Citra menggelengkan kepalanya. Dia menatap Satya dengan tatapan mata yang datar, "Tidak."
Meski Citra menyangkalnya dengan serius, tapi Satya malah menjadi lebih tertarik. Dengan suara rendahnya, dia menggoda Citra, "Benarkah?"
"Benar. Aku hanya menunggumu kembali agar kamu bisa memasak untukku."
Pria itu mengangkat alisnya, masih menunggu kelanjutan dari kalimat Citra.
"Aku ingin makan makanan yang kamu masak, jadi aku meminta para pelayan istirahat."
Satya melihat penampilan Citra yang imut, hatinya sedikit melunak. Dia mengangkat tangannya dan mencubit wajahnya dengan gemas, "Kenapa bertingkah seperti bayi?" Ada senyuman hangat di wajahnya.
Di sisi lain, Citra sedikit cemberut, "Aku hanya ingin kamu memasak untukku, apakah itu terlalu berlebihan?"