat. Dia tidak membiarkannya melepaskan diri sambil berkata di telinganya, "Dia melindungimu dari pisau yang akan menusukmu. Apa kamu benar-benar melupakan perselingkuhannya sehari sebelum pernikahan saat itu?"
"Aku tidak akan lupa."